Ilustrasi Fintech. (Foto: Shutterstock)
Dream – Layanan jasa keuangan berbasis teknologi (financial technology/fintech) berkonsep peer to peer lending kerap dipandang sebelah mata oleh investor, terutama investor “ senior”. Mereka meragukan keuntungan investasi di layanan terbaru ini.
“ Butuh waktu meyakinkan mereka,” kata Managing Partner Lynx Asia Partners, Djamal Attamini di Jakarta, Kamis 15 Desember 2017.
Menurut Djamal, investor generasi tua biasanya tak terlalu sering mengakses internet untuk memperoleh informasi, termasuk investasi di fintech P2P lending. Mereka cenderung mendapatkan informasi dari harian cetak dan media lainnya,
Hal ini tentu berbeda dengan generasi milenial yang sering mengakses internet.
Djamal mengklaim, return investasi di P2P lending sebetulnya terbilang cepat. Para peminjam biasanya memiliki tenggat waktu setahun untuk mengembalikan pinjaman. Return-nya terbilang menggiurkan.
“ Rata-rata pengembaliannya 15 persen per tahun,” kata dia.
Dia meyakinkan jika bisnis P2P lending benar-benar berjalan dengan baik dan banyak orang yang mengajukan pinjaman.
" Saat ini kami mengajak investor mature agar bisa berpartisipasi juga,” kata dia.
(Sah)
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
