Masyarakat Adat Seberuang (Dok AMAN)
DREAM.CO.ID - Masyarakat Adat hidup dan menjaga wilayah adatnya sebagai titipan leluhur yang kemudian diwariskan kepada generasi penerusnya. Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia juga memiliki banyak komunitas masyarakat adat.
salah satunya adalah Komunitas Masyarakat Adat Seberuang yang berada di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Melansir laman Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), terdapat ribuan warga Masyarakat Adat Seberuang yang tinggal di wilayah seluas lebih dari 21 ribu kilometer persegi.
Wilayah tersebut juga berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. “ Masyarakat Adat Seberuang hidup dengan cara yang amat sederhana... Hutan-hutan dijaga kelestariaannya,” ungkap Masihun, Ketua Badan Pengurus Harian AMAN Kalimantan Barat.
Pelestarian hutan adat dapat terjaga karena terhubung dengan kelembagaan adat dan berbagai ritual. Bagi Masyarakat Adat, hutan adalah tempat yang juga dianggap suci.
Komunitas Masyarakat Adat Seberuang juga menerapkan sistem zonasi. Ada area-area tertentu yang bolah diakses dan dimanfaatkan, tetapi ada kawasan yang memang memiliki batasan tegas dan sangat terbatas untuk bisa dimasuki oleh sembarang orang.
Ada yang menamakannya dengan sebutan hutan terlarang atau hutan keramat.
" Dan ladang-ladang masih hidup di sela-sela permukiman warga. Selain hutan, Masyarakat Adat juga memiliki tempat-tempat tertentu yang sakral. Itu menegaskan identitas asal usul serta kepemilikan wilayah adat kami," cerita Masihun.
![]()
Sebagian besar kawasan Sintang mencakup perbukitan dan hutan. Adapula tambang dan perkebunan berskala besar.
Banyak dari mereka yang berkebun sebagai mata pencaharian, dengan sawit dan karet sebagai komoditi utama. Lainnya berupa lada, kopi, durian, jengkol, dan bermacam tanaman buah.
Selain itu, ada banyak dari warga yang berburu mencari ikan, dan mengambil bahan makanan dari hutan dan sungai sekitar.
Masihun mengatakan dalam wawancaranya pada tahun 2021, di tengah tak menentunya harga sawit dan karet, mereka memiliki komoditi yang menjadi primadona dan tak diduga sebelumnya, yaitu jengkol.
Jengkol asal Sintang memiliki ciri buah yang besar dan telah dipasarkan hingga ke luar Kalimantan.
“ Jengkol tumbuh subur dan kualitasnya bagus. Dalam satu periode, panen bisa sampai 600 ratus ton dengan kualitas, produktivitas, dan nilai jual yang bagus," katanya.
Kawasan hutan di wilayah adat Seberuang, menyimpan nilai ekonomi yang sangat besar melebihi pendapatan daerah dan upah minimum regional di Kabupaten Sintang.
Berdasarkan studi valuasi ekonomi terhadap pengelolaan SDA berkelanjutan (berdasarkan data 2021), Komunitas Masyarakat Adat Seberuang memiliki nilai ekonomi untuk produk SDA (karet, jengkol, air, cabai, ikan, padi, tengkawang, dan lainnya) mencapai Rp27,14 miliar per tahun.
Sedangkan nilai ekonomi untuk jasa lingkungan (pengendali hodrologi, ekowisata, pemasok air, dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro), mencapai Rp11,35 miliar per tahun.
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Dulu Cupu Sekarang Suhu, Kiky Saputri Tantang Menteri Tanding Padel
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Riset: Si Paling AI, Orang Indonesia Ngebet Liburan Mancanegara pada Tahun 2026


Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun

Kisah Raihan Jouzu, Siswa SMP Ciptakan Bikin Spidol dari Kulit Bawang Putih

Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi