Ilmuwan: Puasa Meningkatkan Kesehatan

Reporter : Eko Huda S
Kamis, 18 Juni 2015 11:00
Ilmuwan: Puasa Meningkatkan Kesehatan
Ilmuwan Oxford mengungkapkan hubungan Ramadan dan kesehatan manusia.

Dream - Selama Ramadan, umat muslim yang sudah memenuhi syarat diwajibkan melaksanakan puasa selama sebulan penuh. Ibadah ini sudah dijalankan oleh jutaan umat muslim di muka Bumi. Selama berabad-abad.

Meski demikian, masih banyak orang bertanya, apa manfaat puasa? Sebulan penuh pula. Masih banyak yang ragu dan khawatir puasa selama sebulan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Sebab, dipaksa tak makan dan minum pada waktu siang selama sebulan.

Namun ternyata, kekhawatiran itu akhirnya tak punya kekuatan. Keraguan itu telah terjawab. Bukan hanya oleh fatwa ulama. Melainkan oleh beragam penelitian yang khusus mengkaji masalah puasa.

Simaklah penuturan ilmuwan dari Oxford, Razeen Mahroof, ini. Dia menyebut ada hubungan antara Ramadan dan kesehatan manusia.

" Ramadan tidak selalu dianggap sebagai kesempatan untuk menurunkan berat badan karena aspek spiritual lebih ditekankan daripada aspek kesehatan. Namun, ini adalah kesempatan besar untuk mendapatkan manfaat fisik juga," kata Mahroof sebagaimana dikutip Dream dari laman nhs.uk, Kamis 18 Juni 2015.

Dalam Kongres Internasional Kesehatan dan Ramadan yang dihelat di Casablanca, Maroko, pada 1994, ditampilkan 50 hasil studi manfaat medis puasa Ramadan. Berdasarkan berbagai penelitian tersebut, diketahui bahwa puasa bisa meningkatkan kesehatan bagi mereka yang menjalankan.

Menurut Mahroof, dalam kondisi biasa, glukosa tubuh yang tersimpan di hati menjadi sumber utama energi. Selama puasa, cadangan gula dengan segera akan habis. Setelah itu, maka lemaklah yang menjadi sumber energi tubuh manusia.

Dari situ, banyak pula yang masih bertanya. Setelah glukosa dan lemak habis, maka yang menjadi sumber energi adalah protein. Jika sudah begitu, maka akan sangat buruk bagi tubuh.

Itu memang benar untuk mendiskripsikan " kelaparan" secara teknis. Namun dalam puasa Ramadan bukankah ada batasnya? Berbuka setelah matahari tenggelam dan makan sahur sebelum fajar.

Bagaimanapun juga, puasa Ramadan tidak akan membuat manusia pada tahap " kelaparan" itu. Sebab, sejak berbuka dan sahur itu, diperkenankan untuk makan. Saat itulah energi tubuh bisa digantikan.

Mahroof menjelaskan, jika glukosa tubuh sudah habis, dan peran penyuplai energi digantikan oleh lemak, maka ini bagus bagi tubuh. Sangat membantu untuk menurunkan berat badan. Menurunkan kolesterol. Sudah begitu, bisa mengurangi tekanan darah.

" Proses detoksifikasi juga terjadi, karena racun yang tersimpan dalam lemak tubuh dilarutkan dan dikeluarkan dari tubuh," tambah Mahroof.

Meski demikian, yang harus diperhatikan adalah keseimbangan antara makan dan minum selama puasa. Selain itu, juga harus memperhatikan menu makanan yang seimbang. " Anda harus mengonsumsi makanan yang seimbang, dengan proporsi yang tepat antara karbohidrat, lemak, dan protein," ujar Mahroof.

Meningkatkan hormon kebahagiaan....

1 dari 1 halaman

Hormon Kebahagiaan

Hormon Kebahagiaan © Dream

Setelah beberapa hari puasa, kata Mahroof, dalam darah akan muncul endorfin atau yang dikenal dengan " hormon kebahagiaan" . Inilah yang sangat penting. Sebab, dengan demikian akan membawa orang-orang yang berpuasa menjadi lebih merasa bahagia.

Pada minggu pertama Ramadan, tubuh masih beradaptasi dengan rasa lapar dengan melepaskan sejumlah besar katekolamin --hormon yang dilepaskan tubuh untuk merespons rasa stres--, termasuk epinefrin (adrenalin), norepinefrin, dan dopamin serta gluco-corticoids, hormon steroid yang terlibat dalam mengatur respons kekebalan tubuh, dan metabolisme glukosa.

Semua bahan kimia itu juga dilepaskan selama fase yang dikenal sebagai respons 'fight or flight'. Setelah beberapa saat, tubuh merespons stres ini melalui peningkatan bahan kimia pelindung dan perasaan nyaman.

Penelitian yang dilakukan Michelson dan kawan-kawan pada 2009 menunjukkan bahwa puasa menjadi terapi mujarap terhadap pasien dengan gejala depresi. Mekanisme itu belum diketahui, tetapi kemungkinan besar terkait dengan pelepasan endorfin selama puasa.

Penelitian Michelson pada 2003 juga menunjukkan bahwa setelah 8 hari puasa, akan meningkatkan kualitas tidur bila dibandingkan sebelum menjalani puasa.

Beri Komentar