Shutterstock
Dream - Kanker serviks hingga saat ini menjadi penyakit yang mengancam kaum hawa. Kasusnya masih cukup tinggi, dengan angka kematian rata-rata yang tinggi pula.
Merujuk data Kementerian Kesehatan per 31 Januari 2019, kasus kanker serviks sebesar 23,4 persen per 100 ribu penduduk. Sedangkan angka kematian rata-ratanya mencapai 13,9 persen per 100 ribu penduduk.
Kanker yang disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus) terutama tipe 16 dan 18 ini memiliki rata-rata kematian yang cukup tinggi. Ini karena gejala kanker tidak muncul pada stadium awal.
Gejala atau keluhan biasanya baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium 2 atau lebih.
“ Gejala terbanyak adalah pendarahan, itu yang membuat wanita datang ke rumah sakit,” jelas dr Dr. dr. Bambang Dwipoyono, Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan Onkologi Ginekologi RS Pondok Indah, pada konferensi virtual RSPI, Jumat 4 Februari 2022.
Selain pendarahan pada penderita kanker serviks, terdapat beberapa gejala lain seperti cairan di vagina atau keputihan yang banyak, berwarna kemerahan karena tercampur darah, dan berbau tidak sedap.
Juga nyeri di daerah panggul, pinggang, tungkai atas, dan tulang (metastasis). Bahkan bisa menyebabkan sesak napas.
“ Jika sudah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan sesak napas,” tambah dr. Bambang Dwipoyono.
Kanker serviks merupakan penyakit tidak menular namun penyebabnya dapat menular. Kanker ini mengincar perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual.
Munculnya kanker serviks sebenarnya dapat dideteksi dini dan penyebarannya tidak cepat. Jadi diperlukan fase yang panjang dari tahap infeksi sampai menjadi kanker.
Upaya pencegahan sejak dini menjadi penting dilakukan. Jangan sampai keadaan sudah mencapai kanker karena akan sulit disembuhkan.
Sebelum terlambat, lebih baik cegah penyebaran kanker serviks melalui pencegahan primer berupa vaksinasi HPV.
“ Vaksin ini disuntikan, pada usia 10-14 tahun sebelum aktif secara seksual. Biasanya diberikan 3 kali pemberian dan saat ini belum ada informasi untuk booster. Jadi 3 kali pemberian ini cukup baik untuk memproteksi,” tambah dr Bambang.
Walaupun pada usia muda sudah melakukan vaksin namun skrining tetap harus dilakukan beberapa tahun setelah menikah dan aktif melakukan hubungan seksual.
Salah satunya dengan tes pap smear. Pengecekan dengan mengambil lendir dari area dalam vagina dan diperiksa di laboratorium ini dapat mendeteksi ada atau tidaknya sel-sel kanker.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati