Dream – Kasus kanker serviks di Indonesia tergolong sangat tinggi. Dikutip dari UI.ac.id, menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2% dari seluruh kanker pada wanita.
Jumlah ini memiliki angka mortalitas (komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat mengurangi jumlah penduduk) yang tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker. Apabila dibandingkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia pada 2008, terjadi peningkatan dua kali lipat.
Dikutip p2ptm.kemkes.go.id, hampir 95% kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV, yaitu virus papiloma (human papilloma virus). Untuk mencegah virus tersebut menjadi cikal bakal kanker, sebenarnya sudah ada vaksin HPV.
Vaksin HPV sudah bisa didapatkan secara gratis untuk anak usia 5 hingga 11 tahun di Puskesmas. Kini kabar gembiranya, vaksin HPV juga akan diberikan untuk anak usia 15 tahun. Berikut fakta-fakta soal vaksin HPV yang penting diketahui, dikutip dari Halodoc.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, program bebas biaya vaksin HPV utamanya diberikan kepada anak perempuan kelas 5 SD/MI/sederajat atau anak usia 11 tahun (bagi anak usia sekolah yang tidak bersekolah) untuk dosis pertama.
Dosis keduanya diberikan 6-12 bulan kemudian. Pada 2024, Kementerian Kesehatan RI juga mulai menargetkan perluasan jangkauan vaksinasi gratis ini hingga anak berusia 15 tahun.
Pemberian imunisasi ini gratis atau tidak dipungut biaya sepeserpun. Prosedurnya dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS pada bulan Agustus setiap tahunnya.
Saat anak mendapat vaksin HPV, tubuh mereka akan membuat protein yang disebut ‘antibodi’ guna melawan virus. Antibodi ini yang akan memberikan perlindungan kuat dari virus HPV. Paparan virus tersebut menyebabkan infeksi yang berhubungan dengan berbagai jenis kanker. Termasuk kanker serviks, vagina, vulva, penis, anus, bahkan orofaringeal (tenggorokan belakang).
Tak hanya untuk anak-anak saja, wanita dewasa yang sudah aktif melakukan hubungan seksual juga perlu melakukan suntik HPV. Hal tersebut tertuang dalam studi HPV vaccination and the risk of invasive cervical cancer yang terbit pada The New England Journal of Medicine.
Studi mengonfirmasi bahwa tindakan vaksin HPV secara luas secara signifikan, mengurangi jumlah perempuan yang terkena kanker serviks. Hampir 1.7 juta perempuan yang menerima vaksinasi sebelum usia 17 tahun, mengalami penurunan insiden kanker serviks sebesar hampir 90 persen.
Sebaiknya lakukan vaksinasi saat anak masih berusia 9 hingga 12 tahun. Usia tersebut paling efektif, sebab dalam rentang usia tersebut tubuh menghasilkan antibodi paling banyak terhadap HPV.
Rekomendasi pemberian vaksin HPV bisa dimulai dari anak-anak dan orang dewasa usia 9 sampai 26 tahun. Dewasa usia 27 sampai 45 tahun sesuai rekomendasi Food and Drug Administration (FDA), yang pemberiannya hingga usia 45 tahun, dan menunda vaksinasi HPV sampai setelah kehamilan.
Vaksin HPV umumnya diberikan dalam bentuk serangkaian dosis. Jumlah dosis dalam vaksinasi dapat bervariasi, tergantung pada usia penerima dan rekomendasi dari tim medis terkait.
5. Efek Samping Ringan Pasca Vaksin
Vaksin HPV telah melewati uji keamanan yang ketat sebelum diedarkan secara massal. Sama seperti vaksinasi lainnya, ada efek samping ringan yang mungkin saja terjadi dan akan hilang dengan sendirinya.
Efek yang mungkin muncul antara lain, sakit kepala, demam, rasa sakit, kemerahan, dan bengkak di tempat suntikan.
Beberapa anak bisa mengalami efek samping yang lebih serius, misalnya, reaksi alergi atau pingsan.
Sumber: Halodoc/ UI.ac.id/ Kemkes.go.id
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN