Ilustrasi Ilmuwan Muslim (theeconomist.com)
Dream - Dunia pengetahuan tak pernah meragukan sumbangan ilmuwan muslim yang jumlahnya tak terhitung. Ibnu Sina dan Khawarij adalah sebagian kecil dari pemikir muslim yang diakui dunia barat.
Tak hanya ilmu, dunia muslim juga banyak menyumbangkan sejumlah inovasi bagi peradaban manusia.
Sayang seiring zaman, sumbangsih para inovator muslim ini sudah banyak dilupakan masyarakat dunia, khususnya umat muslim.
Mengutip laman Islam.ru, Senin, 13 Oktober 2014, berikut adalah lima inovasi ilmuwan muslim yang mengubah peradaban dunia: (Ism)
Dream - Tak kurang 1,6 miliar cangkir kopi telah diseruput masyarakat dunia setiap harinya. Jutaan manusia bahkan bergantung pada kopi sebagai bagian dari rutinitasnnya.
Sayang, tak banyak orang tahu jika kopi adalah minuman khusus temuan para umat muslim.
Merujuk pada catatan sejarah, kopi pertama kali populer sebagai minuman khusus warga Yaman pada 1.400 masehi. Menurut legenda, para penggembala di Yaman, sebagian mengatakan Ethiopia, menemukan gembalanya menjadi sangat energik begitu memakan bagian tertentu dari sebuah pohon.
Penasaran dengan kelakuan aneh hewan gembalanya, salah seorang penggembala memberikan diri untuk mencoba minuman energi para kambing tersebut.
Alhasil, aktivitas membakar kopi dan mencampurnya dengan air panas untuk menghasilkan minuman bertenaga jadi sebuah tradisi. Inilah awal mula kelahiran kopi.
Meski legenda ini masih tanda tanya, kopi terus berkembang dari dataran tinggi Yaman ke sejumlah wilayah jajahan kerajaan Ottoman. Sejumlah warung khusus menawarakan koi bermunculan di kota muslim seperti Kairo, Istanbul, Damaskus, dan Baghad. Dari kota muslim inilah kopi menyebar ke belahan negara Eropa melalui kota pelabuhan Venisia.
Meski dilabel sebagai minuman orang Islam oleh otoritas katholik, kopi menjadi bagian dari budaya Eropa. (ism)
Dream - Meski banyak murid sekolah yang membenci pelajaran matematika, temuan Aljabar ini merupakan salah satu kontribusi terbesar dari zaman keemasan Islam.
Aljabar dikembangkan oleh ilmuwan besar dan ahli matematika, Muhammad ibnMusa al-Khawarizmi yang lahir antara 780-850 masehi di Persia dan Irak.
Dalam bukunya Al-Kitab al-mukhtaar fi isab al-jabr wa-l-muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), Khawarizmi menyusun empat prinsip dasar of persamaan aljabar.
Nama buku itu sendiri mengandung kata " al-jabr" , yang berarti " selesai" , dari mana aljabar kata Latin berasal. Awalnya, kelahiran aljabar hanya dipakau untuk memecahkan masalah dunia nyata seperti perhitungan zakat dan pembagian warisan.
Buku karya Khawarizmi ini lalu diterjemahkan kedalam bahasa Latin di Eropa pada 1.000-1100 masehi. Karya ilmuwan muslim ini lebih dikenal dengan sebutan algoritma. Tanpa temuan Khawarizmi, aplikasi modern matematika seperti di bidang teknik mungkin takkan pernah ada. (Ism)
Dream - Di bidang pendidikan, umat muslim juga menghasilkan karya yang berperan besar dalam peradaban manusia. Di awal berdirinya Islam, masjid berperan ganda sebagai tempat ibadah dan sekolah. Seiring membesarnya umat Islam, para pendidik membutuhkan lembaga formal pendidikan bagi anak-anak. Nama Madrasah dipakai untuk lembaga formal itu.
Madrasah formal pertama adalah al-Karaouine yang dibangun pada 859 M oleh Fatima al-Fihri di Fes, Marok. Sekolah ini bisa menarik perhatian dari anak didik dari Afrika Utara.
Di sekolah ini juga diperkenalkan konsep ijazah sebagai bukti kelulusan seorang murid yang dianggap telah mengerti dan menguasai materi pendidian. (Ism)
Dream - Siswa sekolah menengah dan universitas di dunia barat mungkin sudah mengenal akrab dengan Marching band. Terdiri dari ratusan musisi, sebuah tim marching band bergerak menuju lapangan untuk menghibur para penonton dan atlet.
Siapa sangka, jika konsep Marching Band lahir dari dunia musli. Sebagai bagian dari pasukan elite Jannisarry dari kerajaan Ottoman, sebuah tim marching sengaja dibentuk untu memainkan musik dengan keras di sebuah laga pertempuran. Tujuannya untuk menakuti musuh sekaligus memompa semangat para prajurit.
Hingga suatu saat, pasukan kristen Eropa juga mulai meniru konsep band militer untuk menakuti para musuhnya. Sebuah kisah mengabarkan, usai kerajaan Ottoman takluk pada 1683, pasukan muslim meninggalkan lusinan peralatan muslim dalam markasnya. (Ism)
Dream - Sulit untuk membayangkan dunia tanpa fotografi. Jutaan dollar AS seperti Instagram dan Canon dibangun dari ide menangkap cahaya melalui sebuah film.
Praktik ini mungkin takkan bisa ditemui pada abad XII. Sampai Ibn al-Haytham, seorang ilmuwan muslim mengembangkan konsep titik cahaya sekaligus untuk pertama kalinya menggambarkan cara kerja kamera.
Bekerja di pusat kerajaan Kairo pada awal 1.000 M, Ibn al-Haytham merupakan salah satu ilmuwan besar di masanya. Al-Haytham merupakan ilmuwan pertama yang menyadari jika sebuah lubang kecil ditempatkan disebuah kotak bercahaya, bayangnya dari cahaya yang keluar dari gambar diproyeksikan melalui lubang tersebut dan menciptakan gambar di dinding. Dia menyadari semakin kecil lubang cahaya, semakin tajam kualitas gambar yang muncul.
Tanpa temuan al-Khaytam ini, dunia takkan bisa menemukan kamera dan proyektor yang bisa menangkap objek gambar. Lebih dramatis lagi, takkan ada kamera modern yang bisa digenggam masyarakat era digital seperti saat ini. (Ism)
Advertisement
5 Tips Memilih Sabun Wajah untuk Pria, Jangan Sampai Salah
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi
Anak SMA Perlihatkan Bekal Steak Wagyu yang Disiapkan Ibu, Netizen: MBG Auto Minder
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas 2025: Panggung Inspiratif Penuh Haru dan Inovasi Pelaku Usaha Lokal
Hypophrenia, Kondisi saat Seseorang Mendadak Sedih Tanpa Alasan
Belajar Ilmu Perencanaan Keuangan dengan Komunitas Cerita Uang
Anak Muda Perlu Waspada, Varises Bukan Sekadar Masalah Penampilan Menurut Indonesian Vein Center
Futuristik Abis! Penampakan Riyadh Metro di Arab Saudi yang Telan Biaya Rp364 Triliun
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi