Alami Pelecehan, Muslimah Ini Gugat Kota New York

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 18 September 2015 12:02
Alami Pelecehan, Muslimah Ini Gugat Kota New York
Soliman dipaksa melepas hijabnya oleh polisi untuk difoto. Dia lalu mengajukan gugatan atas perlakuan tersebut ke pengadilan.

Dream - Mervat Soliman, 53 tahun, berusaha keras mempertahankan hijabnya dalam kehidupan sehari-hari di New York, Amerika Serikat. Sampai suatu hari, kesabarannya benar-benar diuji.

Soliman mengaku telah dipaksa melepas hijabnya oleh kepolisian New York untuk kepentingan pelengkapan dokumen. Polisi mewajibkan muslimah ini melepas hijabnya untuk berfoto.

" Saya merasa seperti orang yang ditelanjangi," kata Soliman kepada Daily News, dikutip Dream dari onislam.net, Jumat, 18 September 2015.

Muslimah kelahiran Mesir itu mengungkapkan perasaannya setelah dipaksa untuk melepas hijab oleh polisi NYPD Januari lalu. Atas perlakuan itu, dia mengajukan gugatan ke pengadilan.

Soliman ditangkap oleh polisi awal tahun ini setelah terlibat perselisihan dengan tetangga atas tempat parkir di luar rumahnya di Glendale, California.

Dalam tuntutan setebal 25 halaman yang diajukan di Pengadilan Federal Brooklyn, Soliman dipukul tetangganya dan disebut 'teroris'.

Ketika tiba di tempat kejadian, polisi menangkap dan melepas hijabnya saat dia dimasukkan ke ambulan.

Soliman kemudian meminta hijabnya dikembalikan, namun ditolak polisi dan sebagai gantinya, perawat di ambulan memberinya sarung bantal untuk menutupi kepalanya.

" Ini adalah Amerika, kami tidak peduli," kata seorang perwira saat Soliman menyatakan keberatan diambil fotonya tanpa hijabnya.

NYPD juga menolak permohonannya agar proses pengambilan foto itu dilakukan oleh polisi wanita di ruang tertutup.

" Sebaliknya, foto Soliman diambil di depan mata beberapa petugas dan staf laki-laki," kata tuntutan tersebut.

Sementara itu, juru bicara Departemen Hukum kota New York mengatakan, " Gugatan ini akan ditinjau ulang" .

Sengketa yang kurang lebih sama tentang tempat parkir di North Carolina bahkan berakhir dengan pembunuhan brutal terhadap tiga pemuda muslim Februari lalu.

Deah Shaddy Barakat, 23, istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha, 21, dan adiknya Razan Muhammad Abu-Salha, 19, ditemukan tewas di sebuah kompleks kondominium di luar kampus di Chapel Hill.

Pria bersenjata, yang diidentifikasi sebagai Craig Stephen Hicks, 46, dilaporkan menyerahkan diri ke polisi setelah membunuh tiga tetangga muslimnya itu.

Sejak serangan teror ke Menara Kembar WTC di New York pada 11 September 2001 silam, muslim Amerika, yang diperkirakan berjumlah antara 6 sampai 7 juta jiwa, sering mengalami pelecehan hak-hak sipil.

Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh Economist dan YouGov menemukan bahwa sebanyak 73 persen warga Amerika yakin muslim Amerika sering menjadi korban diskriminasi.

Beri Komentar