Aneurisma Otak, Pemicu Strok yang Sulit Dideteksi

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 10 Oktober 2019 08:13
Aneurisma Otak, Pemicu Strok yang Sulit Dideteksi
Terjadi pelebaran dinding pembuluh darah akibat lemahnya struktur dinding

Dream - Tahukah Sahabat Dream penyebab kematian terbesar dunia? Jawabannya adalah strok. Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2018, angka penderita penyakit tersebut di Indonesia naik dari 7 persen (2013) menjadi 10,9 persen.

Dari sekian banyak penyebab penyakit itu, salah satunya adalah aneurisma otak. Aneurisma sendiri bisa diartikan sebagai pelebaran dinding pembuluh darah akibat lemahnya struktur dinding tersebut.

Hal ini umumnya terjadi pada pembuluh arteri seperti di otak, jantung, aorta, arteri poplitea, dan lain-lain. Kondisi itu membuat organ tersebut seakan membentuk " balon" yang bisa pecah sewaktu-waktu.

Salah satu yang paling berbahaya dan mematikan adalah aneurisma otak. Menurut dokter spesialis saraf di RS Pondok Indah - Pondok Indah, Rubiana Nurhayati, kondisi tersebut diperkirakan terjadi pada 1 dari 100 orang.

" Sebenarnya belum diketahui penyebabnya sampai sekarang, namun diduga adalah kelainan bawaan," kata Rubiana seperti dikutip dari Liputan6.com.

1 dari 5 halaman

Tanpa gejala

6 Titik Ajaib di Tubuh Untuk Hilangkan Sakit Kepala Tanpa Obat

Menurutnya ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu aneurisma otak. Beberapa di antaranya adalah merokok, konsumsi alkohol, serta hipertensi. Ternyata, wanita juga lebih berisiko terkena masalah aneurisma otak.

Kondisi yang berbahaya adalah ketika aneurisma otak pecah. Hal tersebut bisa membuat darah merendam otak dan mengakibatkan strok. Sayangnya, seringkali terjadi tanpa disadari gejalanya.

Jika tidak pecah, 90 persen aneurisma seringkali tanpa gejala. Hanya 7 persen yang menimbulkannya. Sehingga, 10 persen penderita biasanya tahu secara tak sengaja.

" Kadang-kadang dia tidak bergejala karena (ukurannya) terlalu kecil karena sampai meninggal pun orang bisa tak sadar punya aneurisma," kata Rubiana.

2 dari 5 halaman

Skrining

Ketika aneurisma otak sudah pecah, seseorang bisa terkena strok, koma, bahkan menyebabkan kematian. Maka dari itu, pencegahan dengan skrining penting agar seseorang dengan kondisi itu tidak mengalami hal-hal yang lebih fatal.

Bahaya Migrain Datang, Kamu Wajib Waspada

" Aneurisma tidak ada gejala, tetapi kalau dia pecah, penderita aneurisma akan memiliki mortalitas hingga 50 persen," kata dokter spesialis bedah saraf RS Pondok Indah - Pondok Indah, Mardjono Tjahajadi .

 

3 dari 5 halaman

Kenali Gejalanya

Jika bertahan pun, pasien akan mengalami kecacatan karena strok. Potensi kembali normal pun hanya 15 dari 100 orang. 

Jika seseorang memiliki gejala seperti sakit kepala berdenyut dan kesemutan di satu sisi tubuh yang sering timbul dan hilang, serta memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga, usia di atas 40 tahun, perempuan, serta merokok dan konsumsi alkohol, tak usah takut untuk memeriksakan diri. 

Nantinya otak akan diperiksa dengan dengan MRI (Magnetic resonance imaging), MRA (magnetic resonance angiography), serta jika diperlukan DSA (Digital Subtraction Angiography).

Terkuak Alasan Wanita Lebih Rentan Terserang Migrain

Pecahnya aneurisma otak hingga strok masih dicegah dengan dua cara yaitu clipping atau menjepit " balon" pada pembuluh darah serta coiling atau menyumbatnya.

" Jadi mendingan kita preventif, jangan sampai menunggu pecah. Kalau sudah pecah ya sudah jadi strok," kata Rubiana menegaskan.

Laporan Giovani/ Sumber: Liputan6.com

4 dari 5 halaman

Mereka yang Berusia 30an Tak Sadar Diintai Strok

Dream - Serangan strok begitu tiba-tiba. Sebagian besar orang menganggap strok hanya terjadi pada mereka yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Padahal, strok juga bisa terjadi di usia 30an.

Strok, seperti dikutip dari World of Buzz, terjadi ketika pasokan darah ke otak terhambat oleh arteri yang tersumbat atau pecah. Kondisi itu membuat asupan oksigen dan nutrisi tak mencapai otak.

Serangan Strok Bisa Terjadi Saat Tidur, Kenali Gejalanya

Dalam beberapa menit, sel-sel otak mulai mati dan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Singapore Stroke Registry menunjukkan bahwa jumlah pasien strok muda berusia antara 15 dan 59 tahun telah meningkat sekitar 30 persen dari 1.627 pada 2007 menjadi 2.122 pada 2016.

Meskipun telah terbukti bahwa strok tidak membedakan usia, kaum muda biasanya tidak merasa mereka berisiko terserang strok. Hal ini dapat menyebabkan beberapa sikap apatis yang berbahaya.

Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Universitas Teknologi Nanyang terhadap 400 pemuda berusia 25 hingga 34 tahun menemukan bahwa 57 persen orang muda berpikir mereka tidak akan terkena strok karena mereka masih muda, dan bahkan lebih mengkhawatirkan lagi, 66 persen dari kelompok itu tidak tahu gejala strok.

" Strok yang terjadi pada kaum di bawah 60 tahun adalah cerminan dari pilihan gaya hidup yang buruk seperti merokok, pola makan tak sehat, dan obesitas. Perokok khususnya, berisiko lebih tinggi terkena strok," ujar dr. Shekhawat Ravindra Singh, konsultan kardiovaskuler dari Departemen Neurologi di National Neuroscience Institute, Singapura.

5 dari 5 halaman

Wajib Tahu Gejala Strok

Tidak seperti serangan jantung, kebanyakan strok tidak menimbulkan rasa sakit. Penting untuk mengetahui gejala awal strok, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Bahkan, pemeriksaan CT scan tidak menunjukkan strok dengan baik dalam 24 jam pertama.

Awas, Ini Penyebab Gusi Bengkak

Ciri khas dari gejala strok adalah kecepatannya. Jika terjadi kemunculan tiba-tiba dari salah satu gejala di bawah ini, harus ke rumah sakit secepat mungkin. Perhatikan dan waspada.

- Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan atau tungkai, terutama pada satu sisi tubuh
- Kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
- Kesulitan melihat di satu atau kedua mata
- Kesulitan berjalan, pusing atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi
- Tiba-tiba, sakit kepala parah tanpa sebab yang diketahui.

Beri Komentar