Dream - Jantung manusia ibaratkan sebuah rumah yang di dalamnya ada dinding, pintu, ruangan-ruangan, kabel listrik, dan pipa air yang masing-masing berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Sebelumnya, kita sering mendengar istilah penyakit yang berkaitan dengan jantung, seperti jantung koroner dan gagal jantung.
Pernahkah Sahabat mendengar istilah penyakit aritmia?
Aritmia, dikutip dari RS Pondok Indah, merupakan gangguan pada irama jantung, atau abnormalitas penjalaran impuls listrik ke miokardium. Penderita aritmia dapat merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Kondisi tersebut membuat penyakit ini sering disebut terjadi karena adalah masalah “kabel listrik” di dalam jantung. Orang yang terkena aritmia ini, detak jantung terasa tidak normal, bisa ditandai dengan adanya detak tambahan, detak jantung bisa tiba-tiba cepat, atau tiba-tiba pelan.
Detak jantung normal orang dewasa sendiri berkisar antara 60 hingga 100 detak per menit. Sederhananya, penyakit ini seperti permasalahan aliran listrik yang tak kasat mata pada jantung.
Menurut dr. Alexandra Gabriella, spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pondok Indah, aritmia biasanya ditandai dengan gejala jantung yang berdebar, detak jantung yang terlewat, dan detak jantung terasa tidak teratur. Tak hanya itu, pasien juga bisa mengalami pusing, lemas, sesak napas, pingsan, dan rasa tak nyaman di dada.
" Cara paling sederhana untuk mendiagnosis gejala penyakit ini yaitu melalui rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG). Namun, masih banyak metode yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini mulai dari menggunakan bantuan smart watch, holter monitoring yang dilakukan oleh ahli atau dokter spesialis jantung, dan EKG portable," kata dr. Alexandra, di Media Class, di Jakarta, 7 Juni 2024.
Jenis penyakit Aritmia sendiri dibagi menjadi dua, yaitu Aritmia (malignant) dan Aritmia jinak (benign). Untuk Aritmia Malignant bisa membuat seseorang pingsan dan mengalami henti jantung secara mendadak.
Jika hal tersebut tidak tertolong, maka dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan, Aritmia Benign bisa terjadi dalam waktu yang panjang dan bisa berisiko menimbulkan penyakit gagal jantung, menurunkan fungsi pompa jantung, dan stroke.
“Bayangkan aja kalau di rumah ada listrik yang konslet tapi dibiarin aja gitu. Berpengaruh gak sih? Ya pasti suatu saat bisa bikin kebakaran. Nah ini juga sama, ini listrik jantungnya bermasalah dibiarin aja, ya bisa beresiko. Nanti fungsi pompa jantungnya bisa turun atau berakibat stroke,” ujar dr. Alexandra.
Aritmia bisa disebabkan karena beberapa hal, antara lain konsumsi obat pilek atau obat alergi, sleep apnea, hipertensi, diabetes, gangguan elektrolit (kelebihan atau kekurangan kalium), gangguan tiroid (seperti hipertiroidisme), kelainan katup jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung koroner, dan serangan jantung.
Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat. Seperti tidak mengelola stres dengan baik, kurang tidur, merokok, penyalahgunaan narkoba, minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan.
Laporan Aykaputri Amalia
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN