Fakta Unik Menguap, Bukan Hanya Pertanda Mengantuk

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 7 Februari 2022 10:24
Fakta Unik Menguap, Bukan Hanya Pertanda Mengantuk
Siapa yang suka menguap? Mungkin hal ini belum kamu ketahui.

Dream - Jelang malam, saat tubuh dan mata juga lelah, mulut seringkali menguap. Begitu pun ketika pagi saat harus bangun dan mandi lalu bekerja. Masih ada sedikit rasa kantuk tapi kita harus bangun, menguap jadi hal lumrah.

Menguap menurut Sleep Foundation, merupakan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mendinginkan suhu otak yang terlalu panas. Sebenarnya menguap bukan hanya pertanda kalau tubuh mengantuk dan butuh istirahat.

Bisa juga ada kondisi lain dalam tubuh. Penasaran apa saja? Simak fakta-fakta unik seputar menguap yang mungkin belum kamu tahu, dikutip dari KlikDokter.com.

1. Membuat tubuh lebih segar
Menguap bisa membuat tubuh segar kembali. Efek ini disebabkan oleh adanya rangsangan dari arteri carotid yang tertekan saat gerakan menguap. Nah, tekanan pada arteri carotid mengakibatkan aliran darah di area wajah meningkat. Tubuh kemudian merespons dengan melepaskan hormon adenosin dan katekolamin. Kedua hormon tersebut berperan untuk membuat tubuh terasa segar.

2. Bosan
Fakta menarik lainnya tentang menguap, yaitu kamu bisa menguap ketika mengalami kebosanan. Menurut penelitian, menguap erat kaitannya dengan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, berlangsung cukup lama, dan menstimulasi rasa jenuh. Contohnya, kegiatan belajar di kelas, menyetir, belajar, dan menonton televisi.

 

1 dari 5 halaman

3. Mengurangi rasa tidak nyaman di telinga

Inilah Alasan Mengapa Menguap Bisa Menular

Sering merasa aneh pada telinga ketika berpindah dari tempat tinggi ke tempat rendah, atau sebaliknya? Biasanya ‘keanehan’ tersebut akan hilang ketika menguap. Faktanya, menguap merupakan mekanisme pertahanan tubuh saat berada di ketinggian. Dengan menguap, maka mengurangi tekanan udara di dalam telinga tengah dan menyamakan dengan tekanan udara luar.

 

 

2 dari 5 halaman

4. Empati

Fakta menguap yang satu ini mungkin pernah Anda dengar. Lalu, mengapa menguap dihubungkan dengan rasa empati? Saat seseorang menguap, biasanya orang di sekitarnya akan ikut menguap. Menurut penelitian, aktivitas ini memang bersifat menular dan merupakan bentuk komunikasi untuk menunjukkan rasa empati kepada orang lain.

5. Terlalu Banyak Makan
Saat mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak, tubuh secara otomatis akan mengurai makanan dengan bantuan oksigen. Saat semua oksigen disalurkan pada organ pencernaan, otak akan kekurangan pasokan oksigen sehingga terjadi reaksi menguap.

Liat fakta unik lainnya di sini.

3 dari 5 halaman

Inilah Penjelasan Mengapa Menguap Bisa Menular

Dream - Cobalah sesekali untuk tidak ikut menguap saat orang di dekatmu melakukannya. Mungkin Sahabat Dream cukup sulit menahan agar tidak ikut menguap.

Menurut sebuah studi baru di Inggris, alasan sulit untuk tidak ikut menguap tersebut dipengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab atas fungsi motorik.

Para ilmuwan merujuk dorongan untuk ikut menguap tersebut sebagai 'menguap yang menular' atau istilah mereka 'Echophenomenon'.

Dengan kata lain, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology, itu adalah sebuah peniruan otomatis terhadap perilaku orang lain.

Jenis lain dari Echophenomenon ini termasuk ‘echolalia’ (meniru kata-kata seseorang) dan ‘echopraxia’ (meniru tindakan seseorang).

shutterstock

Penulis studi senior, Georgina Jackson, mengatakan menguap yang menular sebenarnya bukan hal yang unik bagi manusia.

 

4 dari 5 halaman

Profesor neuropsikologi kognitif di University of Nottingham di Inggris itu mengatakan binatang seperti anjing dan simpanse, juga mengalami fenomena itu.

Tetapi alasan mengapa mereka mengalami fenomena menguap yang menular ini, tidak diketahui.

Untuk mempelajari apa yang terjadi di otak ketika seseorang 'meniru' orang lain untuk menguap, para peneliti mengamati 36 orang dewasa.

Mereka diminta untuk menonton klip video orang lain yang sedang menguap. Menggunakan stimulasi magnetik transkranial (TMS), para peneliti mengukur aktivitas otak para peserta selama percobaan.

Setelah itu mereka diminta untuk menahan diri agar tidak menguap atau membiarkan diri menguap sebebasnya.

Kelompok peserta lainnya diminta untuk melakukan hal yang sebaliknya. Tapi kepala mereka diberi alat untuk mensimulasikan motorik korteks yang diduga bertugas mengontrol menguap.

5 dari 5 halaman

Semakin Ditahan Semakin Ingin Menguap

Hasilnya cukup mengejutkan. Para peneliti menemukan bahwa hanya sebagian peserta yang mampu menahan diri agar tidak menguap.

Hanya sedikit yang tak mampu menahan diri untuk menguap secara penuh. Tapi jumlah orang yang tak kuat menahan diri untuk menguap juga meningkat.

Ketika mereka diminta untuk terus menahan diri agar tidak menguap, dorongan untuk menguap malah bertambah kuat.

Dari hasil percobaan ini peneliti menyimpulkan bahwa 'dorongan' untuk menguap meningkat ketika seseorang mencoba menghentikan dirinya dari melakukannya.

shutterstock

Para peneliti juga menemukan bahwa kecenderungan untuk meniru orang menguap dikaitkan dengan tingkat aktivitas otak pada korteks motorik seseorang.

Temuan ini mungkin memiliki implikasi adanya gangguan neurologis tertentu, seperti sindrom Tourette. Sindrom ini menyulitkan seseorang untuk menolak tindakan tertentu.

Sumber: Livescience.com

Beri Komentar