Foto: Shutterstock
Dream - Saat sesi wawancara kerja, selain pengetahuan tentang job desk dan antusiasme kamu terhadap kerjaan yang akan digeluti, perusahaan juga akan menilai bagaimana kamu berpenampilan.
Gaya berpakaian dapat memberikan nilai plus dalam wawancara pekerjaan.
Jangan sampai kamu kehilangan calon pekerjaan cuma perkara gaya busana yang nyeleneh atau lusuh.
Berikut adalah tips yang dapat membantu Sahabat Dream mengatasi hal itu.
Pertama, cocokan pakaian kamu dengan jenis industri tempat kamu akan wawancara kerja. Jika kamu melamar pekerjaan di bidang kreatif, ada lebih banyak cara untuk bermain-main dengan model pakaian setidaknya sedikit lebih santai dibandingkan dengan industri yang lebih serius dan formal.
Kedua, jangan ragu untuk tampil dengan gaya semi formal. Paduan celana denim klasik gelap dengan kemeja dan blazer juga bisa jadi solusi.
Pilih gaya rambut yang tidak mudah 'rusak' dengan cuaca. Kamu bisa menguncir rambut kamu seperti ekor kuda dan tentunya jangan lupa untuk sisir rapi terlebih dahulu, ya.
Ketika pergi untuk wawancara kerja, pastikan tidak menggunakan makeup berlebih yang justru membuat kamu terlihat pergi ke pesta. Tetap bersih dan sederhana.
Jika Sahabat Dream tidak bisa berjalan dengan sepatu hak tinggi, ini jelas bukan saatnya untuk mencoba. Sepasang sepatu sederhana, berkelas dan tertutup adalah pilihan terbaik.
(Sumber: Times of India, Laporan: Alfi Salima Puteri)
Dream - Rezeki sulit tentu membuat hidup tidak nyaman. Pikiran berkecamuk, terbayang bagaimana cara memenuhi kebutuhan esok hari.
Apalagi jika gaji bulanan sudah habis, sementara kebutuhan masih banyak. Di kondisi ini, kerja jadi tidak tenang. Bahkan dalam kondisi tertentu harus menahan lapar.
Belum lagi pada mereka yang berprofesi sebagai pedagang kecil. Kondisinya jauh lebih bergejolak. Sekarang punya uang, belum tentu besok pasti dapat.
Namun begitu, tugas manusia adalah berusaha demi meraih rezekinya. Entah dia bekerja sebagai karyawan, buruh kasar, pedagang, dan lain sebagainya.
Sedangkan rezeki merupakan urusan Allah. Setelah berusaha, manusia patut meminta kepada Sang Maha Pemilik Rezeki.
Ketika mengalami rezeki sulit, ada baiknya saat melangkah ke luar rumah untuk berusaha agar membaca doa ini. Doa tersebut diajarkan Rasulullah MuhammadSAW.
Bismillahi 'ala nafsi wa mali wa dini. Allahumma radhdhini bi qadha'ika, wa barik li fîma quddira li hatta la uhibba ta'jila ma akhkharta, wa la ta'khira ma 'ajjalta.
Artinya,
" Dengan nama Allah yang menguasai diri, harta, dan agamaku. Tuhanku, kondisikan batinku agar rela menerima ketentuan-Mu. Berkatilah aku pada semua yang ditakdirkan untukku sehingga aku enggan menyegerakan apa yang Kautunda dan enggan menunda apa yang Kausegerakan."
Dream - Millenial memiliki preferensi bekerja pada perusahaan yang memiliki ketaatan lingkungan dan memiliki program sosial.
Hal tersebut terungkap dalam kajian Dr. R. Artsanti Alif dalam promosi doktoralnya di Universitas Brawijaya, Malang, Sabtu 28 Juni 2019.
" Dari hasil kajian terlihat millenial yang terpapar media cukup tinggi cenderung memilih bekerja pada perusahaan yang memiliki track record positif terhadap isu lingkungan dan juga pelaksanaan tanggungjawab sosialnya," ujar Dr. R. Artsanti setelah promosi doktoralnya.
Temuan ini, sambung dia, menarik bahwa preferensi millenial terhadap pekerjaan tidak hanya berfokus pada gaji semata tetapi terlebih pada citra positif perusahaan.
Kajian tersebut menurut Dr. Artsanti merupakan sebuah trend positif dalam mendorong pelibatan sektor swasta dalam mendorong pembangunan keberlanjutan.
Dorongan preferensi calon sumber daya manusia yang potensial penting harapannya dapat mendorong transformasi di sektor bisnis untuk memperhatikan ketaatan terhadap isu lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat di sekitar unit usaha.
“ Komitmen perusahaan untuk melaksanakan Triple Bottom Line menjadi kunci utama dalam terbangunnya perspesi pada millenial,” ujar Dr. Artsanti yang juga menjabat sebagai Head of Social Investment PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA).
Pencapaian kinerja dalam aspek finansial (profit), keataatan terhadap kebijakan lingkungan (Planet), dan pengelolaan SDM serta perhatian terhadap masyarakat sekitar (People) menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk membangun reputasinya tersebut.
Dr. Artsanti juga menambahkan selain kinerja yang baik, reputasi tersebut hanya bisa diwujudkan apabila didukung dengan publikasi yang cukup baik. Hal tersebut diungkapkannya berdasar data temuannya bahwa millenial yang terpapar publikasi positif lebih memiliki preferensi yang lebih tinggi.
“ Millenial yang memiliki tingkat melek media lebih tinggi juga memiliki preferensi lebih tinggi terhadap perusahaan dengan kinerja triple bottom line yang baik,” jelas Dr. R. Artsanti.
Hal tersebut terlihat dari hasil uji one way annova pada kelompok millenial yang terpapar publikasi memiliki preferensi lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol yang tidak terpapar publikasi.
Kajian yang dibuat Dr. Artsanti Alif tersebut merupakan kajian menarik tidak hanya melihat dari perspektif millenial yang jarang dikaji.
Tetapi lebih lanjut merupakan sebuah pendekatan menarik untuk melihat sejauhmana sektor industri dapat bekontribusi dalam pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan kinerja triple bottom line.
" Kajian ini menjadi menarik untuk melihat perspeektif millenial yang jarang menjadi fokus kajian, Hal lainnya melihat pendekatan Triple Bottom Line sebagai upaya untuk mendorong partisipasi perusahaan mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata ujar Prof. Dr. Ir. Soemarno., MS, Guru Besar Universitas Brawijaya Malang.
Dream - Ketika membuka lowongan kerja, biasanya perusahaan memberikan persyaratan yang jelas. Tujuannya agar calon pelamar bisa memahami kriteria dan syarat lamaran dengan baik.
Tapi, iklan lowongan kerja yang diunggah sebuah hotel di Inggris ini dihujat warganet.
Dikutip dari Mirror, Rabu 12 Juni 2019, iklan itu diunggah oleh Radisson RED Glasglow. Perusahaan pengelola hotel ini membuka lowongan sebagai creative (food and drink assistants).
" Kami terhubung dengan pola pikir milenial yang awet muda dan percaya bahwa hotel bisa meningkatkan dunia mereka melalui seni, musik, mode, dan koneksi yang berbeda. Radisson RED mencari sesuatu yang berbeda. Kami tidak mencari 'staf', tetapi kreatif," tulis perusahaan.
Hotel ini memberikan sederet persyaratan yang unik kepada pelamar. Misalnya, senang bergerak dengan musik, bisa memasak, membuat kopi, menghibur tamu, bahkan berselfie.
Iklan ini bertambah aneh ketika perekrut meminta calon kandidat mengirimkan tautan akun Instagram atau foto selfi. Katanya, foto-foto itu memperlihatkan seberapa siap kandidat untuk bekerja di hotel.
Iklan ini menarik perhatian warganet. Seorang pengguna Twiter bernama Toby membagikan hasil tangkapan layar. Dia menyebut iklan ini berkaitan dengan " mental" .
" Jujur, tidak bisa berhenti membaca iklan pekerjaan mental ini. Itu adalah maha karya dystopian mutlak," cuit Toby di akun Twitternya, @tobymillard.
Cuitannya seketika menjadi viral. Menurut pantauan Dream, iklan ini telah dicuit ulang 2.951 kali dan mendapatkan 10.396 likes.
Warganet beramai-ramai mengomentar cuitan Toby. Mereka mengolok-olok iklan lowongan kerja tersebut.
" Saya tidak pernah begitu bahagia secara transedental karena sudah memiliki pekerjaan," cuit salah satu warganet.
" Mengapa ada telur dadar di dekat telepon?" cuit warganet yang lain.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi