Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Masyarakat Indonesia ternyata masuk dalam ketgori masyarakat dunia yang malas berjalan kaki. Akibatnya Indonesia menduduki peringkat bawah negara dengan kebiasaan berjalan pada penduduknya.
Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Pendidikan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Ary Moelyadi, mengungkapkan temuan ini diperoleh dari hasil penelitian akademisi di Universitas Stanford. Dari penelitian diketahui rata-rata orang Indonesia hanya berjalan sebanyak 3.513 langkah per hari.
Jumlah langkah tersebut masih jauh dari standar minimal yang ditetapkan sebanyak 7.000 langkah per hari.
" Setiap hari harus berjalan 7.000 langkah. Hasil dari yang kita lihat bahwa rata-rata penduduk Indonesia itu langkahnya hanya 3.513 langkah per hari," ujar Ary.
Dengan data tersebut, Ary menyatakan hanya 24 persen masyarakat Indonesia yang bisa dimasukkkan dalam kategori bugar. Selain itu angka partisipasi olahraga masyarat baru 34 persen.
Dampaknya, banyak penduduk Indonesia mengalami obesitas. Tak hanya itu, risiko terkena penyakit non-menular atau degeneratif seperti jantung, diabetes, osteoporosis pada masyarakat Indonesia meningkat akibat kurangnya gerak tubuh.
Kondisi ini tidak hanya terjadi pada orang normal. Sebanyak 8,56 persen penyandang difabel juga masuk kategori kurang gerak.
Khusus untuk difabel, kondisi ini juga ditentukan dari kurangnya fasilitas olahraga. Sehingga masih banyak masyarakat difabel Indonesia yang belum mendapatkan hak untuk berolahraga.
" Kita tidak mendikotomikan. Presiden juga mengatakan kita tidak boleh membedakan antara yang normal dan yang difabel, semuanya harus sama," kata dia.
Ary pun mengungkapkan ruang publik yang tersedia di seluruh Indonesia baru 20.138 unik dari 83.931 desa atau kelurahan. Angka ini sekitar 24 persen.
Kurangnya fasilitas olahraga di ruang publik, kata Ary, berdampak pada kualitas kebugaran masyarakat Indonesia terutama pada remaja. Hanya 2,1 persen pelajar masuk kategori aktif, sedangkan pelajar bugar pada kategori baik sekali hanya 0,14 persen.
Angka kebugaran remaja yang rendah ini disebabkan 90 persen aktivitas tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan gawai. Dia mengingatkan masyarakat perlu membiasakan diri untuk bergerak.
Setidaknya berjalan di dalam ruangan selama 45 menit hingga satu jam. Sehingga kebugaran tubuh tidak berkurang.
" Badan kita harus tetap digerakkan, badan kita harus tetap sehat, badan kita harus tetap bugar di manapun dan kapanpun itu," ucap Ary, dikutip dari Merdeka.com.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR