Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream – Apakah Sahabat Dream sangat takut saat berada di ruang yang sempit? Lalu merasa sesak nafas dan khawatir yang luar biasa? Jika iya, bisa jadi mengalami claustrophobia.
Sudah banyak kasus seseorang yang menderita claustrophobia atau juga dikenal dengan fobia terhadap ruang yang sempit.
Para penderita claustrophobia paling tidak bisa berada di dalam ruang yang sangat kecil, sesak atau ruangan yang terlalu banyak orang.
Claustrophobia termasuk jenis fobia yang paling sering terjadi. Fobia ini bisa disembuhkan hanya saja tergantung dengan penanganan yang dilakukannya.
Namun, tak jarang seseorang masih belum menyadari dirinya mengalami claustrophobia. Banyak juga dari mereka yang masih belum mengerti mengenai fobia yang satu ini.
Claustrophobia merupakan salah satu bentuk gangguan psikologis yang menyebabkan timbulnya rasa takut terhadap ruang sempit ataupun tertutup.
Pada umumnya, seseorang yang terkena claustrophobia akan merasa takut, panik, cemas, bahkan sampai pingsan apabila sedang terjebak di dalam ruangan yang sempit ataupun tertutup.
Karena ketakutan, pengidap claustrophobia akan menjauhi tempat-tempat yang menurut mereka menakutkan, seperti ruangan yang sempit, tertutup hingga ruangan yang diisi oleh banyak orang.
Tempat yang paling umum akan dijauhi oleh orang claustrophobia, seperti berada di dalam lift, kereta bawah tanah, ruangan tanpa jendela, pesawat, hingga mesin scan MRI.
Namun perlu untuk diingat, claustrophobia sangat berbeda dengan fobia dengan ruangan yang gelap.
Dari beberapa kasus yang ada, sebagian besar penderita claustrophobia pada awalnya disebabkan karena adanya masa lalu.
Terdapat beberapa faktor masa lalu yang paling sering dialami oleh sebagian besar penderita claustrophobia, misalnya seperti:
Di sisi lain, terdapat beberapa teori yang menjabarkan penyebab clautrophobia. Teori penyebab claustrophobia lainnya seperti:
Faktor Genetik
Salah satu tim dari Jerman dan Inggris melakukan studi yang ditulis ke dalam Jurnal Translational Psychiatry. Mereka menyatakan bahwa kecacatan gen tunggal mungkin akan memberikan konstribusi dalam pengembangan claustrophobia.
Penelitian lainnya juga mengatakan bahwa claustrophobia dan fobia lainnya adalah sebuh mekanisme evolusi bertahan hidup yang pasif. Dimana sebuah naluri bertahan hidup terkubur di dalam kode genetik yang dimana dulunya sangat penting bagi kehidupan orang tersebut.
Faktor Amygdala
Amygdala merupakan salah satu bagian terkecil yang ada di otak yang dimana berfungsi untuk mengontrol perasaan takut seseorang.
Penelitian yang dilakukan oleh tim Fumi Hayan yang diterbitkan di Psychiatry and Clinical Neuroscience, menemukan bahwa seorang claustrophobia memiliki amygdala yang lebih kecil dibandingkan yang dimiliki oleh orang normal.
Sebagian besar orang yang terindikasi banyak yang tidak menyadari gejala-gejala yang mereka rasakan. Mereka berpikir gejala tersebut hanya kondisi biasa ataupun penyakit biasa yang terjadi pada umumnya.
Untuk itu, berikut merupakan gejala seseorang yang terindikasi menderita Claustrophobia:
Terdapat beberapa tempat yang bisa menyebabkan seseorang terkena Claustrophobia. Namun, temapt-tempat ini juga harus dihindari oleh penderita Claustrophobia jika mereka tidak ingin merasa ketakutan. Berikut merupakan pemicu Claustrophobia:
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Bahas Asam Urat dan Pola Hidup Sehat, Obrolan Raditya Dika dan dr. Adrian Jadi Sorotan