Kanker Kelenjar Getah Bening Limfoma Hodgkin, Banyak Terjadi di Usia 15-30

Reporter : Editor Dream.co.id
Kamis, 15 Februari 2024 19:12
Kanker Kelenjar Getah Bening Limfoma Hodgkin, Banyak Terjadi di Usia 15-30
Dari sekian banyak kanker, limfoma Hodgkin adalah kanker dengan diagnosis yang masih rendah.

1 dari 12 halaman

Kanker Kelenjar Getah Bening Limfoma Hodgkin, Banyak Terjadi di Usia 15-30 

Kanker Kelenjar Getah Bening Limfoma Hodgkin, Banyak Terjadi di Usia 15-30  © Dream

2 dari 12 halaman

© Dream

Dream - Kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius, di mana kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. 

3 dari 12 halaman

© Dream

Dari sekian banyak kanker, limfoma Hodgkin adalah kanker dengan diagnosis yang masih rendah.

4 dari 12 halaman

"Kanker kelenjar getah bening jenis Limfoma Hodgkin adalah salah satu kanker yang tingkat diagnosisnya masih rendah. Penyakitnya ada, tapi sayangnya, pada banyak kasus, baru terdiagnosis setelah berada di stadium lanjut,"

kata Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FINASIM, FACP, Ketua POI Jaya pada keterangan tertulis acara “World Cancer Day: ‘Hope, Faith, Love;" oleh Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya (POI Jaya) yang diterima Dream.

5 dari 12 halaman

Limfoma Hodgkin (LH) adalah jenis kanker yang berasal dari sel darah putih yang disebut limfosit, bagian dari sistem kekebalan tubuh kita.

Mengutip data Globocan tahun 2020 mencatat bahwa terdapat 1.188 kasus baru limfoma Hodgkin di Indonesia dengan 363 kematian.

6 dari 12 halaman

“Kanker yang ditemukan pada stadium awal melalui deteksi dini dan ditangani secara tepat akan memberikan peluang kesembuhan 90 persen. Apalagi saat ini pengobatan untuk limfoma Hodgkin telah tersedia dan tercakup di dalam BPJS Kesehatan. Untuk itu, Masyar

jkata Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI pada keterangan yang sama.

7 dari 12 halaman

Faktor Risiko

Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena limfoma Hodgkin di antaranya:

  • Infeksi virus Epstein-Barr, diketahui satu dari 1.000 orang yang terinfeksi virus Epstein-Barr berisiko terkena limfoma Hodgkin
  • Sistem imun
  • Risiko meningkat pada orang yang terinfeksi HIV (virus penyebab AIDS), orang yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, dan orang dengan penyakit.
8 dari 12 halaman

  • Riwayat keluarga, saudara laki-laki dan perempuan dengan penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi terkena LH. Risiko ini sangat tinggi untuk kembar identik dari seorang pasien LH.
  • Jenis kelamin pun juga berpengaruh. Kasus limfoma Hodgkin lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita.
  • Yang terakhir adalah, usia. Limfoma Hodgkin umumnya terjadi pada usia 15-30 tahun dan di atas usia 55 tahun.
9 dari 12 halaman

Gejala yang Muncul

Gejala yang Muncul © Dream

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit kanker limfoma Hodgkin yang perlu diwaspadai, yaitu muncul benjolan atau pembesaran pada kelenjar getah bening di leher, bawah ketiak, atau pangkal paha.

10 dari 12 halaman

© Dream

Selain itu terjadinya gejala umum yang disebut ‘B symptoms’ atau gejala sistemik seperti demam lebih dari 38°C tanpa penyebab yang jelas. Dan tubuh berkeringat berlebihan pada malam hari, turun berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan berturut-turut.

11 dari 12 halaman

“Untuk itu, segera periksakan diri ke dokter apabila merasa memiliki gejala tersebut. Walaupun penyakit kanker limfoma Hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi, namun masih ada kemungkinan untuk kambuh sekitar 10-30%. Jadi, semakin dini limfoma Hodgk

pesan Prof. Ikhwan.

12 dari 12 halaman

Menyadari beban yang ditimbulkan penyakit ini. Takeda memperkuat kerja sama dengan POI dan Kementerian Kesehatan RI, dalam memastikan akses obat-obatan dan vaksin tersedia bagi para pasien di Indonesia.

" Memastikan akses obat-obatan dan vaksin kami tersedia bagi para pasien di Indonesia, termasuk untuk limfoma Hodgkin yang pengobatan inovatifnya saat ini telah tersedia di JKN. Melalui acara talk show kesehatan hari ini, kami juga berharap dapat mendorong deteksi dini dari masyarakat dan memberikan harapan kepada pasien untuk kehidupan yang lebih berkualitas," kata Head of Patient Value Access PT. Takeda Indonesia, Shinta Caroline.

Beri Komentar