Ilustrasi Olahraga (Foto: Lisa Namuri Pilates)
Dream - Menguap ternyata tak hanya gerakan refleks ketika seseorang merasa rasa letih atau mengantuk. Gerakan refleks ini dilakukan bisa jadi akibat kurangnya oksigen.
Seperti dilansir Hufftingpost, Kamis 21 Mei 2015, ada sedikit penelitian untuk mendukung salah satu dari sejumlah teori tentang mengapa seseorang menguap. Mulai dari pertanda letih atau mengantuk atau cerminan kurangnya oksigen.
" Kita tidak hanya melakukannya ketika kita lelah. Ini juga mungkin mencerminkan kekurangan oksigen," ujar Profesor di Frances Payne Bolton Sekolah Keperawatan di Case Western Reserve University dan Juru Bicara American Academy of Sleep Medicine, Michael Decker, Ph.D.
Bagian bawah lobus paru-paru biasanya tidak bekerja ketika seseorang berada di keadaan istirahat. Hal ini tidak sama saat berolahraga yang lebih banyak menggunakan lebih dari kapasitas paru-paru. Pernapasan yang terjadi membantu menjaga paru-paru agar tetap sehat.
Dalam kasus pasien operasi, beberapa pasien menurunkan fungsi paru-paru saat menderita pneumonia karena pernapasan dangkal setelah anestesi. " Menguap akan seperti respons homeostatis, tidak bernapas terlalu dalam," kata Decker.
Menguap tampaknya dapat juga terjadi peningkatan saat seseorang merasa bosan. Menurut sebuah studi tahun 1986, mahasiswa yang menguap lebih banyak ketika ditampilkan pola warna dibandingkan yang menyaksikan video selama 30 menit.
Penelitian terbaru tentang menguap menunjukkan bahwa itu terjadi untuk mendinginkan otak. Menguap dengan mulut terbuka menyebabkan dinding sinus meluas dan berkontraksi memompa udara ke otak dan menurunkan suhu," katanya dilaporkan National Geographic.
Studi ini menemukan bahwa orang lebih cenderung menguap selama musim dingin. Menguap biasanya berlangsung sekitar enam detik. Selama enam detik, denyut jantung meningkat secara signifikan.
Sebuah studi meneliti tubuh seseorang, sebelum dan sesudah menguap dan menemukan bahwa sejumlah perubahan fisiologis yang terjadi selama enam detik tidak direplikasi ketika peserta penelitian hanya diminta untuk mengambil napas dalam-dalam.
Menguap juga bisa merupakan sinyal dari penyakit. Hal ini tidak biasanya merupakan gejala pertama dari sesuatu yang serius, tapi menguap berlebihan dalam beberapa kasus sinyal ada sesuatu yang salah pada tubuh. Pola tidur yang kurang bisa jadi penyebabnya.
Menurut National Institutes of Health, pada beberapa orang, menguap berlebihan bisa menjadi reaksi yang disebabkan oleh saraf vagus yang dapat menunjukkan masalah jantung. Dalam kasus langka lainnya, menguap juga bisa menandakan sejumlah masalah otak. (Ism0
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR