Ilustrasi (Daily Mail)
Dream - Menjerit kesakitan adalah sesuatu yang alami. Namun kini ilmuwan mengklaim telah mengetahui alasannya.
Ternyata menjerit adalah cara manusia untuk menahan rasa sakit. Menjerit adalah respon tubuh untuk memanipulasi pesan kesakitan menuju otak, kata sebuah studi terbaru.
Menurut para peneliti dari jurusan psikologi dan neurobiologi di National University of Singapore, manusia menjerit untuk mengurangi rasa sakit.
" Ekspresi rasa sakit hampir sama di seluruh dunia. Saat terluka atau merasa kesakitan, orang cenderung membuka mulut dan mengeluarkan suara keras. Dengan cara begitu, mungkin bisa mengurangi rasa sakit yang dialami," kata mereka dalam tulisannya di Journal of Pain dikutip Dream.co.id dari laman Daily Mail, Selasa 3 Februari 2015.
Untuk mengujinya, para peneliti meminta partisipan untuk mencelupkan tangan mereka di air es.
Pada percobaan pertama, ke-56 partisipan diperbolehkan menjerit saat merasa sakit. Percobaan kemudian diulang sebanyak empat kali dan partisipan diminta diam meski merasa sakit.
Di keempat percobaan lainnya itu, partisipan hanya melakukan aktivitas seperti menekan tombol saat merasa kesakitan, mendengar rekaman teriakan kesakitan atau duduk diam hingga mereka tidak kuat menahan rasa sakit.
Dari percobaan yang dilakukan menunjukkan partisipan bisa menahan sakit untuk waktu lama saat mereka diperbolehkan menjerit kesakitan. Rata-rata mereka bisa menahan sakit selama 30 detik, lebih lama 5 detik daripada yang disuruh diam.
Mendengar rekaman menjerit kesakitan tidak berhasil meningkatkan lama waktu bisa menahan rasa sakit. Hal ini menunjukkan bahwa 'bersuara saat kesakitan tidak hanya komunikatif', kata para peneliti.
" Kami mengamati toleransi nyeri yang lebih tinggi ketika partisipan menjerit kesakitan daripada ketika mereka tidak melakukan apa pun," tulis peneliti.
Dari studi ini, peneliti berkesimpulan bahwa menjerit saat terluka atau kesakitan bersifat analgesik.
" Kami menemukan bahwa hanya dengan bersuara seperti mengatakan 'ow' atau 'aduh' membantu seseorang mengatasi rasa sakit."
Bagaimana persisnya proses tersebut bekerja peneliti belum mengetahuinya. Tetapi peneliti berpendapat bagian otak yang mengatur suara mungkin telah memanipulasi pesan kesakitan.
" Mungkin ada yang bisa menjelaskan penemuan ini dalam konteks proses sensori motor," kata peneliti.
Advertisement
Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari