Sama-Sama Batuk, Ini Beda Gejala Flu dan Omicron

Reporter : Cynthia Amanda Male
Jumat, 4 Februari 2022 10:35
Sama-Sama Batuk, Ini Beda Gejala Flu dan Omicron
Ketahui juga fakta lainnya.

Dream - Jumlah pasien Covid-19 dalam sepekan terakhir meningkat dengan pesat seiring masuknya varian Omicron di Indonesia. Protokol kesehatan yang mulai abai dijalankan telah mendorong kasus aktif mencapai 27.197 pada Kamis, 3 Februari 2021.

Selain Omicorn yang terkenal lebih mudah menular, semua varian virus Covid-19 sebetulnya belum sepenuhnya menghilang. Kewaspadaan masih harus dijalankan masyarakat mengingat tingkat hunian tempat tidur di ruma sakit mulai semakin padat. 

Para ahli menyatakan Covid-19 varian omicron memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan delta. Namun, penyebarannya lebih cepat.

Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengungkapkan sebuah penelitian menunjukkan bahwa batuk merupakan gejala paling banyak dialami pasien yang terpapar Omicron. Sementara sesak napas yang menjadi salah satu gejala utama varian delta tidak terlalu banyak menimpa pasien Omicron.

1 dari 6 halaman

Gejala yang paling banyak dialami

Batuk

" Gejala terbanyak adalah batuk, 90 persen. Lalu, sesak napas hanya 16 persen. Gejala demam tidak sampai separuh jumlah pasien. Gejala yang banyak dialami juga adalah kelelahan atau badan pegal sampai 65 persen. Diikuti dengan hidung tersumbat atau pilek, hidung berair sampai 60 persen. Ada juga mual, muntah, dan lain-lain," ungkapnya dalam peluncuran Imboost Extra dan Imboost Force Ultimate, Kamis 3 Februari 2022.

Hampir sama dengan hasil penelitian, gejala paling umum pasien omicron di RSUP Persahabatan adalah batuk kering, nyeri pada tenggorokan, dan mudah lelah.

Sedangkan jumlah komorbid paling banyak adalah hipertensi, diabetes, asma, kanker paru-paru, dan gagal ginjal. " Kelainan jantung juga ada, beberapa" .

2 dari 6 halaman

Perbedaan flu dengan omicron

Flu

Memiliki gejala yang cukup ringan membuat sebagian besar penderita omicron rancu dalam mendiagnosa kondisi tubuh. Banyak yang mengira kondisi yang dialami hanyalah flu biasa dan bisa sembuh setelah istirahat cukup.

Namun, sebenarnya gejala omicron lebih lengkap. " Kalau flu relatif hanya pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin gitu. Tapi kalau Covid-19 varian omicron ini juga disertai nyeri tenggorok, batuk, sakit kepala, lesu, letih yang tidak nyaman, nyeri otot, kadang juga demam, dan sakit kepala. Jadi, lebih lengkap omicron ini," ujar Erlina.

Batuk yang dialami saat menderita varian tersebut juga seringkali tidak berdahak atau kering. Selain perbedaan gejala, cara mengatasi omicron juga tidak cukup hanya dengan istirahat. " Harus pakai vitamin. Kalau agak berat gejalanya diberikan antivirus" .

3 dari 6 halaman

Alasan mengapa omicron menyebar lebih cepat

Covid-19 Varian Omicron

Jika mendapatkan penanganan yang tepat, omicron akan jauh lebih cepat diatasi dibandingkan varian sebelumnya. Bahkan, kamu pun tidak harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Namun, kamu tetap harus berhati-hati dengan varian omicron. Pasalnya menurut penelitian, varian tersebut menyebar atau bermutasi lebih cepat dibandingkan varian delta yang memiliki gejala cukup parah.

" Data menunjukkan omicron lebih menular dari varian lainnya. Kalau dibandingkan delta, 1,5-3 kali lebih menular. Ada juga yang bilang 5 kali lebih menular," tutur Erlina.

4 dari 6 halaman

Lebih lanjut, dia mengungkapkan seputar penelitian simulasi yang dilakukan oleh ilmuwan di Inggris seputar model struktural virus omicron. " Kemampuan dari virus ini untuk berikatan dengan reseptor yang ada di dalam saluran napas manusia itu lebih tinggi dibandingkan delta" .

Sementara hasil penelitian di Hong Kong mendapatkan bahwa virus omicron berkembang biak lebih banyak di saluran napas bagian atas daripada di bagian bawah seperti paru-paru.

Sehingga, gejala yang paling sering dialami adalah nyeri tenggorokan, batuk, serta hidung tersumbat. " Jarang sekali yang sesak napas. Berbeda dengan delta. Banyak yang demam dan sesak napas cepat sekali, karena di paru-parunya banyak terjadi replikasi (virus)," jelasnya.

5 dari 6 halaman

Puncak penularan

Covid-19 Varian Omicron

Cepatnya perkembang biakkan atau mutasi virus omicron membuat setiap orang harus lebih waspada. Apalagi menurut Erlina, virus tersebut bisa menular dua hari sebelum gejalanya muncul.

Meskipun puncak penularannya 3 hari setelah bergejala. " Dua sampai tiga hari setelah bergejala itulah puncak infeksi virusnya. Saat gejalanya dirasakan juga bisa jadi saat yang paling bisa menularkan" .

6 dari 6 halaman

Setelah itu, umumnya, pasien akan pulih selama 5-7 hari. Bahkan, di hari ketujuh sudah bisa diklaim negatif dan bebas virus Covid-19.

Namun jika masih bergejala, pasien tetap harus diisolasi hingga benar-benar sembuh. Masa isolasi pasien yang mengidap virus omicron tanpa gejala adalah 10 hari.

Sedangkan pasien yang bergejala akan diisolasi selama 10 hari ditambah dengan 3 hari bebas gejala. Setelah sembuh, disarankan untuk selalu menjaga daya tahan tubuh, menjalani pola hidup sehat, berolahraga ringan secara teratur, dan menaati protokol kesehatan.

Jangan lupa juga untuk melakukan vaksinasi 3 bulan setelah sembuh agar daya tahan tubuh dan antibodimu lebih optimal melindungi diri dari paparan virus Covid-19.

Beri Komentar