Sumber Foto: Shutterstock
Dream - Mendengkur masih disalahartikan sebagai kondisi tidur yang sangat pulas. Padahal suara yang mengganggu ketika tidur itu bisa menjadi pertanda gejala Sleep apnea atau gangguan bernapas.
Obstructive Sleep Apnea (OSA) ditandai dengan tidur yang mendengkur keras lalu diikuti dengan berhentinya jalan napas atau apnea selama 10 detik. Saat jalan napas berhenti akan ada penurunan kadar oksigen di tubuh sebanyak 4-5 persen.
Pada waktu terjadinya penurunan kadar oksigen ini, otak akan memerintahkan tubuh untuk bernapas kembali secara mendadak.
Perintah mendadak untuk bernapas dari otak ini akan menunjukkan gejala seperti tersedak, batuk, atau seperti orang mengambil napas setelah tenggelam.
“ Gejala OSA di malam hari adalah mendengkur dengan keras secara terus menerus, mengalami jeda dalam bernapas hingga seperti tersedak atau terengah-engah,” jelas Dokter Spesialis THT Konsultan, dr. Fauziah Fardizza pada webinar Tangani Obstructive Sleep Apnea dengan Teknologi Terkini, baru-baru ini.
Gangguan pernapasan OSA ini cukup berbahaya karena dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung mendadak, stroke dan penyempitan pembuluh darah.
“ OSA sendiri tidak menyebabkan napas berhenti secara permanen, tapi serangan jantungnya yang akan mengakibatkan kematian pada penderita OSA,” tambah dr Fauziah.
Beberapa kondisi dapat meningkatkan faktor risiko OSA, seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka yang mengalami obesitas dapat memicu penumpukan lemak di daerah belakang faring sehingga menghambat aliran napas saat tidur.
“ Saat mendengkur keras dan tersedak, biasanya asam lambung juga akan tersedot ke atas yang mengakibatkan daerah atas menjadi bengkak. Semakin bengkak, semakin jalan napas tertutup,” tambah Fauziah.
Selain obesitas, beberapa faktor juga menjadi penyebab OSA. Mulai dari usia di atas 50 tahun, amandel atau lidah yang besar, rahang yang kecil, refluks asam lambung, alergi hingga sinusitis.
Untuk mencegah sleep apnea, jalani kebiasaan yang lebih sehat, modifikasi gaya hidup, hindari alkohol, obat pelemas otot dan obat tidur, turunkan berat badan dan berhenti merokok.
Mengonsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga juga sangat baik untuk menghidari gangguan pernapasan ini.
Cobalah tidur dalam posisi badan dan kepala dinaikkan 30 derajat. Karena dengan posisi ini, gaya gravitasi yang dapat menutup jalan napas dapat dicegah.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov