Ubah Stigma, Perempuan Berhak Tentukan Pilihan Atas Kesehatan Reproduksinya

Reporter : Ferdike Yunuri Nadya
Kamis, 11 Maret 2021 14:33
Ubah Stigma, Perempuan Berhak Tentukan Pilihan Atas Kesehatan Reproduksinya
Sudahkah perempuan masa kini ‘merdeka’ atas pilihannya?.

Dream - Perempuan sejatinya memiliki hak untuk menentukan pilihan dalam hidupnya. Pilihan dalam berkarir maupun berkeluarga. Pilihan dalam menentukan perannya sebagai pelajar, pekerja, istri, ataupun ibu. Juga pilihan merencanakan kehamilan dalam kehidupan rumah tangga.

Namun, apakah perempuan masa kini sudah sepenuhnya 'merdeka' menentukan pilihan dalam kesehatan reproduksinya?

Faktanya, menurut dr. Melania Hidayat, Asisten Representative United Nation Population Fund, angka kematian ibu yang melahirkan masih tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan peningkatan ekonomi Indonesia yang semakin membaik.

" Salah satu faktor penyebab kasus kematian Ibu masih tinggi yaitu penempatan perempuan yang belum setara dimana masih banyak tantangan untuk memperoleh haknya dalam kesehatan reproduksi" tambah Dr. dr. Melania Hidayat, MPH melalui virtual konferensi bertajuk Perempuan Sadar Pilihan pada 8 Maret 2021.

Andalan

Hal ini diperkuat dengan survei yang dilakukan DKT Indonesia pada tahun 2019. Survei mengungkapkan masih terdapat 10 persen perempuan yang tidak mendapatkan izin dari suami untuk menggunakan alat kontrasepsi sebagai langkah perlindungan perencanaan keluarga.

Padahal perempuan berhak menentukan pilihan atas kesehatan reproduksinya. Berdaya untuk menyuarakan kapan siap memiliki anak dan kesanggupannya berapa kali dalam melahirkan. Keputusan ini seharusnya tanpa campur tangan orang lain, karena yang mengerti kesanggupan tubuh kita hanyalah diri kita sendiri.

Andalan

" Edukasi sangat penting sekali untuk perempuan berani memutuskan, banyak sekali perempuan yang bergantung dari keputusan suami, orangtua, atau mertua. Kami banyak menemukan istri yang belum berani KB karena permintaan mertua atau anggota keluarga lain" jelas dr. Eni Gustina, MPH, Deputi KB KR BKKBN pada kesempatan yang sama.

1 dari 5 halaman

Resiko Kehamilan

Edukasi tentang kesetaraan dan merdeka untuk menentukan pilihan memang seharusnya ditanamkan sejak dini. Laki-laki dan perempuan setara, masing-masing memiliki hak yang sama. Namun faktanya edukasi seperti ini belum tersentuh. Stigma bahwa perempuan sering dianggap sebagai warga kelas dua dan tidak memiliki hak yang sama masih berkembang.

Andalan

" Tanpa disadari sudah ditanamkan pada anak perempuan itu bahwa saya milik ayah saya, dan setelah menikah, saya milik suami saya. Sehingga keputusannya ditentukan oleh orang lain." tambah dr. Melania Hidayat.

 

2 dari 5 halaman

#PerempuanSadarPilihan

Realita ini menginspirasi Andalan, sebagai brand kesehatan reproduksi perempuan terdepan di Indonesia untuk mengampanyekan #PerempuanSadarPilihan bersamaan dengan momentum hari perempuan internasional 2021.

Andalan

" Kami mengajak perempuan untuk mengerti akan hak-hak reproduksinya dan bebas mengambil keputusan akan tubuhnya serta menjadi sahabat bagi perempuan lainnya untuk mendukung satu sama lain tanpa menghakimi. Terimalah persembahan kami #PerempuanSadarPilihan" tutur Juan Enrique Garcia, President Director DKT Indonesia dalam pembukaan acara ini.

3 dari 5 halaman

Ubah Stigma, Saling Menjaga Kesehatan Mental Perempuan Indonesia

Analisa Widyaningrum, seorang Psikolog, menceritakan kisah salah satu kenalannya bahwa setelah lulus SD dan menstruasi, perempuan di daerah tersebut diharuskan menikah. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolah. Sayangnya stereotipe ini terus berkembang dan menjadikan self stigma, dimana perempuan sendiri merasa tidak memiliki kebebasan untuk memilih dan membiarkan hal itu terus terjadi.

Membiarkan stereotipe ini terus berkembang membuat perempuan semakin takut mengambil keputusan, salah satunya dalam hal kesehatan reproduksi. Takut untuk menolak meskipun belum siap. Akhirnya banyak perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental karena kesehatan reproduksi.

Andalan

" Yang terkait adalah prenatal depresion yaitu kasus bunuh diri sebagai konsekuensi kesehatan mental mereka karena tidak siap dengan proses kehamilan, melahirkan lalu akhirnya baby blues." jelas Analisa pada kesempatan yang sama.

Beragam permasalahan muncul ketika seorang ibu tidak siap secara psikologi. Tidak mampu menentukan berapa jumlah anak, belum siap punya anak kedua, anak ketiga, keempat, belum lagi permasalahan tentang tumbuh kembang anak.

Bekal edukasi menjadi hal yang penting dalam kasus ini. Lalu bagaimana caranya perempuan supaya tidak terinternalisasi tentang adanya stigma bahwa perempuan tidak dapat memilih?

4 dari 5 halaman

Cara Memutus Stigma

Analisa Widyaningrum membagikan dua hal yang bisa menjadi bekal bagi perempuan untuk memutuskan mata rantai stigma yang terus berkembang.

1. Edukasi

Menurut analisa, sesama perempuan harus dapat memberi edukasi tentang kesehatan reproduksi sehingga tidak ada lagi stigma bahwa perempuan tidak dapat menentukan atas kesehatan reproduksinya. Yang terpenting perempuan harus dibekali untuk berani mengambil keputusan sehingga ia memahami apa yang diinginkan dalam hidupnya.

2. Berani Mengambil Keputusan

Proses pengambilan keputusan sangat penting bagi perempuan karena hal ini terkait dengan kemampuannya merawat rumah tangga. Pengambilan keputusan sangat penting sehingga perempuan dapat bertanggung jawab atas diri.

" Kesehatan reproduksi adalah hak kita, perempuan." tutup Analisa.

5 dari 5 halaman

Merencanakan Kehamilan

Andalan

Pada kesempatan ini, Andalan mengajak perempuan Indonesia untuk sadar serta mampu menentukan pilihan kesehatan yang terbaik.

" Masih banyak perempuan yang belum cukup pengetahuannya dan kesadarannya bahwa mereka punya pilihan dalam kesehatan reproduksi. Andalan ikut merasa bertanggung jawab. Kami berusaha terus berkampanye tentang kesehatan reproduksi perempuan" jelas Cut Vellayati, Group Product Manager DKT Indonesia dalam kesempatan yang sama.

Andalan

Cut Vellayati menambahkan bahwa perempuan memiliki anatomi reproduksi yang sangat kompleks, berbeda dengan laki-laki. Perempuan juga memiliki kekuatan untuk hamil, sehingga hal tersebut perlu direncanakan dengan matang dan baik, mulai dari persiapan kesehatan menjelang kehamilan, kelahiran, hingga sesudah melahirkan.

Ingin selalu menemani perempuan Indonesia dalam merencanakan kehamilannya secara tepat dan terpercaya, Andalan untuk meluncurkan tiga produk spesial dari Andalan Pregnancy and Ovulation Test Kit.

1. Andalan Pregnancy Test Kit (Midstream & Strip)

Andalan

Alat uji pribadi awal kehamilan yang 99,9% akurat, tepat, dan terpercaya dengan hasil yang lebih cepat, praktis dan mudah dibaca. Alat ini bekerja dengan mendeteksi hormone hCG (human chorionic gonadotropin) dalam urin yang meningkat pada awal kehamilan.

Andalan meluncurkan dua varian pregnancy test kit yaitu Andalan Pregnancy Test Midstream & Andalan Pregnancy Test Strip. Harga Andalan Pregnancy Test Strip dibanderol Rp 7.500/pack dan Pregnancy Test Midstream yakni Rp 30.000/pack.

2. Andalan Ovulation Test

Andalan

Alat ini bekerja dengan cara mengukur kadar LH (Lutenizing Hormone) pada urin untuk memprediksi waktu ovulasi. Andalan Ovulation Test bertujuan untuk membantu Perempuan Indonesia merencanakan kehamilan lebih baik maupun berkontrasepsi alami dengan kalender KB sebagai pendamping kontrasepsi modern lainnya. Harga
yang dibanderol untuk Andalan Ovulation Test Kit sekitar Rp 20.000,-

“ Hadirnya inovasi berupa Andalan Pregnancy and Ovulation Test Kit ini diharapkan dapat menjadi pilihan Perempuan Indonesia untuk merencanakan kehamilan secara tepat dan terpercaya” tutup Cutvella.

Beri Komentar