Ilustrasi
Dream - Sebanyak 36 jemaah umrah Indonesia yang sempat terlantar di Jeddah akhirnya tiba di Tanah Air. Mereka dapat pulang ke Indonesia pada Selasa, 8 Maret 2016.
Para jemaah ini terlantar lantaran pihak biro perjalanan bekerja tidak profesional. Jadwal pulang mereka yang seharusnya pada Jumat, 4 Maret kemarin terpaksa batal tanpa informasi yang jelas.
Kabar ini sempat terdengar oleh Pembantu Staf Teknis Haji Akhmad Jauhari. Dia lalu mendatangi para jemaah dan melihat ekspresi mereka mulai resah.
Salah satu jemaah mengatakan mereka berangkat umrah menggunakan jasa biro perjalanan PT Garuda Angkasa Mandiri. Belakangan, biro perjalanan ini ternyata belum memiliki izin sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Sebelum terbang pada jadwal semula, para jemaah menjalankan wisata ke pusat perbelanjaan Cornice dan Masjid Terapung Ar Rahmah. Setelah itu, mereka menuju bandara.
Para jemaah kemudian tiba di Terminal Timur, terminal khusus haji pada Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Padahal, mereka seharusnya check in dulu di Terminal Internasional Saudia, sehingga terpaksa memutar arah menuju Terminal Saudia.
" Rombongan kami sebenarnya sudah sampai di Terminal Saudia kira-kira 2 jam sebelum jadwal pesawat. Namun kami tidak dilayani oleh petugas counter untuk proses check in. Setelah menunggu lama, baru ada pemberitahuan bahwa pesawat sudah take-off," kata salah satu jemaah umrah, Agus, dikutip dari laman kemenag.go.id, Kamis, 10 Maret 2016.
" Anehnya, ada empat orang dari rombongan kami yang bisa terbang. Padahal, dia datang belakangan," kata dia.
Para jemaah tersebut segera mendapat evakuasi. Mereka kemudian diinapkan di salah satu hotel di Jeddah.
Mutawwif (pendamping) rombongan, Ustaz Ali, segera menghubungi pihak manager Saudia Airline. Ali baru mendapat informasi selama 10 hari ke depan seluruh penerbangan Saudia Airline menuju Jakarta penuh.
Jauhari lantas berkoordinasi dengan Ali dan meminta nomor kontak pengelola biro perjalanan PT GAM. Tetapi, Ali mengaku tidak memiliki kontak biro perjalanan tersebut lantaran selama ini komunikasi dilakukan oleh Ustaz Kemal.
Jauhari segera menghubungi Kemal dan mengikat kesepakatan jemaah akan diterbangkan ke Tanah Air pada Selasa pukul 05.15 waktu setempat menggunakan Emirat Airline. Kemal berjanji akan mengirimkan tiket melalui email pada Senin sebelum pukul 15.00 waktu setempat, dan kesepakatan tersebut dilaporkan Jauhari ke Subdit Pelayanan Umrah Ditjen PHU Kemenag.
Tetapi, janji tersebut tidak juga terwujud. Jauhari segera menghubungi Kemal dan ternyata dia tidak mendapatkan tiket lantaran persoalan sistem. Mendengar jawaban tersebut, Jauhari terus mendesak Kemal agar dia mencari alternatif pemulangan para jemaah.
Akhirnya, Kemal berhasil mendapat tiket maskapai Royal Brunei dengan kode penerbangan BI082. Para jemaah kemudian bisa pulang pada pukul 18.40 waktu setempat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN