Jessica Kumala Wongso, Terdakwa Kasus Kematian Wayan Mirna Salihin
Dream – Kombes Pol Krishna Murti mengaku tak pernah memaksa Jessica Kumala Wongso untuk mengaku sebagai pembunuh Wayan Mirna Salihin. Mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu, yang dia lakukan adalah teknik penyidikan.
Melalui akun Instagram, @khrisnamurti_91, Krishna menjelaskan bahwa dalam pengungkapan sebuah kasus, keterangan paling penting adalah keterangan korban dan pelaku. Banyak kasus yang ditangani oleh polisi tidak menggunakan saksi dan di antaranya para pelaku pun banyak yang tidak mengaku.
Menurut Krishna, untuk mengungkapkan suatu kasus harus dicari kesesuaian pentunjuk dari alat bukti yang ada guna memenuhi unsur-unsur pasal yang disangkakan. Teknik semacam itu disebut Criminal Scientific Identification.
Sebelumnya, dalam persidangan kasus kopi bersianida, Jessica mengaku pernah diminta oleh Krihsna untuk mengaku sebagai orang yang menaruh racun sianida di kopi yang diminum oleh Mirna. Jessica mengaku terus dibujuk. 'Dirayu'.
Terdakwa yang dimintai keterangan pada sidang ke-26 pada Rabu 28 September 2016 ini bahkan menyebut Krishna tak akan menerapkan hukuman mati jika Jessica mengaku.
Berikut keterangan Krishna Murti:
© Dream
" Kesaksian paling penting dari sebuah peristiwa pidana adalah dari KORBAN dan PELAKU. Kalau korban mati, ya keterangan pelaku akan menjadi penting. Tidak semua peristiwa pembunuhan ada saksi orang lain yang melihat pelaku melakukan perbuatannya," tulis Krishna, dikutip Dream, Jumat, 30 September 2016.
" Banyak sekali pembunuhan tanpa saksi yang melihat. Banyak sekali perkosaan tanpa saksi. Banyak sekali perampokan dengan pembunuhan tanpa saksi yang melihat. Banyak sekali pencabulan anak tanpa saksi yang melihat. Dan banyak sekali tersangka yang tidak mau mengaku, bahkan membangun cerita berbelit untuk menyangkal perbuatannya.
" Maka di dalam penyidikan dikenal istilah Criminal Scientific Identification. Dicari kesesuaian petunjuk dari alat bukti yang ada dalam rangka memenuhi unsur pasal-pasal yang disangkakan. Kepada tersangka seringkali diminta untuk memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya sesuai rangkaian perbuatan yang dilakukan dalam sebuah peristiwa pidana. Kejujuran yang bersangkutan akan membantu meringankan dalam persidangan.
" Pengingkaran akan memperumit dirinya karena penyidik akan merangkai dan membangun konstruksi peristiwa pidana berdasarkan kesesuaian alat bukti yang ditentukan. Kalau dalam semua pengungkapan kasus pembunuhan mensyaratkan harus ada saksibyang melihat, besok-besok tidak ada lagi polisi yang mau ungkap kasus karena tidak ada saksi yang melihat. Apakah ini logika berfikir yang mau kita bangun?" ucap dia.
© Dream
Dream - Karir Krishna Murti, Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, melesat cepat. Belum sebulan menjabat, polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes) tersebut diangkat menjadi orang nomor dua di jajaran kepolisian Lampung.
Kapolri mengangkat Kombes Krishna menjadi Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Lampung.
Sementar posisi lamanya akan diisi Kombes Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Barat.
" Pangkat jabatan hanyalah amanah.. Negara menugaskan dimanapun, harus dipertanggungjawabkan dg baik. Beda tempat beda bumi beda cara pendekatan.," kata Krishna dalam akun facebooknya, dikutip Dream, Sabtu, 23 Juli 2016.
Nama Krishna mulai dikenal publik saat dirinya ikut berjibaku melawan teroris saat peristiwa pengeboman dan baku tembak di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Sejak itu, seluruh tidak tanduknya terus menjadi perhatian publik.
Dengan jabatan barunya ini, Krishna berharap bisa selalu menjaga amanah yang diembannya di jabatan barunya. " Saya tetap KM yg suka update di medsos. Saya akan tetap jd KM yang apa adanya," katanya.
Diakui Krishna, dengan jabatan barunya ini, gaya penampilannya memang akan berubah. Krishna takkan lagi banyak tampil dengan pakaian bebas.
" Saya akan banyak pakai baju seragam dan tidak premanan lagi.. Kira2 spt ini tampang saya ditempat baru nanti..," candanya.
© Dream
Dream - Kepiawaian Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dalam mengungkap kasus besar menyedot perhatian masyarakat. Sehingga nama besarnya kian melambung saat kasus pembunuhan mencuat ke ranah publik.
Begitu pula dengan akun media sosial Krishna Murti ikut ramai belakangan ini. Para netizen dengan setia menanti setiap perkembangan yang dibagian Krishna ke akun Facebook.
Seperti saat ia menerima sebuah laporan dari anggotanya. Ada seorang perempuan muda yang meneteng sebuah pisau, datang ke hotel untuk mencari suaminya yang selingkuh. Perempuan itu bermaksud untuk membunuh suaminya.
Namun aksi nekatnya berhasil dicegah oleh satpam hotel. Tak ingin jatuh korban, maka Krishna bergegas menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sesampainya di hotel, ia segera menghampiri sang perempuan.
" Dengan lembut saya berkata: " Di dalam hotel sangat ramai dan banyak tamu, anda tidak mungkin bisa mencarinya di kamar berapa. Saat anda mendapatinya, suami pasti sudah kabur. Sebaiknya anda tunggu saja di lobby sini barangkali dia keluar."
Sejenak kemudian, si wanita sepakat untuk menunggu hingga suaminya keluar kamar. Seraya mengulur waktu, ternyata Krishna memerintah anak buahnya untuk segera memberi pengumuman ke setiap kamar.
Hal ini bertujuan agar pria yang dimaksud atau suami dari perempuan yang membawa pisau dapat menyelamatkan diri terlebih dahulu
Hasilnya pun mengejutkan, para netizen malah dibuat tertawa terbahak-bahak saat Krishna melanjutkan ceritanya.
" Dlm sekejap 1/2 pengunjung hotel berhamburan keluar.. Lari gak keruan. Saya cuma bisa Garuk2 kepala jedotin ke tembok. Fotonya gagal fokus; banyak camera.. ..#KMupdates.." .
(Ism)
Advertisement
Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah

Naik Gunung Anti Capek! Berdiri Santuy di Eskalator, 10 Menit Sampai Puncak
