Kemenpora: Santri Sejati Harus Mandiri Secara Ekonomi

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Kamis, 26 Juli 2018 11:00
Kemenpora: Santri Sejati Harus Mandiri Secara Ekonomi
Pesantren memiliki sejarah panjang soal kemandirian ekonomi.

Dream - Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh, mengatakan pesantren memiliki sejarah panjang dalam aspek kemandirian ekonomi. Dia pun mendorong para santri agar semakin bersemangat untuk berwirausaha.

" Santri sejati harus mandiri secara ekonomi," ujar Ni'am dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Kamis 29 Juli 2018.

Ni'am mengingatkan mandiri secara ekonomi membuat seseorang terhormat. Dia mengungkapkan contoh nyata yaitu para kiai.

" Kemandirian ekonomi membuat seseorang terhormat, dan itu yang menyebabkan para kiai di daerah-daerah di Indonesia sangat dihormati,"

Pesan tersebut disampaikan Ni'am kepada para santri dari 24 pesantren se-Jawa Tengah. Dia mengingatkan tentang sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang awalnya dibentuk untuk menghimpun para saudagar.

" Sejarah kewirausahaan merupakan sejarah awal dari organisasi santri dan ulama. Muhammadiyah pun demikian, Kiai Ahmad Dahlan adalah pedagang batik yang memiliki komitmen ke-Islaman tinggi," kata Ni'am

" Karenanya, predikat santri harus punya komitmen kewirausahaan," ucap dia melanjutkan

Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ini berujar santri dan pesantren berpotensi besar untuk mandiri secara ekonomi. Bahkan, kata dia, banyak pesantren di daerah yang justru menolak dana bantuan dari pemerintah.

" Karena khawatir adanya ketergantungan yang mempengaruhi independensi pesantren," kata dia.

Lebih lanjut, kata Ni'am, para santri harus bisa mengembangkan religipreneur sebagai metode wirausaha kaum santri yang dilandasi ilmu agama.

" Jiwa kewirausahaan yang dilandasi oleh norma dan nilai keagamaan akan melahirkan wirausaha yang tangguh tetapi tetap memiliki kepedulian sosial," ujar dia.

Kepedulian sosial tersebut termanifestasi dalam rukun Islam keempat, zakat. " Dalam kekayaan, ada zakat sebagai manifestasi tanggung jawab sosial," tegas Ni'am.

(Sah)

Beri Komentar