Malala Yousafzai, Aktivis Pejuang Hak Pendidikan Kaum Wanita Pakistan (onislam.net)
Dream - Aktivis Penerima Nobel Perdamaian tahun 2014, Malala Yousafzai, mendesak para pemimpin dunia untuk menghentikan penganiayaan terhadap minoritas muslim Rohingya di Myanmar. Dia menyatakan memihak muslim Rohingya dan meminta para pemimpin dunia melakukan hal yang sama.
" Saya menyerukan kepada pemimpin Myanmar dan dunia untuk mengambil tindakan sesegera mungkin untuk menghentikan penganiayaan terhadap minoritas muslim Rohingya," tulis Malala seperti dikutip Dream dari laman onislam.net, Rabu, 10 Juni 2015.
Di tahun 1982, muslim Rohingya dianggap imigran gelap dari Bangladesh oleh pemerintah Myanmar. Perlahan, kewarganegaraan mereka dihilangkan dan tidak diakui sebagai penduduk Myanmar. Puncaknya, pada tahun 2012 muslim Rohingya harus menghadapi tekanan dari pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Malala ingin hak kewarganegaraan muslim Rohingya dikembalikan. Hak muslim Rohingya harus dihargai.
" Muslim Rohingya pantas untuk mendapat kewarganegaraan di tempat mereka lahir. Dan mereka layak dihormati hak dan martabatnya sebagai warga negara," jelas Malala.
Selain menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian, Malala juga menerima penghargaan Perdamaian Anak Internasional di tahun 2013 karena mempromosikan pendidikan. Dia sekarang tinggal dan bersekolah di Birmingham, Inggris.
Malala Yousafzai merupakan aktivis remaja yang memperjuangkan kesetaraan hak memperoleh pendidikan bagi gadis-gadis di Pakistan. Dia menjadi korban penembakan kelompok Taliban lantaran lantang menyuarakan hak tersebut.
Sebuah peluru sempat bersarang di kepalanya. Dia sempat mengalami kritis, namun akhirnya dapat diselamatkan.
Dalam beberapa minggu terakhir, sekitar 3.100 orang pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar. Mereka kini tersebar di Malaysia, Indonesia, dan Thailand.
Menurut perkiraan International Organization for Migration (IOM), sekitar 8.000 orang masih terapung-apung dalam kapal di Teluk Bengal dan Laut Andaman. Mereka terancam kehabisan makanan dan air minum.
Laporan: Maulana Kautsar
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini
