Pengakuan Pria Tergemuk Inggris di Ujung Ajal

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 28 Juli 2015 11:30
Pengakuan Pria Tergemuk Inggris di Ujung Ajal
Carl Thompson menghabiskan 22.000 poundsterling selama enam tahun untuk makan makanan cepat saji.

Dream - Carl Thompson, 33 tahun, mendapat julukan sebagai pria tergemuk sejagat. Pria asal Dover, Kent, Inggris ini meninggal akibat terlalu gemuk, yang membuat jantungnya berhenti bekerja.

Sebelum meninggal, dia sempat berbincang secara langsung dengan program siaran 'Supersize' yang ditayangkan stasiun televisi Channel 5. Siaran berisi pengakuannya tatkala berjuang untuk bertahan hidup dengan obesitas tersebut sempat direkam dan seminggu setelahnya, Thompson ditemukan meninggal tergeletak di atas kasur di apartemennya.

Dalam siaran tersebut, Thompson mengaku menghabiskan uang mencapai 22.000 poundsterling, setara Rp458 juta selama enam tahun hanya untuk makan. Ini lantaran dia begitu terpukul akibat ibunya meninggal.

Selama enam tahun itu, Thompson menghabiskan waktu di apartemennya dengan memakan makanan cepat saji. Alhasil, tubuhnya membesar akibat terlalu banyak makan.

Ditambah lagi, Thompson tidak pernah bergerak dari tempat tidurnya. Bahkan pihak pengelola restoran cepat saji sampai menyiapkan petugas khusus yang membawa kunci apartemen Thompson, sehingga mudah mengantarkan makanan yang dipesannya.

Dalam program tersebut, Thompson menyatakan sebenarnya dia ingin berhenti dari kebiasaannya memakan makanan cepat saji. Dia pun ingin mencoba menjalankan diet sesuai saran dokter.

" Saya ingin berjalan mengelilingi apartemen dan berjalan ke ranjangku dan berjalan ke kamar mandi untuk pertama kalinya. Itu tujuan saya. Tujuan kedua adalah berkeliling apartemen ini tanpa satupun masalah," kata dia dalam rekaman siaran tersebut.

Thompson begitu berharap dia bisa kembali hidup normal. Dia benar-benar ingin bisa kembali berjalan seperti dulu.

" Ketika saya akhirnya menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi, saya akan melakukannya. Kemudian saya tidak memiliki masalah apapun. Saya akan pergi menggunakan penyangga untuk sementara kemudian saya akan berhenti menggunakan penyangga, kemudian saya bisa melakukan apapun yang tidak bisa saya lakukan karena gemuk," ungkap Thompson.

" Hingga akhirnya saya bisa berjalan mengelilingi apartemen," tambah dia.

Di program ini, Thompson sempat dikunjungi dokter spesialis dan ahli nutrisi. Kepada dokter dan ahli nutrisi tersebut, Thompson mengatakan ingin menurunkan berat badan sehingga suatu hari dia bisa bermain di taman dengan keponakannya berusia satu tahun.

" Saya begitu mencintainya Saya ingin melihat dia tumbuh, menikah, punya anak. Bermain sepakbola dengannya. Anda tahu... pergi ke taman dengan dia," katanya.

Prosesi pemakaman Thompson diadakan pada awal bulan ini. Jenazahnya diletakkan dalam peti mati berukuran dua kali lipat dari peti mati biasa.

Jenazah Thompson dikremasi di Barham Krematorium. Sejumlah keluarga dan teman-temannya hadir, hingga sebagian dari mereka terpaksa duduk galeri lantai atas lantaran terlalu banyak pengunjung.

Kisah Thompson diabadikan bersamaan dengan dua kisah orang gemuk lainnya yang menganggap rumah mereka menjadi penjara karena berat badannya.

(Ism, Sumber: dailymail.co.uk)

Beri Komentar