Didekati Kapal Nelayan, Pengungsi Rohingya Sempat Ketakutan

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 21 Mei 2015 13:02
Didekati Kapal Nelayan, Pengungsi Rohingya Sempat Ketakutan
Para pengungsi benar-benar merasakan suasana mencekam berada di atas kapal selama dua bulan 10 hari.

Dream - Pengalaman terombang-ambing di lautan mungkin akan menjadi hal yang tidak akan pernah dilupakan oleh para pengungsi Rohingya. Mereka merasakan betul bagaimana suasana terasa begitu mencekam.

Pengalaman itu dituturkan oleh salah satu pengungsi Muhammad Armen, 30 tahun. Dia bersama ratusan pengungsi lain putus asa lantaran sudah 2 bulan 10 hari berada di laut lepas.

Ancaman kelaparan terus mendera, lantaran perbekalan makanan sudah habis sejak 10 hari setelah mereka meninggalkan Myanmar. Bahkan ada sebagian pengungsi yang meninggal di atas kapal dan jenazahnya terpaksa dibuang ke laut.

" Kami juga sempat ketakutan ketika kapal-kapal nelayan Aceh mendekat, sehingga kami hanya bertakbir Allahu Akbar, Allahu Akbar," ujar Armen, dalam keterangan tertulis yang diterima Dream.co.id dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Kamis, 21 Mei 2015.

Armen mengatakan para pengungsi sempat mengira mereka akan didorong kembali ke lautan lepas oleh nelayan Aceh. Ini lantaran mereka trauma ketika ditolak mendarat oleh militer baik Malaysia maupun Thailand.

" Ternyata mereka (nelayan Aceh) mau menolong kami," kata dia.

Sementara itu, Koordinator Tim Kemanusiaan BMH Rahmat Effendi mengatakan pihaknya telah mengunjungi para pengungsi Rohingya di beberapa posko pengungsian. Dia menggambarkan kondisi para pengungsi begitu memprihatinkan.

" Masih tidak stabil, masa ada rasa takut, namun mereka juga bahagia. Selain itu, mereka juga sangat kurus," ungkapnya.

Rahmat mengatakan, pihaknya bergerak cepat menyalurkan bantuan begitu mendapat kabar mengenai para pengungsi yang sudah berada di Aceh. " Alhamdulillah, mereka mendapat makan dari dapur umum dan kami dari BMH membantu untuk tambahan gizi mereka seperti pengadaan susu dan juga makanan untuk anak-anak dan bayi," terang dia.

Lebih lanjut, Rahmat mengatakan penanganan pengungsi Rohingya tidak bisa dijalankan secara terpisah dari masing-masing lembaga donor. Dibutuhkan sinergisitas dalam penyaluran bantuan, mengingat kebutuhan pengungsi cukup banyak.

" Perlu sinergi dalam mengulurkan bantuan untuk saudara-saudara kita di Rohingya, dan tentu akan banyak hal yang mereka butuhkan, mulai dari layanan kesehatan, sandang, makanan, pakaian, perlengkapan salat seperti sarung, mukena dan juga Alquran serta penyediaan air bersih," kata dia.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More