Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Update Banjir Bandang Flores Timur: 41 Meninggal Dunia, 27 Hilang

Update Banjir Bandang Flores Timur: 41 Meninggal Dunia, 27 Hilang Banjir Bandang (Foto: Liputan6.com)

Dream - Jumlah korban meninggal dunia musibah banjir di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, terus bertambah. Hingga pukul 17.30 WIB, Minggu 4 April 2021, jumlah korban meninggal mencapai 41 orang.

"Setelah di lapangan, teman kami di NTT verifikasi ulang, kami dapatkan 41 meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam konferensi pers lewat kanal YouTube BNPB.

Semula, kata Raditya, BNPB menerima laporan ada 44 korban meninggal. Namun setelah dicek ulang di lapangan, korban meninggal tercatat 41. Sementara, 9 orang terluka, 27 masih hilang.

"Sekali lagi, data ini sangat dinamis," tambah dia.

Menurut Raditya, banjir bandang yang terjadi pada Minggu pukul satu dinihari itu terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi.

Banjir itu melanda 4 kecamatan, yang meliputi 7 desa. Berikut kecamatan dan desa yang dilanda banjir.

Kecamatan Ile BOleng

  • Desa Nelelamadike

Kecamatan Adonara Timur

  • Kelurahan Waiwerang
  • Desa Waiburak

Kecamatan Waton Ulumado

  • Desa Oyang Barang
  • Desa Pandai

Kecamatan Adonara Barat

  • Desa Waiwadan
  • Desa Duwanur

Banjir Bandang Terjang Flores Timur, 23 Orang Meninggal Dunia

Dream - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali melaporkan, korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 4 April 2021 sekitar pukul 01.00 WITA menjadi 23 orang.

" BPBD Kabupaten Flores Timur melaporkan sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi di beberapa kecamatan pada pagi ini. Dua orang lainnya masih dalam pencarian," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dikutip dari Liputan6.com, Minggu 4 Maret 2021.

Kondisi Korban Bencana Saat Ini

Raditya menerangkan, laporan terbaru ia terima sekira pukul 11.45 WIB. BPBD Flores Timur melaporkan korban meninggal 23 jiwa, 9 orang luka-luka, dan 2 hilang. BPBD juga melaporkan 49 kepala keluarga terdampak.

Jati mengatakan, 20 korban meninggal dan 5 orang luka teridentifikasi di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng. Tiga korban meninggal lainnya yang berhasil ditemukan di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado.

Sedangkan di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, 2 warganya masih dilaporkan hilang akibat banjir bandang. Kemudian 4 warga luka-luka telah dirawat di puskesmas setempat.

 

Pendataan Masih Dilakukan

BPBD melaporkan, kerugian materil berupa puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng. Selain itu, ada rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir serta jembatan putus di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur.

" Aparat pemerintah desa masih terus melakukan pendataan di lapangan," kata dia.

Pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat.

" Kendala di lapangan yang diidentifikasi petugas BPBD yaitu akses satu-satunya adalah penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Sedangkan hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat," kata dia.

Pencarian Korban Masih Berlanjut

Lebih lanjut menurut Raditya, korban hilnag merupakan dua warga di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur. Sementara tiga lainnya dilaporkan hilang berada di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado.

Untuk kerugian material dilaporkan puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng. Selain itu, ada rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir serta jembatan putus di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur.

" Aparat pemerintah desa masih terus melakukan pendataan di lapangan," kata dia.

Evakuasi Terkendala

Pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat.

" Kendala di lapangan yang diidentifikasi petugas BPBD yaitu akses satu-satunya adalah penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Sedangkan hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat," kata dia.

Sumber: merdeka.com

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP