Ketika Rasulullah Dipukul Pemuda Badui

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 23 Desember 2017 06:02
Ketika Rasulullah Dipukul Pemuda Badui
Rasulullah tidak marah, malah tersenyum.

Dream - Rasulullah memang menjadi teladan terbaik bagi umat Muslim, baik dalam bersikap maupun bertutur kata.

Salah satunya terkait kesabaran. Rasulullah merupakan sosok yang sangat sabar, meski mendapat perlakuan kasar dari orang lain.

Terdapat sebuah riwayat yang menggambarkan betapa sabarnya Rasulullah ketika ditampar seorang pemuda Badui. Kisah tersebut tercantum dalam kitab Nawadhir, Hikayat 45 Mukjizat Rasul karya Ahmad Syihabuddin bin Salamah Al Qulyuby.

Suatu hari, Rasulullah datang ke rumah putrinya, Fatimah, dalam keadaan sangat lapar. Di perut Rasulullah, terdapat batu yang terikat dengan tali.

Sayangnya, Fatimah juga tidak memiliki persediaan makanan apapun. Bahkan Fatimah dan dua cucu Rasulullah, Hasan serta Husein, sudah menahan lapar selama tiga hari.

Dengan rasa iba melihat dua cucunya, Rasulullah meninggalkan rumah Fatimah dan menuju sumur. Di sumur tersebut, Rasulullah bertemu dengan seorang pemuda Badui.

Rasulullah kemudian menawarkan jasa menimba air kepada si Badui itu, yang sedang dalam perjalanan. Si Badui setuju, menyerahkan timba kepada Rasulullah dan menjanjikan imbalan satu kurma untuk satu timba.

Rasulullah kemudian menimba sumur itu. Tetapi, penimbaan selanjutnya, tali yang dipegang Rasulullah terputus dan timba jatuh ke dalam sumur.

Si Badui marah dan menampar Rasulullah sembari menyerahkan 24 butir kurma. Si Badui lalu berusaha mengambil timba itu dan ketika berhasil, dilemparkannya timba tersebut ke arah Rasulullah.

Rasulullah sama sekali tidak bergerak dari tempat berdirinya maupun marah atas perlakuan si Badui. Rasulullah hanya tersenyum dan mengambil upah yang telah diberikan.

Melihat tenang dan sabarnya sosok yang dimarahi tadi, si Badui menjadi berpikir sembari melanjutkan perjalanan. Maklum, pemuda itu belum pernah bertemu langsung dan hanya mengetahui sosok Rasulullah dari orang-orang Arab sekitar.

Si Badui keheranan dengan tenangnya Rasulullah. Beberapa saat kemudian, barulah dia berpikir bahwa orang yang telah ditamparnya adalah Nabi Muhammad.

Pemuda itu ketakutan seketika. Karena merasa sangat bersalah, si Badui memotong tangan yang telah dia gunakan untuk menampar Rasulullah.

Badui itu kemudian berjalan menuju masjid. Banyak orang bertanya mengapa tangannya sampai terpotong.

" Aku telah menampar wajah seseorang, dan aku berpikir itu adalah Muhammad, aku takut akan tertimpa musibah, maka aku memotong tangan yang telah kugunakan untuk menamparnya," kata pemuda Badui itu.

Sahabat Salman datang dan mengantarkan si Badui ke rumah Fatimah. Di sana, Rasulullah sedang duduk sembari memangku kedua cucunya.

Dengan penuh ketakutan, si Badui berkata, " Wahai Muhammad, maafkan aku. Aku tidak tahu jika yang kutemui dekat sumur adalah dirimu."

Mendengar ucapan si Badui, Rasulullah tersenyum. Malah Rasulullah mengatakan kepada pemuda itu dia telah menjadi penyelamat bagi cucu-cucunya. (eko)

Baca selengkapnya di sini...

Beri Komentar