Rafiqa Humaira Peserta Dream Girls 2015 Asal Bandung
Dream - Jatuh cinta terkadang memberikan keindahan sesaat dunia. Begitu juga yang di alami oleh Rafiqa Humaira peserta Dream Girls 2015 asal Bandung ini.
Cinta sesaat membawanya pada kehancuran. Namun dari sisi lain hal ini yang membuatnya sadar dan membuka hati nuraninya untuk bisa lebih dekat dengan Allah.
Bagaimana proses bangkit dari keterpurukan cinta yang di alaminya? Berikut kisah inspiratif dari Rafiqa. Bila Anda suka silahkan vote Rafiqa Humaira DI SINI
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Namaku Fiqa dan ini sedikit kisah konyol dalam hidupku. kukatakan konyol karena memang konyol dan pantas untuk ditertawakan. Kamu tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang? Mencintai dengan sangat sampai-sampai seluruh semestamu bertumpu padanya. Aku tahu rasanya, aku tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang aku pikir takdirku sampai aku melupakan bahwa hati dapat berubah. Dapat berubah dalam hitungan detik atas kuasa-Nya. Kamu tahu rasanya ditinggalkan seseorang yang kamu anggap takdirmu? Dengan segudang rencana yang telah terbungkus rapi dikepalamu, hanya karena ketidakkonsistenannya menjalani hidup. Aku tahu rasanya, aku tahu bagaimana ditinggalkan, sampai aku sadar bahwa dia hanya makhluk-Nya, yang tak sempurna, walaupun dia selalu bisa menjadi sempurna dimataku. Kamu tahu rasanya diacuhkan saat kamu memerlukan seseorang dalam ketidakberdayaanmu? sedangkan orang lain terus menerus memaksamu melakukan yang terbaik.
Aku tahu rasanya, rasanya mencintai dengan sangat, rasanya ditinggalkan, rasa diacuhkan, rasanya dunia gemerlapku hancur seketika. Semestaku tak karuan lagi bentuknya. Kisah ini bermula saat aku bertemu dengannya. Seseorang yang aku anggap baik, ya dia memang baik, sangat baik. Aku suka segala tentangnya. Aku suka segala tingkah lakunya. Aku suka saat dia dengan enteng melangkahkan kakinya ke masjid kampus, aku suka mendengarnya membaca lantunan firman-Nya, aku suka berdebat mengenai segala hal dengannya. Aku suka. Sangat suka. Sampai akhirnya dia mengatakan cinta padaku, bagaimana bisa aku menolak segala pesona yang secara tak sadar dia tunjukan padaku. Ya dengan mungkin sedikit gegabah aku menerimanya. Menjalani hari-hari dengan ketidak jelasan yang absurd. Beginikah rasanya mencintai seseorang. Kami menjalani hari seperti biasa. Sebiasa mungkin sampai orang-orang sadar bahwa kami sepasang kekasih. Lalu kami berpisah jarak, yang membuat perbedaan kami semakin nyata. Obralan janjinya selalu aku telan bulat-bulat, sampai akhirnya dia mengatakan jenuh padaku. Kata yang paling ku hindari, karena jenuh pada akhirnya meniadakan rasa, begitu yang aku tahu. Dan instingku berkerja dengan hebat. Aku menemukan ada wanita lain yang menarik hatinya. Ya. Boom. Dalihnya selalu karena aku, aku yang memutuskannya, aku selalu merasa bersalah karena aku. Ya saat itu semestaku runtuh.
Aku mencoba mengalihkan semua tentangnya. Aku paksa diriku melakukan segala hal. Aku paksa diriku menyelesaikan skripsiku disaat kehancuranku. Aku terima semua ajakan nongkrong teman-temanku, aku pergi sendiri berjalan kaki menyusuri Dago ke Buah Batu, aku paksa diriku berkeringat, aku paksa diriku kuat. Menjadi benar kuat. Berat badanku menyusut drastis. Angka 50 membuatku kaget. Aku tak sanggup makan. Segala makanan kumuntahkan lagi. Sebulan. Aku ingat dengan jelas. Sampai akhirnya aku sadar. Ini teguran dari-Nya. Ya. Allah menegurku, bahwa takdir adalah milik-Nya. Hati dapat Dia belokkan dengan mudahnya. Bahwa rasa percaya hanya pantas ditujukan untuk-Nya. Aku harus percaya ketetapan-Nya. Aku harus percaya semua akan indah pada waktu dan cara yang sempurna. Aku tahu aku belum baik, aku tahu aku belum mencapai kata cantik di mata-Nya. Aku ingin memperbaiki diri, aku ingin mempercantik diri dihadapan-Nya. Bukan untuk seseorang di masa depan. Tapi untuk-Nya. Sambil sesekali merayu-Nya agar dipertemukan dengan seseorang yang bisa membimbing langkahku nanti ke surga-Nya. Walaupun kadang-kadang hati ini masih nyut-nyut merasa sakit. Walaupun kadang-kadang hati ini sendu dengan sendirinya. Semuanya perlu proseskan? Move on obatnya cuman waktu sama ikhlas, dan aku menyadarinya sekarang. Begitu konyolnya kelakuanku waktu itu. Terlalu pantas untuk ditertawakan.
Kamu tahu apa yang diberikan Allah untukku sekarang? Aku lulus, skirpsiku yang aku kira tak pernah bisa kuselesaikan aku selesaikan dengan tertatih saat itu. Aku bisa menyelesaikannya. Aku tak perlu seseorang yang mensupportku saat aku menyelesaikan skripsiku, aku hanya perlu Allah mendengar celotehanku. Orang-orang yang sayang padaku. Aku tak bisa berhenti berucap syukur. Disaat aku terpuruk, begitu banyak bahu untuk bersandar. Begitu banyak tangan mengandengku, dan yang aku lihat sekarang begitu banyak orang yang sayang padaku, semestaku tak pernah hancur. Bahkan semestaku jauh lebih indah. Aku cuma kehilangan satu orang yang tak lagi mencintaiku, tapi Allah berikan banyak orang yang sayang dengan tulus padaku sekarang. Kamu tahu apa yang aku rasakan sekarang? Bahagia.
(Ism)
Advertisement
Gunung Gede Ditutup untuk Pendakian, Kondisinya Penuh Sampah
Ayu Ting Ting Buat Kue Sendiri Khusus Untuk Picnic Story
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
400 Kue Ramaikan Picnic Story, Buat Piknik Jadi Makin Seru
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan