Dream - Sejak pandemi, anak-anak begitu lengket dengan gadget, baik laptop, tablet, ponsel atau pun PC. Hal itu karena mereka harus sekolah secara online karena Covid-19. Pandemi berakhir, kebiasaan menggunakan gadget pun sangat sulit untuk ditinggalkan.
Anak-anak sebagian besar lebih banyak belajar lewat internet karena lebih praktis dan menyenangkan. Buku fisik pun tak terlalu diminati.
Anak-anak Sahabat Dream juga demikian? Perlu diingat saat anak menatap layar gadget terlalu lama bisa membuat ketergantungan dan memicu emosi negatif.
Menurut penelitian, anak-anak menunjukkan rasa ingin tahu, pengendalian diri, dan stabilitas emosi yang lebih rendah ketika bermain gadget lebih dari jam sehari.
Anak juga lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi serta menderita gangguan tidur, obesitas, dan gangguan keterampilan sosial.
Bahkan video pendek dan bertempo cepat seperti short dan reels memiliki konsekuensi, yang memengaruhi pengaturan diri dan daya ingat anak-anak.
Untuk mendapatkan pengetahuan memang tak selalu lewat buku yang berformat teks. Sebagai alternatif, ayah bunda mungkin memberikan audio book yang dapat berdampak positif pada kemampuan anak-anak untuk berpikir dan berkomunikasi.
" Mulai sekitar usia tiga setengah tahun, sebagian besar anak dapat memahami cerita sederhana dan dongeng. Buku audio dapat sangat berguna selama perjalanan dengan mobil, rutinitas sebelum tidur, dan waktu bermain yang tenang," kata Andrey Vyshedskiy, Ph.D. seorang neuroscientist dari Boston University.
Menurut Vyshedskiy pada anak-anak usia sekolah, audio book dapat menarik minat baca dengan menyediakan cara alternatif untuk menikmati buku. Hal yang juga sangat penting adalah dapat merangsang pertumbuhan intelektual anak-anak, jauh lebih baik daripada video.
" Audio book melatih mereka untuk menggunakan imajinasi. Sebaliknya, video menyediakan gambar yang telah terbentuk sebelumnya yang tidak memerlukan imajinasi," kata Vyshedskiy.
Berimajinasi ini adalah upaya yang disengaja untuk menciptakan gambar baru dalam pikiran. Orang tidak dilahirkan dengan kemampuan ini. Sebaliknya, kemampuan ini harus dikembangkan secara aktif selama masa kanak-kanak melalui percakapan dan keterlibatan dengan cerita dan dongeng.
Mendengarkan
Mendengarkan audio book mengharuskan anak untuk fokus dan memperhatikan kata yang diucapkan. Ini mendorong perkembangan keterampilan mendengarkan. Tidak seperti melihat video, di mana komponen visual mendominasi perhatian anak, memahami buku audio menuntut pendengaran aktif.
" Hal ini dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan mempertahankan rentang perhatian untuk waktu yang lebih lama," ujar Vyshedskiy.
Audio book juga jadi 'alat' yang efektif untuk memperluas kosakata anak dan meningkatkan keterampilan bahasa. Pemaparan terhadap bahasa yang kaya dan beragam memungkinkan anak untuk menemukan kata dan frasa baru dalam konteks, yang membantu dalam pemahaman dan ingatan.
" Dibandingkan dengan buku cetak, buku audio menampilkan narasi ekspresif, yang dapat memodelkan pengucapan, intonasi, dan ritme yang tepat," ungkap Vyshedskiy.
Sumber: The Conversation
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya