Dream - Kejadian langka dialami bayi usia 5 bulan berinisial AA, anak pasangan Hendi (27) dan Usmaina (25), warga Kampung Limau Sundai, Kenagarian IV Koto Hilir, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan Sumatera Barat. Bayi tersebut memiliki perut yang besar dan diketahui hamil kembarannya.
Hal ini diketahui dari keterangan dokter yang memeriksa AA, dr. Tuti handayani, spesialis radiologi di RSUP M Djamil Padang. Menurut dokter, AA sebenarnya merupakan anak kembar saat masih janin.
Tuti menjelaskan bayi AA dirujuk ke RSUP M Djamil untuk pemeriksaan CT scan dengan abdomin kontras. Saat dilakukan CT scan awalnya ditemukan satu tumor di dalam perut sang bayi. Tumor ini terdiri atas komponen padat, ada lemaknya ada cairan dan komponen tulang.
Pada bayi AA memperlihatkan struktur menyerupai kaki. Dinyatakan sebagai suatu gambaran fetus in fetu atau ada fetus di dalam seorang bayi.
" Sebenarnya fetus in fetu ini adalah suatu kejadian yang jarang sekali ditemukan," ujar dr. Tuti.
Dikutip dari Halodoc, Fetus in fetu (FIF) atau kembar parasit merupakan kelainan janin yang sangat langka. Kondisi ini ketika terdapat janin dari salah satu anak kembar di dalam tubuh anak kembar lainnya.
Kelainan kembar parasit terjadi dua kali lebih banyak pada kembar anak lelaki dibandingkan anak perempuan.
Hanya ada 100 kasus kembar parasit yang terdata sejak awal penemuannya di abad ke-19. Mayoritas kasus FIF terjadi pada bayi neonatal dan anak, kecuali tujuh kasus yang terjadi pada usia lebih dari 15 tahun.
Kondisi janin bisa terbawa dalam tubuh hingga usia tertentu masih menuai perdebatan antara para ahli. Sejauh ini, ada dua hipotesis sebab kembar parasit.
Pertama, terjadi perkembangan embrio (embriogenesis) yang abnormal dalam kehamilan kembar monokorionik-diamniotik.
Merupakan jenis kembar identik yang berada di dalam satu plasenta yang sama tetapi kantung ketuban yang berbeda. Embriogenesis terjadi dengan kecacatan saat salah satu kembar monozigotik terletak dalam tubuh kembarannya.
Penyebab kedua FIF adalah teratoma, jenis tumor langka yang memiliki jaringan dan organ seperti tubuh pada umumnya. Ini menyebabkan FIF terlihat sebagai bentuk janin. Tetapi, FIF berbeda dengan teratoma biasa karena lokasinya dan kompleksitas jaringan pada janin.
Fetus in Fetu merupakan kondisi yang jinak, tapi ada kemungkinan bahwa pengidapnya bisa mengalami nyeri atau tekanan di bagian tubuh tertentu jika janin menekan organ tubuh di daerah tersebut. Jika hal itu terjadi, pengidap harus menjalani operasi pengangkatan agar janin parasit bisa keluar dari tubuh.
Setelah itu, dokter ahli juga menyarankan evaluasi berkala terhadap kondisi tubuh dengan cara yang mirip dengan pengawasan setelah operasi pengangkatan tumor.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik