Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Memberikan hadiah mahal, hibah atau sebagian harta kerap dilakukan orangtua pada anak-anaknya. Tak lain tak bukan karena ingin menyenangkan hati anak, cucu dan keturunan serta tak mau melihat mereka kekurangan atau hidup susah.
Situasi bisa berubah. Hubungan memburuk atau malah orangtua malah kekurangan untuk hidup sehari-hari di kemudian hari. Bisa juga hadian yang diberikan pada anak malah digunakannya untuk hal buruk atau maksiat.
Dari segi hukum Islam, apakah orangtua boleh meminta kembali hadiah atau harta yang diberikan? Dikutip dari Bincang Syariah, ada hadis yang diriwayatkan soal meminta kembali sedekah.

Artinya: Perumpamaan orang yang meminta kembali sedekahnya adalah seperti anjing yang muntah kemudian mengambil lagi muntahannya dan menelannya.” (HR. Bukhari-Muslim).
© Dream
Berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi dalam Syar? ?a??? Muslim, mayoritas ulama berpendapat hukum meminta kembali pemberian adalah haram. Perlu dicatat, jika ada hubungan keluarga maka ada aturan lain.

“ Hadis ini menjadi dalil yang jelas tentang keharaman meminta kembali pemberian setelah diserahkan. Tapi, keharaman ini hanya berlaku untuk pemberian terhadap orang selain keluarga. Adapun jika seseorang memberikan sesuatu kepada anaknya—atau keturunannya, maka ia boleh meminta kembali, sebagaimana telah Rasulullah SAW tegaskan dalam hadis riwayat An-Nu’man bin Basyir. Kehalalan meminta kembali pemberian ini tidak berlaku untuk pemberian kepada saudara, paman, atau keluarga lainnya. Ini adalah pendapatnya Imam Syafi’i. Begitu pula Imam Malik dan Imam Al-Auza’i.”
© Dream
Selain itu, ada pula hadis lain yang berbunyi:

Artinya: Bagi seorang laki-laki yang muslim tidak halal memberikan suatu pemberian kemudian ia mengambilnya kembali, kecuali bagi orang tua terhadap barang yang ia berikan pada anaknya.” (HR. Ahmad)
Jadi, bagi orangtua meminta kembali pemberian tidak haram, tapi bisa jadi hukumnya makruh, sunah, mubah atau wajib. Begini penjelasan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fat?ul-Mu’?n:

Artinya: “ Makruh bagi orang tua meminta kembali pemberian yang sudah diterima anaknya, kecuali bila ada uzur, semisal si anak durhaka kepadanya atau ia menggunakan barang pemberiannya dalam kemaksiatan" .
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
© Dream
Dream - Nilai-nilai Islam harus senantiasa jadi panduan dan pedoman dalam tiap aspek kehidupan. Termasuk dalam berkeluarga dan mengasuh putra putri tercinta. Hadirnya buah hati dalam sebuah keluarga, merupakan amanah.
Tak hanya itu, anak juga bisa jadi penenang dan penyejuk hati serta perhiasan orangtuanya. Dalam al-Quran Allah menjelaskannya dalam QS. al-Kahfi[18] ayat 46:

Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. ( QS. al-Kahfi[18] ayat 46)
Dikutip dari Bincang Muslimah, menurut al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi harta merupakan sebuah perhiasan meskipun tidak mempunyai anak, dan bukan sebaliknya. Beliau menjelaskan orang yang mempunyai anak sedang ia tidak mempunyai harta maka orang itu berada dalam kesengsaraan dan kemelaratan.
© Dream
Maka, diantara keduanya haruslah seimbang agar jauh dari kemelaratan. Pendapat al-Maraghi ini menunjukkan bahwasanya orangtua dilarang menelantarkan anak dan wajib memenuhi kebutuhan anak.
Sementara menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar ini merupakan ayat rayuan yang sangat indah. Allah SWT memberi peringatan bahwa harta dan anak itu memanglah perhiasan yang sangat indah. Namun sayang, perhiasan indah itu hanyalah bersifat sementara karena memiliki batasan waktunya.
Dalam tafsir Kemenag (Dapartemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya: 2006), ayat ini mengabarkan kepada kita semua bahwasanya anak merupakan perhiasan yang harus dijadikan jalan bagi orangtua untuk melakukan amal saleh yang akan mengantarkan kepada ridho Allah SWT.
© Dream
Jika orangtua memperlakukan anak dengan cara yang tidak baik dan tidak mengundang pahala serta ridho Allah SWT maka kehadiran anak akan berubah menjadi sebuah cobaan.
Allah telah menjelaskan yang menjadi kebanggaan manusia di dunia ini ialah harta benda dan anak-anak, karena manusia sangat memperhatikan keduanya. Banyak harta dan anak dapat memberikan kehidupan dan martabat yang terhormat kepada orang yang memilikinya. Sebaliknya, juga dapat menjadikan seseorang takabur dan merendahkan orang lain.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
5 Kuliner Tradisional Banten yang Manjakan Lidah

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya


Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri