Ilustrasi
Dream - Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal 2020 membuat perubahan secara radikal di seluruh dunia. Saat tingginya kasus Covid-19 seluruh warga diminta untuk di rumah saja demi mengurangi risiko penularan.
Bayi dan balita yang lahir dan tumbuh kembang ke masa pandemi ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hanya bertemu denga keluarga dan inti, komunikasi dengan kakek nenek atau kerabat hanya dilakukan lewat internet dan telepon.
Hal ini tak dipungkiri membuat kemampuan sosial anak (social skill), tak terstimulasi dengan maksimal. Sebuah penelitia di Irlandia menemukan beberapa bayi yang lahir selama pandemi keterampilannya sosialnya lebih lambat.
Terutama dalam mengucapkan kata-kata bermakna, menunjuk, dan melambaikan tangan, ini dibandingkan dengan bayi yang lahir sebelum pandemi. Kabar baiknya, hal tersebut tak perlu dikhawatirkan, karena kemampuan tersebut bisa dikejar.
Dokter Sam Hay, seorang spesialis anak, mengungkap saat ini harus memperbanyak anak bertemu banyak orang. Tingkatkan kemampuan sosialisasinya.
" Keluar dan bersosialisasilah. Orangtua akan melihat bahwa anak-anak akan bangkit kembali dan berkembang. Pergi ke taman, tunjukkan segalanya dan stimulasi anak agar lebih banyak berbicara dengan orang lain," ujarnya.
Dia juga menekankan perkembangan sosial dapat dipengaruhi oleh situasi keluarga. Seperti saat liburan, ada yang sakit, kumpul keluarga atau momen yang melibatkan keluarga besar untuk berkumpul.
Untuk membantu menstimulasi kemampuan sosialisi si kecil, perbanyaklah kumpul dengan kerabat atau keluarga. Akan lebih baik jika ada melibatkan juga anak-anak seusianya.
Sumber: KidSpot
Dream - Proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Berjalan atau langkah pertama, adalah tahapan perkembangaan yang sangat dinantikan para orangtua.
Pada beberapa anak, mulai belajar melangkah atau mencoba saat usia 15 bulan. Ada juga yang lebih dari usia tersebut dan hal ini sering membuat khawatir. Anak. Penny Glass, Ph.D., seorang ahli tumbuh kembang anak di Children's National Medical Center, Washington, D.C mengungkap bahwa tidak semua anak bisa berjalan di tahun pertama mereka.
" Kebanyakan anak berjalan atau mencoba pada usia 15 bulan, tetapi usia 18 bulan masih dapat dianggap sebagai batas atas normal," ujarnya.
Terdapat perbedaan antara anak yang sekedar terlambat berjalan dan anak dengan Gross Motor Delay atau keterlambatan perkembangan motorik kasar. Penny mengungkap, jika seorang anak tidak menunjukkan ketertarikan pada aktivitas motorik, anak tersebut mungkin mengalami masalah dengan keterampilan motorik. Sebaliknya, anak yang banyak mencoba berdiri dan berjalan cenderung tidak mengalami keterlambatan.
Orangtua dapat memperhatikan tonus (kekuatan) otot pada anak dan kualitas gerakannya. Umumnya, anak memiliki kontrol yang baik di sekitar usia 4 bulan, dan tetap tegak jika ditempatkan dalam posisi duduk pada usia 7 - 8 bulan. Jika anak melakukan hal tersebut tetapi, tetap terlambat berjalan, hal ini tidak terlalu mengkhawatirkan.
Kepribadian atau temperamen anak juga menjadi aspek yang harus diperhatikan. Beberapa anak lebih aktif, namun ada juga yang cenderung menjadi pengamat dan penuh perhitungan. Anak yang memiliki keterampilan sosial dan penuh rasa penasaran bisa terlambat berjalan karena mereka lebih tertarik untuk mengamati dunia di sekitar mereka dan lebih berhati-hati.
" Untuk melatih anak berjalan, orangtua dapat membiarkan anak mencoba berdiri sambil melingkari lengan untuk keselamatannya. Berpegangan sambil berdiri dapat melatih keseimbangannya untuk berjalan," ungkap Penny.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: Parents
Dream - Makan bagi anak usia di bawah lima tahun bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Ada banyak manfaat yang bisa merangsang tumbuh kembang motorik si kecil saat makan dan hal ini sering tak disadari orangtua.
Biasanya, si kecil disuapi saat makan. Mereka digendong atau pun duduk dan sambil menatap layar. Hal tersebut sebaiknya jangan dilakukan. Berikan saja si kecil potongan makanan yang mudah digenggam dan digigitnya.
Tak masalah jika makanan jadi sangat berantakan di mulutnya. Jangan terlalu sering membersihkan dan lap mulutnya dengan tisu basah. Saat anak makan dengan berantakan atau dikenal dengan messy eating, justru ia sedang bereksplorasi.
Hal tersebut, menurut dokter Lucyana Santoso, Sp.A, memiliki banyak manfaat. Apa saja?
1. Belajar mengenal berbagai tekstur
Membiarkan anak makan sendiri dapat mendorongnya untuk menyentuh makanan yang disajikan. Ini adalah bagian dari stimulasi taktil dan sensori untuk meningkatkan sensitivitas indra peraba. Bermanfaat besar bagi tumbuh kembang sesnsorik dan ketertarikannya pada makanan.
Jika dilakukan secara rutin, anak terlatih untuk fokus. Anak juga akan belajar melatih keseimbangan, mengkoordinasi gerakan, melakukan gerakan selektif, seperti menjimpit makanan. Termasuk, mengurangi GTM (gerakan tutup mulut) dan memicu keinginan mencoba makanan baru.
" Salah satu kunci keberhasilan pemberian MPASI (makanan pendamping ASI) adalah membuat proses makan menjadi menyenangkan. Maka anggap jam makan adalah waktu untuk bermain dan bereksplorasi," ujar dr Lucy, dikutip dari TentangAnak.
Pastikan juga memberi makanan yang sesuai dengan usia anak guna mencegah tersedak. Untuk lebih efektif, bagi satu porsi makanan menjadi dua tempat, satu untuk anak makan sendiri dan satu untuk disuapi. Jangan lupa berikan apresiasi saat anak berhasil makan sendiri dan lahap.
Informasi seputar perkembangan anak bisa di lihat di aplikasi Tentang Anak, yang berkomitmen membantu banyak orangtua dalam memantau perkembangan anak dengan mudah, cepat dan praktis, bersama ahlinya. Aplikasi dapat diunduh secara gratis di App Store dan Play Store.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia