Divonis 4 Tahun Penjara, Roro Fitria Menangis

Reporter : Nur Ulfa
Kamis, 18 Oktober 2018 16:05
Divonis 4 Tahun Penjara, Roro Fitria Menangis
Roro Fitria memanggil-manggil almarhum mamanya setelah divonis. Selain penjara, dia juga didenda Rp800 juta.

Dream - Roro Fitria divonis empat tahun penjara. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan perempuan yang ibundanya baru meninggal dunia itu terbukti melakukan penyalahgunaan narkotika.

" Menyatakan terdakwa Roro Fitria terbukti secara sah meyakinkan melakukan tindak pidana, memiliki narkotika bukan tanaman," kata Ketua Majelis Hakim, Iswahyu Widodo, di PN Jakaarta Selatan, Kamis 18 Oktober 2018.

Roro Fitria

Roro Fitria (Nur Ulfa/ Dream)

Selain menjatuhkan hukuman penjara empat tahun, hakim juga memerintahkan Roro membayar denda sebesar Rp800 juta. " Jika tidak dibayar diganti pidana penjara tiga bulan," ujar Iswahyudi.

Roro tak bisa menahan kesedihan saat mendengar pembacaan hukuman itu. Dia menangis tersedu-sedu dan menutupi wajahnya dengan tangan.

Tak hanya itu, Roro bahkan memanggil-manggil nama ibundanya setelah persidangan itu. " Mama, mama, mama, mama," kata Roro seraya keluar dari ruang sidang.

1 dari 3 halaman

Roro Fitria Tampil Berhijab Usai Ibunda Meninggal

Dream - Penampilan Roro Fitria terlihat berbeda saat menjalani sidang kasus narkoba yang menjeratnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Roro terlihat mengenakan kerudung hitam dengan model yang sangat sederhana.

Kerudung hitamnya dibiarkan terurai panjang dan hanya disematkan jarum pentul. Mengenai alasan dirinya berhijab saat ini, Roro mengaku itu dia lakukan untuk menghormati ibundanya yang baru saja meninggal dunia.

Roro Fitria

" Masih sangat belasungkawa, makanya ini rasa hormat saya ke mama. Dan saat ini saya menggunakan hijab karena masih amat sangat berduka," kata Roro saat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 17 Oktober 2018.

Roro mengaku bersalah selama ini banyak menyusahkan ibundanya. Terlebih di detik-detik terakhirnya ibunya meninggal, Roro tak berada didekatnya.

" Kemarin mbak Tina (asisten) bilang, sebelum meninggal Mama selalu memanggil-manggil nama saya, 'Mbak Roro mana, Mbak Roro mana' gitu kan," ucapnya.

Diketahui sebelumnya ibunda Roro Almarhum Retno Winingsih meninggal dunia pada senin 15 Oktober 2018 akibat mengidap penyakit asma.

2 dari 3 halaman

Roro Fitria Selalu Bawa Tanah Pusara Sang Bunda

Dream Roro Fitria masih berduka usai sang bunda, Retno Winingsih, meninggal dunia. Untuk mengenang sang bunda, Roro mengaku terus membawa tanah pusara dan bunga saat jenazah sang bunda dimakamkan di Yogyakarta.

Roro sengaja membawa tanah pusara dan kembang itu agar bisa merasakan kehadiran sang bunda di dekatnya.

" Sampai sekarang pun tanah pusara dan bunga mama selalu saya bawa kemana-mana supaya soul atau ruhnya selalu mendampingi saya karena saya butuh itu," ujar Roro di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 17 Oktober 2018.

Roro Fitria

Roro mengaku pingsan saat menghadiri pemakaman sang bunda. Dia merasa tak kuasa menerima kenyataan telah ditinggal pergi sang bunda untuk selama-lamanya.

" Iya waktu pas pertama kali mendengar saya sempat pingsan. Lalu waktu pas kemarin setelah baca surat Yasin di pemakaman saya juga tidak kuasa, tidak kuat, sehingga saya pingsan," ujarnya.

Maka dari itu, untuk mengobati kesedihannya selama ini, wanita berusia 28 tahun ini terus istighfar dan berzikir agar kuat menghadapi ini cobaan ini.

" Sangat berat, sangat sakit yang saya rasakan meskipun saya selalu beristighfar berzikir supaya saya diberikan ketenangan kekuatan," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Saat Sakaratul Maut, Ibunda Terus Sebut Nama Roro Fitria

Dream - Retno Winingsih Yulianti, ibunda Roro Fitria menghembuskan napas terakhir pada Senin pagi, 15 Oktober 2018. Hesti Valentina asisten pribadi Roro menceritakan detik-detik terakhir Retno sebelum berpulang.

" Sebelum meninggal nanyain Roro gitu," kata Hesti saat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, hari ini.

Ibunda Roro juga masih ingin menemani Roro untuk sidang putusan pada Rabu mendatang.

"  Kan sebelumnya dia nggak bisa ngomong, sudah agak mendingan nanya 'Mbak sidang besok kan, mba Roro?. Terus sudah aku bilang ibu ndak usah mikir. Yang penting ibu sehat dulu baru nanti ke sidang," katanya.

Namun tetap saja kata dia, Retno masih terus memanggil Roro Fitria hingga ajal menjemputnya.

" Tetap saja manggilin mba Roro. Aku bilang kata mba Roro ibu harus sehat, jam 5 itu mulai kritis. Habis azan dipanggil dokternya, dadanya masih ditekan alat pemicu jantung. Jam 06.30-an, ibu udah nggak ada," tutur Hesti.

Beri Komentar