Bibi Letchumi, 14 Tahun Hidup Menggelandang Kini Punya Rumah (Facebook/Ebit Lew)
Dream - Di tengah cerita hidup yang nyaman, ada sebagian dari mereka yang masih harus berjuang untuk bertahan hidup. Mereka memilih berjuang dalam diam karena tak ingin menimbulkan masalah bagi orang lain.
Salah satunya seperti perempuan asal Malaysia satu ini. Selama 14 tahun lamanya dia tidur di bawah pohon dan terabaikan.
Kisah penderitaan perempuan yang akrab disapa Bibi Letchumi ini diceritakan oleh seorang pendakwah asal Negeri Jiran, Ustaz Ebit Lew. Sang Ustaz membantu bibi Letchumi agar tidak perlu lagi tinggal di jalanan.
" Bibi Letchumi telah tidur di bawah pohon kecil selama 14 tahun. Dia memunguti besi tua," ujar Ustaz Ebit.
Letchumi merupakan wanita 62 tahun asal India. Dia hidup menggelandang di Malaysia dan menyambung hidup sebagai pemulung.
" Saya sudah melihatnya mengambil besi tua tiga kali. Fasih berbahasa Melayu dan Inggris," kata Ustaz Ebit.
Setiap malam, Letchumi akan tidur di tenda kecil di bawah pohon. Dia bersembunyi di bawah pohon agar tak ada orang yang melihat. Karena bibi ini tidak ingin merepotkan orang lain.
" Prinsipnya adalah tidak merepotkan orang lain. Bos besi tua dan orang kurang mampu lainnya yang mengenal bibi itu senang ketika saya tiba. " Tolong bantu dia," kata mereka, karena mereka khawatir dia tidur di bawah pohon," kata Ustaz Ebit.
Pengalaman bibi di jalanan menjadi lebih buruk adalah kenyataan akan ada orang yang akan melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Bahkan di usianya yang sudah tidak muda, masih banyak orang yang berusaha melecehkannya.
" Dia berkata bahwa ada pria yang telah melakukan hal buruk padanya dan menyentuhnya. Banyak yang mengambil keuntungan meski dia sudah tua. Dia berkata, selama mereka tidak memukulinya, dia akan menerimanya," kata dia.
Ustaz Ebit menawarinya sebuah unit perumahan. Bibi ini sempat menolak dan menyarankan agar tawaran itu diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.
" Ustaz harus memberikannya kepada seseorang yang lebih membutuhkannya. Saya masih bisa mendapatkan uang. Jika saya bekerja keras, saya akan punya cukup uang untuk makan dan minum. Saya sehat meskipun saya berusia 62 tahun,” kata Letchumi..
Untungnya, dia akhirnya mau menerima bantuan Ustaz Ebit. Dia mengajaknya berbelanja pakaian, sepatu dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Dia juga memastikan Bibi Letchumi cukup makan dengan mentraktirnya makan.
“ Saya bersyukur bisa menyewa tempat di Pengadilan Mentari. Kami membawa troli dan tas kecilnya. Dia menangis saat dia berterima kasih kepada kami," kata Ustaz Ebit.
" Dia mengira kami hanya bermain-main. " Kamu benar-benar hebat," katanya. Setelah ini dia tidak harus lari di tengah hujan lebat tengah malam," lanjut dia, dikutip dari World of Buzz. (mut)
Dream - Membangun rumah bukan pekerjaan yang mudah. Selain perlu biaya besar, membangun rumah juga membutuhkan waktu yang lama dan tenaga dari banyak orang.
Namun tidak demikian dengan seorang pria paruh baya dari Bone, Sulawesi Selatan, yang membangun rumahnya sendirian.
Yang lebih mencengangkan, dia membangun rumah bukan di permukaan, tapi di bawah tanah. Tentu pekerjaan membangun rumah di bawah tanah lebih sulit daripada di permukaan.
Masalahnya, dia harus menggali tanah yang terkadang terasa sangat keras dan penuh dengan batu-batuan. Tapi pria dari Bone ini berhasil membangun rumah bawah tanahnya sendirian.
Dengan peralatan sederhana dan seadanya, pria yang tak disebutkan namanya itu membangun rumah bawah tanah.
Pemandangan di dalam rumah bawah tanah tersebut sempat direkam dan videonya dibagikan di akun Instagram @ndorobeii.
Tidak seperti rumah di permukaan, rumah bawah tanah ini memiliki banyak lorong dan tangga.
Selain itu, rumah bawah tanah di Bone ini juga berisi ruang-ruang yang tidak terlalu lebar.
Meski memiliki pintu, namun tidak ada daunnya sehingga orang bisa keluar masuk ruang satu ke ruang lainnya dengan leluasa.
Rumah bawah tanah yang dibangun selama dua tahun ini juga memiliki sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya.
Karena saat menggali hanya mengandalkan alat sederhana, beberapa ruang dari rumah bawah tanah ini langit-langitnya rendah.
Sehingga, siapa pun yang masuk ke dalamnya harus sedikit membungkuk agar kepala tidak terbentur langit-langitnya.
Oh ya, rumah bawah tanah di Bone ini juga masih belum diplester. Jadi, siapa yang berkunjung bisa melihat tanah berwarna kecoklatan.
Video ini sontak menarik perhatian netizen dan menjadi viral. Banyak yang mengatakan kakek dalam video ini kreatif.
Ada juga yang merasa penasaran jika terjadi hujan dan air masuk ke dalam rumah bawah tanah tersebut.
Namun tidak sedikit yang mengkhawatirkan jika rumah bawah tanah itu betul-betul dijadikan tempat tinggal karena dianggap tidak memenuhi unsur keselamatan.
" Kalo longsor apa gak ketimbun tanah."
" Klo ujan lebat sama air limbah naik gmn tuh, diliat kaya ga ada irigrasinya? Auto sia2."
" Si kakek sering nnton youtube yang primitive bangun2 di hutan itu pasti."
" Tapi bahaya itu, gmn kalo tanah tiba2 ambles terus dbwah nya anak lagi pada main. Tetap harus dipikirkan Resikonya."
" Ini bukan rumah tp karya seni."
Lihat postingan ini di Instagram
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
6 Alasan Anak Perlu Melakukan Tes Minat Sejak Usia Sekolah Dasar, Bukan Saat SMA!
Ketika Elegansi dan Keintiman Gaya Bertemu di Panggung The Locker Room oleh LACOSTE
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang