5 Rukun Khutbah Idul Adha Lengkap Penjelasannya, Umat Islam Wajib Tahu!

Reporter : Arini Saadah
Rabu, 28 Juni 2023 19:36
5 Rukun Khutbah Idul Adha Lengkap Penjelasannya, Umat Islam Wajib Tahu!
Berbeda dari sholat Jumat, khutbah sholat Id dilaksanakan setelah sholat.

Dream – Hal yang membedakan antara dua sholat harai raya Idul Fitri dan Idul Adha dengan sholat lainnya terletak pada adanya khutbah. Khutbah yang mengiringi sholat id menjadi pertanda bahwa momen tersebut sangat istimewa. Khutbah juga dilakukan sebelum pelaksanaan sholat Jumat dan khutbah Istisqa’ saat memohon turun hujan di tengah kekeringan.

Pada momen Idul Adha, Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk keluar rumah dan berbahagia bersama merayakan hari besar Islam tersebut. Bahkan dalam suatu riwayat disebutkan perempuan haid bisa hadir, tanpa mengikuti sholat, untuk mendengarkan khutbah, melantunkan doa, takbir dan dzikir.

Berbeda dari sholat Jumat, khutbah sholat Id dilaksanakan setelah menunaikan sholat yang berjumlah dua rakaat. Hukum khutbah dalam sholat Idul Adha dan Idul Fitri memang sunnah. Akan tetapi ketika dikerjakan harus memenuhi rukun khutbah.

Rukun khutbah Idul Adha penting diketahui setiap Muslim, terutama bagi khotib atau pengisi khutbah. Lantas apa saja rukun khutbah Idul Adha? Mari simak penjelasannya berikut ini!

1 dari 5 halaman

Rukun Khutbah Idul Adha yang Perlu Diketahui

Rukun khutbah Idul Adha tidak jauh berbeda dengan khutbah Jumat. Berikut rincian rukun khutbah Idul Adha yang perlu Sabahata Dream ketahui:

1. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan dalam Kitab al-Minhaj al-Qawim Hamisy Hasyiyah al-Turmusi yang artinya:

“ Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata Allah dan lafadh hamdun atau lafadh-lafadh yang satu akar kata dengannya. Seperti alhamdulillah, ahmadu-Llâha, Allâha ahmadu, Lillâhi al-hamdu, ana hamidun lillâhi, tidak cukup al-hamdu lirrahmân, asy-syukru lillâhi, dan sejenisnya, maka tidak mencukupi.”

2. Membaca Sholawat Nabi

Syekh Mahfuzh al-Tarmasi mengatakan dalam Kitab Hasyiyah al-Turmusi tentang caramembaca sholawat yang benar yaitu ash-shalâtu ‘alan-Nabi, ana mushallin ‘alâ Muhammad, ana ushalli ‘ala Rasulillah.

“ Shighatnya membaca shalawat Nabi tertentu, yaitu komponen kata yang berupa as-shalâtu beserta isim dhahir dari beberapa asma Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallama."

2 dari 5 halaman

3. Berwasiat tentang takwa kepada jemaah sholat Idul Adha

Rukun khutbah Idul Adha selanjutnya tidak memiliki ketentuan redaksi yang mutlak. Prinsipnya adalah setiap pesan kebaikan yang mengajak ketaatan atau menjauhi kemaksiatan. Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Ibni Qasim mengatakan

" Kemudian berwasiat ketakwaan. Tidak ada ketentuan khusus dalam redaksinya menurut pendapat yang shahih. Ucapan Syekh Ibnu Qasim ini kelihatannya mengharuskan berkumpul antara seruan taat dan himbauan menghindari makshiat, sebab takwa adalah mematuhi perintah dan menjauhi larangan, namun sebenarnya tidak demikian kesimpulannya. Akan tetapi cukup menyampaikan salah satu dari keduanya sesuai pendapatnya Syekh Ibnu Hajar. Tidak cukup sebatas menghindarkan dari dunia dan segala tipu dayanya menurut kesepakatan ulama."

3 dari 5 halaman

4. Membaca Ayat Al-Quran pada Salah Satu Khutbah

Rukun khutbah Idul Adha selanjutnya ialah dengan membaca ayat suci Al-Quran di salah satu dari dua khutbah. Namun yang utama diletakkan pada khutbah pertama. Ayat suci Al-Quran yang dibaca dalam khutbah standarnya adalah ayat al-Quran yang dapat memberikan pemahaman makna yang dimaksud secara sempurna.

Contohnya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ 

Artinya: “ Wahai orag-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah orang-orang yang jujur”. (QS. at-Taubah: 119)

4 dari 5 halaman

5. Mendoakan Kaum Muslimin pada Khutbah Kedua

Syekh Zainuddin al-Malibari dalam Kitab Fathul Mu’in Hamisy I’anatut Thalibin menyebutkan yang artinya:

" Rukun kelima adalah berdoa yang bersifat ukhrawi kepada orang-orang mukmin, meski tidak menyebutkan mukminat berbeda menurut pendapat imam al-Adzhra’i, meski dengan kata, semoga Allah merahmati kalian, demikian pula dengan doa, ya Allah semoga engkau menyelamatkan kita dari neraka, apabila bermaksud mengkhususkan kepada hadirin, doa tersebut dilakukan di khutbah kedua, karena mengikuti ulama salaf dan khalaf.”

5 dari 5 halaman

Duduk Sejenak di Antara Dua Khutbah

Penganut madzhan syafi’I menggelar dua khutbah untuk sholat id. Nah, ketika berkhutbah khatib disyaratkan untuk berdiri apabila mampu. Kemudian khatib disunnahkan menyela kedua khutbah dengan duduk sebentar.

Hal ini dijelaskan dalam hadis Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah yang artinya berikut ini: “ Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk."

Ketika menyampaikan khutbah pertama, khatib disunnahkan memulainya dengan membaca takbir sebanyak Sembilan kali. Sementara pada khutbah kedua disunnahkan membaca takbir sebanyak tujuh kali.

Ketika khutbah berlangsung, jemaah sholat Idul Adha diperintahkan tenang dan mendengarkan dengan seksama supaya mendapatkan kesempurnaan sholat Idul Adha.

Demikian penjelasan rukun khutbah Idul Adha lengkap penjelasannya yang penting dipahami setiap Muslim.

Beri Komentar