Tanaman Yang Dikembangkan NASA Di ISS (Foto: NASA/Science Alert)
Dream - Astronot badan luar angkasa Amerika Serikat (The National Aeronautics and Space Administration/NASA) tahun ini akan mencoba berkebun di luar angkasa. Astronot dan para peneliti akan menanam cabai Espanola atau Capsicum annuum.
" Kami juga mencari varietas yang tidak tumbuh terlalu tinggi, namun sangat produktif di lingkungan terkendali yang akan kami gunakan di luar angkasa," kata ahli fisiologi tanaman NASA, Ray Wheeler dilaporkan Science Alert.
Ray mengatakan, cabai Espanola dipilih karena para astronot kerap ingin mencicipi makanan hangat yang pedas dan beraroma menggoda.
Cabai ini juga mengandung vitamin C yang sangat tinggi yang diperlukan para astronot saat melakukan diet di luar angkasa.
Meskipun ada ribuan jenis cabai, paprika Espanola dipilih sebagian karena mereka tumbuh di tempat yang tinggi, memiliki periode pertumbuhan yang pendek, dan dapat dengan mudah diserbuki.
Astronot dan kosmonot sudah merintis teknik berkebun di stasiun ruang angkasa sejak 1982. Ketika itu awak pesawat ruang angkasa Soviet Salyut 7 pertama kali menumbuhkan tanaman model Arabidopsis.
Kosmonot Rusia juga telah memakan produk luar angkasa mereka sendiri sejak 2003. Tetapi baru pada 2015 para astronot Amerika mendapatkan rasa pertama selada luar angkasa mereka.
Beberapa sayuran mulai di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Beberapa sayuran yang tumbuh diantaranya, selada, lobak Swiss, lobak, kol Cina, dan kacang polong.
Kacang polong secara botani merupakan bagian dari buah. Rusia menanamnya selama bertahun-tahun di segmen Rusia ISS.
Tumbuhan memiliki sedikit kesulitan tumbuh dalam gayaberat mikro karena sistem akarnya kompleks dan biasanya menggunakan gravitasi bumi.
Rencana berkebun di luar angkasa ini penting sebagai bagian dari rencana ambisius NASA ke Mars. (Sah)
Dream - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) membagikan foto Stasiun Internasional Luar Angkasa (ISS) saat mengudara di atas Indonesia. Foto tersebut diunggah pada 3 Juli 2019.
" Lingkungan yang damai: Sinar matahari memancar dari Laut Sulawesi di Asia Tenggara saat @space_station terbang di atas Indonesia," tulis NASA.
A peaceful scene:
The Sun's glint beams off the Celebes Sea in southeast Asia as the @Space_Station flies over Indonesia. Want to see more images like this? Check out our @Flickr album and marvel at the beauty of our home planet from above: https://t.co/opik3WF6uj pic.twitter.com/H7cNrCS44H— NASA (@NASA)July 3, 2019
Ini bukan kali pertama ISS melayang di atas Indonesia. Pada 15 Mei, ISS mempublikasikan penampakan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB).
ISS tebang di ketinggian rata-rata 400 kilometer di atas Bumi. ISS berkeliling dunia tiap 90 menit dengan kecepatan 28.000 kilometer per jam.
Dalam sehari, ISS menempuh jarak yang diperlukan untuk pergi dari Bumi ke Bulan dan kembali ke Bumi.
ISS dibantu pusat kendali misi di Houston dan Moskow, serta pusat kendali muatan di Huntsville -- di samping dukungan dari Jepang, Kanada, dan Eropa. Selain NASA, ada beberapa badan luar angkasa yang terlibat di dalam ISS, di antaranya Roscosmos (Rusia), JAXA (Jepang), ESA (Eropa), dan CSA (Kanada) serta 15 badan luar angkasa lainnya.
Dream - Badan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) mengumumkan misi terbarunya pada Kamis, 27 Juni 2019. Menggunakan kendaraan terbang bernama Dragonfly, atau Capung, NASA ingin mengeksplorasi `bulan` Saturnus, Titan.
Dilaporkan CNet, Titan merupakan satelit yang dipenuhi es. Di sistem satelit itu terdapat danau metana besar dan pulau yang dapat menghilang secara misterius. Titan juga disebut sebagai bulan terbesar kedua di tata surya.
NASA rela mencari tahu satelit itu karena kondisi Titan menyerupai kondisi bumi paling awal. Harapannya, Titan dapat menjadi koloni manusia di masa depan.
" Dragonfly akan mengunjungi dunia yang dipenuhi berbagai senyawa organik yang merupakan unsur pembangun kehidupan dan dapat mengajarkan kita tentang asal usul kehidupan itu sendiri," kata Thomas Zurbuchen dari NASA.
Fly, #Dragonfly, fly! Our next destination in the solar system is Saturn’s largest moon, Titan, where our rotorcraft-lander will explore dozens of locations across the icy world. Discover why: https://t.co/GhopCqDjx4 pic.twitter.com/55AilAZ4ar
— NASA (@NASA)June 27, 2019
Dragonfly menjalankan misi awal selama 2,7 tahun. " Dragonfly menandai pertama kalinya NASA menerbangkan kendaraan multirotor untuk ilmu pengetahuan di planet lain; Dragonfly memiliki delapan rotor dan terbang seperti drone besar," kata NASA.
Insinyur NASA sedang mempersiapkan Dragonfly untuk meneroka wilayah seluas 175 kilometer di Titan.
Dream - Mars masih menjadi onjek menarik sekaligus penuh teka-teki bagi sejumlah ilmuwan. Baru-baru ini, robot pendaratan Mars milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) InSight dan penjelajah Curiositu mengirimkan pemandangan awan tipis.
Tetapi, awan tersebut bukan hujan yang terjadi di Mars. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Victoria Hartwick, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Colorado Boulder, awan misterius itu terbentuk di atmosfer tengah Mars, sekitar 30 kilometer di atas tanah.
" Awan tidak hanya terbentuk secara mandiri," kata Hartwick, dilaporkan CNet, Selasa, 18 Juni 2019.
" Awan itu membutuhkan sesuatu yang bisa mereka padukan."
Hartwick menduga, rahasia kemunculan awan tersebut berasal dari " asap meteorik" . Debu es yang terbentuk ketika batuan ruang angkasa terbang ke atmosfer planet.
Beberapa ton puing luar angkasa biasanya menabrak Mars setiap hari, kata Hartwick. Saat meteor meledak, debu beterbangan.
Di Bumi, partikel debu muncul sebagai biji uap air yang mengembun di sekitar untuk membentuk awan. Tindakan serupa bisa terjadi di Mars.
Para peneliti menjalankan simulasi komputer atmosfer Mars. Awan muncul dalam simulasi hanya ketika tim memasukkan meteor dalam perhitungan.
Tim menerbitkan temuannya padai Senin di jurnal Nature Geoscience.
Meneliti awan Mars dapat memberi tahu para ilmuwan lebih banyak mengenai interaksi atmosfer dengan iklimnya. Serta, memberi petunjuk tentang masa lalunya yang lebih hangat dan basah.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN