Beredar Pesan Daftar Obat Covid-19 Saat Isolasi Mandiri, Begini Kata Ahli

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 28 Desember 2020 19:46
Beredar Pesan Daftar Obat Covid-19 Saat Isolasi Mandiri, Begini Kata Ahli
Dalam pesan berantai tersebut terdapat daftar obat untuk pasien covid-19 beserta kegunaannya. Bagaimana faktanya?

Dream - Sebuah pesan berantau berisi informasi daftar obat covid-19 untuk perawatan mandiri di rumah beredar di aplikasi perpesanan. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan di Whatsapp sejak pekan lalu.

Dalam pesan berantai tersebut terdapat daftar obat untuk pasien covid-19 beserta kegunaannya. Berikut isi lengkap pesan berantai tersebut:

Pesan berantai

" Kalau ada yg kena covid tdk perlu panik dan tdk harus ke RS kalau memang tdk terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, krn saat ini RS khusus covid semua penuh.

Bisa diobati sendiri, obat di RS untuk pasien covid seperti ini:

- Antibiotik: azitromycin atau zitrothromax 500 mg diminum 10 hari

- Antivirus: fluvir 75

- Anti batuk dan kluarin dahak: fluimucil 200mg

- Anti radang: Dexamethasone 0,5

- Turun panas: Paracetamol, sanmol

- jgn panik dan Stress.

Untuk jaga imun diatas 55 thn

Tetap hrs minum multi vitamin C 1000 mg .D 5000 Iu .E 400 Iu .Zinc zat (besi )dan usahakan berjemur matahari pagi hari setidaknya 15 menit.

Lianghua sangat bagus untuk membantu meredakan gejala spt batuk dan sesak napas diminum 3x4 kapsul sehari

Silahkan di share ke semua yg membutuhkan, semoga dapat membantu dan cepat sembuh???? 20kims12"

Lalu, benarkah isi pesan berantai daftar obat Covid-19 untuk perawatan mandiri di rumah?

1 dari 5 halaman

Cek Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi tersebut dengan menghubungi dr RA Adaninggar, SpPD. Dia menjelaskan isi pesan berantai tersebut tidak benar.

" Sesuai dengan pedoman tatalaksana covid-19, penanganan pasien disesuaikan dengan gejalanya, yakni ringan, sedang dan berat. Kita tidak boleh mengobati sendiri karena kondisi setiap orang berbeda, harus selalu konsultasi ke dokter," kata dr Adaninggar dikutip dari liputan6.com, Senin 28 Desember 2020.

" Dexamethason, antivirus, antibiotik semuanya termasuk obat keras, tidak semua pasien bisa minum ada penilaian indikasi dan kontraindikasi dari dokter. Pasalnya kalau tidak maka bisa berpotensi ada bahaya efek samping obat, interaksi obat, dan reaksi obat yang bisa terjadi pada kondisi tertentu," ujarnya menambahkan.

" Khusus untuk Lianghua jika digabung pemakaiannya dengan obat modern bisa membantu gejala hilang lebih cepat. Tetapi ini hanya berlaku untuk gejala ringan yang sedang," ujarnya.

2 dari 5 halaman

Kesimpulan

Pesan berantai yang berisi daftar obat covid-19 untuk penanganan mandiri di rumah adalah tidak benar. Faktanya obat untuk covid-19 harus dikonsultasikan dengan dokter karena kondisi pasien berbeda satu sama lain.

Sumber: liputan6.com

3 dari 5 halaman

Gawat! Sebagian Besar Penyintas Covid-19 Alami Siklus Menstruasi Tak Teratur

Dream - Gejala yang muncul dari masing-masing pasien covid-19 seringkali berbeda. Bahkan beberapa ahli menyebut infeksi virus covid-19 ini sebagai penyakit dengan seribu wajah. Hal ini lantaran banyaknya gejala yang ditimbulkan dari virus tersebut.

Temuan terbaru menyatakan infeksi Covid-19 juga disebut bisa menganggu kesehatan perempuan. Dilansir dari World of Buzz, banyak perempuan yang berhasil sembuh dari covid-19 mengalami menstruasi yang tidak teratur.

Efek samping yang aneh ini diambil dari hasil pengamatan dari beberapa perempuan yang tertular Covid-19 dan sembuh dari virus tersebut. Dimana hampir semua pasien mengalami perubahan dalam siklus menstruasi mereka.

4 dari 5 halaman

Perubahan Siklus Menstruasi

Faktanya, hampir semua perempuan di seluruh dunia yang tertular virus tersebut mengklaim bahwa Covid-19 telah memengaruhi siklus menstruasi mereka dengan cara yang aneh. Hal ini termasuk:

  • Kehilangan menstruasi sama sekali selama infeksi Covid-19.
  • Siklus tidak teratur setelah pemulihan.
  • Arus deras.
  • Periode yang sangat lama.

 

5 dari 5 halaman

Apa Penyebabnya?

Efek ini mungkin ada hubungannya dengan hormon wanita, terutama estrogen dan progesteron. Dipercaya bahwa hormon-hormon ini telah menciptakan efek perlindungan terhadap Covid-19 yang pada gilirannya menempatkan perempuan dalam kategori risiko yang relatif rendah untuk infeksi Covid-19, dibandingkan dengan pria.

Selain itu, dokter juga menemukan bahwa perempuan yang termasuk dalam kelompok usia menstruasi yang tertular Covid-19 tampaknya memiliki gejala yang lebih ringan daripada yang lain. Namun, walaupun demikian kasusnya masih menjadi misteri.

Beberapa orang berpendapat bahwa efek buruk pada siklus menstruasi perempuan mungkin karena penyakit, berkurangnya aktivitas fisik karena infeksi virus dan stres akibatnya. Semua faktor di atas berperan dalam cara kerja siklus menstruasi.

(Sah, Sumber : World of Buzz)

Beri Komentar