© MEN
Dream - Gempa 5,8 magnitudo melanda Bali pada Selasa, 16 Juli 2019. Gempa tersebut disebut memberi pesan aktifnya zona subduksi lempeng selatan Bali.
" Gempa ini menjadi alarm pengingat bahwa kita patut waspada. Manifestasi sikap waspada dapat diwujudkan dengan membenahi upaya mitigasi secara menyeluruh, baik upaya mitigasi struktural maupun non struktural," kata Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunasmi, BMKG, Daryono, Kamis, 18 Juli 2019.
Daryono menyebut, saat terjadi gempa, pusat gempa tidak bereda di kerak benua. Pusat gempa berada di zona slab interface.
" Artinya gempa ini berada di bidang kontak antar lempeng yang populer disebut sebagai interplate earthquake," ucap dia.
Daryono menyebut, kondisi gempa tersebut masih wajar. Sebab, hiposenternya terletak di zona transisi Megathrust-Benioff.
Sumber murni sesar yang bergerak naik (thrust fault) biasanya berada di zona megathrust, yang punya kedalaman lebih dangkal.
Gempa yang terjadi di Bali kemarin, lanjut dia, memberikan pesan bahwa zona subduksi lempeng selatan Bali masih aktif dan mampu memicu gempa signifikan.
Sejarah mencatat, gempa di zona subduksi pernah terjadi pada 21 Januari 1917. Gempa itu terjadi pada pagi pukul 06.50 WITA.
Gempa itu mengakibatkan 1.500 orang meninggal, bangunan rumah dan istana rusak, sebanyak 64.000, serta 10.000 lumbung beras rusak, serta 2.431 pura termasuk Pura Besakih.
Menurut Daryono, gempa ini, kata ilmuwan Soloviev, memicu tsunami setinggi 2 meter di Klungkung hingga Benoa.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Muhammad Ali)
Dream - Gempa berkekuatan 5,8 magnitudo mengguncang Bali. Dilaporkan gempa tersebut membuat bangunan gapura Indonesia Tourism Development Corporation (IDTC) Badung, rontok.
Dilaporkan Liputan6.com, saksi mata, Marcellinus mengatakan, gempa terjadi pukul 07.18 WIB.
" Gempanya lumayan kencang, sejauh ini nggak ada rumah rusak. Cuma di gapura ITDC jatuh batu-batunya," ujar Marcellinus, Selasa, 16 Juli 2019.
Warga Kuta, Wayan Swarsa mengatakan, gempa membuat warga keluar dari rumah dan bangunan.
" Aktivitas pagi sudah mulai, saya juga siap-siap sembahyang pagi lalu gempa keras, jadi para wisatawan juga bangun, keluar rumah. Kan saya ada homestay," ucap dia.
(ism, Sumber: Liputan6.com/Nila Chrisna)
Kondisi kolam renang di Krobokan
Sementara itu warga Krobokan, David menyebut, gempa membuat kolam renang bergetar hebat. " Lihat ke taman kolam renang kos-kosan goyang, tapi airnya enggak sampai ngeluber keluar," kata David.
Dia menyebut gempa yang terjadi berdurasi singkat. Kurang dari semenit.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa tak berpotensi tsunami. BMKG mengatakan lokasi gempa berada di 83 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali dengan kedalaman 68 kilometer.
(ism, Sumber: Liputan6.com/Andry Haryanto)
Dream - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 6 pada pagi ini sekitar pukul 07.18 WIB. Titik pusat gempa ada di Samudera Hindia dengan getaran kuat terasa di Bali dan Nusa Tenggara Barat.
" Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=6 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,8," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dikutip dari laman resmi BMKG, Selasa 16 Juli 2019.
Rahmat mengatakan, pusat gempa berada di koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT. Tepatnya berlokasi di laut dengan jarak 80 km dari Kabupaten Jimbaran, Bali di kedalaman 104 km.
Gempa bumi ini terjadi karena adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Selain itu, BMKG juga menganalisa gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault).
Menurut Rahmat, gempa juga dirasakan di Badung 5 Modified Mercalli Intensity (MMI), Nusa Dua 4-5 MMI, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat 4 MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara 3 MMI, jember, lumajang 2-3 MMI.
" Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," ucap dia.
BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tidak percaya dengan isu liar yang ada di media sosial. Selalu mengecek informasi di laman resmi BMKG www.bmkg.go.id juga beberapa akun resmi BMKG di media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN