Cara Mencintai Allah dan Rasul-Nya, Dibuktikan dengan Keteguhan Iman & Ikhlas Menjalani Ujian

Reporter : Arini Saadah
Selasa, 22 Februari 2022 12:00
Cara Mencintai Allah dan Rasul-Nya, Dibuktikan dengan Keteguhan Iman & Ikhlas Menjalani Ujian
Rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah bisa dibuktikan dengan keteguhan iman, ketabahan hati, dan keikhlasan menjalani segala ujian.

Dream - Ketika sibuk melakukan aktivitas sehari-hari, atau sedang tidak melakukan aktivitas apapun, sering terlintas di pikiran tentang Allah dan Rasul-Nya.

Merenung sebentar sambil melihat sekeliling, terbayang di pikiran kita begitu besar kekuasaan Allah. Anekaragam bentuk ciptaan Allah, keseimbangan hidup, planet-planet yang mengorbit dengan teratur dan sebagainya membuat kita semakin cinta dengan Allah.

Allah juga menciptkan para utusannya untuk menjaga keseimbangan kehidupan. Mereka adalah para malaikat, para nabi dan para rasul-Nya.

Rasul atau utusan terakhir Allah adalah Nabi Muhammad SAW yang menjadi nabi akhiruzzaman. Tercatat dalam berbagai keterangan dari al Qur'an, posisi Nabi Muhammad SAW sedemikian dekat dengan Allah.

Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya. Cara mencintai Allah dan Rasul-Nya bisa dibuktikan dengan berbagai hal. Yang paling utama adalah cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya lebih dari cintanya kepada selain keduanya.

1 dari 3 halaman

Cinta yang Paling Utama

Rasa cinta merupakan rasa sayang, empati, dan keinginan untuk memiliki dan dimiliki, yang ditanamkan Allah di lubuk hati manusia. Cinta disebut sebagai anugerah dari Allah yang tidak bisa ditolak oleh manusia.

Rasa cinta bisa beragam jenisnya, baik cinta kepada sesama makhluk, cinta kepada lawan jenis, cinta kepada orangtua, cinta kepada anak, cinta kepada sahabat, dan cinta kepada hewan maupun tumbuhan.

Sebab manusia memiliki fitrah yaitu mencintai dan dicintai. Dari semua cinta tersebut, cinta yang paling luar biasa dan pasti akan selalu terbalas adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Tanpa rahmat dari Allah, rasa cinta kepada sesama makhluk tidak akan pernah terjadi. Maka dari itu barangsiapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan Allah niscaya dia akan merasakan manisnya iman.

Dari Anas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “ Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.” (H.R. Bukhari Muslim)

2 dari 3 halaman

Cinta Dunia Hanyalah Fana

Ilustrasi

Cinta yang bersifat duniawi, seperti cinta kepada sesama manusia, harta benda, dan alam semesta ini sifatnya fana. Jika Allah berkehendak, kapan saja Dia bisa mengambilnya dari genggaman manusia.

Ketika Allah hendak mencabut nyawa orang yang sangat kita cintai, maka tidak ada manusia yang bisa menghalangi kehendak-Nya.

Maka dari itu Rasulullah SAW mengingatkan kepada orang-orang yang beriman, bahwa rasa cinta kepada manusia dan dunia sepantasnya tidak boleh melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda :

“ Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian hingga ia lebih mencintai aku daripada kedua orangtuanya, anaknya, dan manusia semuanya.”

Bahkan Allah juga telah jelas memberikan peringatan kepada manusia melalui Al Quran Surat At Taubah ayat 24 yang artinya:

Katakanlah: “ Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."

3 dari 3 halaman

Cara Mencintai Allah dan Rasul-Nya

Telah dijelaskan dalam banyak firman dan hadis, ciri utama orang yang beriman adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya. Lantas bagaimana cara membuktikan bahwa kita benar-benar mencintai Allah dan Rasul-Nya?

  1. Pertama, rasa cinta itu harus dibuktikan dengan keteguhan iman, ketabahan hati, dan keikhlasan menjalani segala ujian.
  2. Kedua, cara mencintai Allah dan Rasul-Nya juga perlu dibuktikan dengan tekun dan istiqamah melaksanakan ibadah hanya karena Allah SWT.
  3. Ketiga, rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya perlu dibuktikan dengan kerelaan untuk berkorban baik harta benda, hingga jiwa sekalipun demi berjalan di jalan Allah.

Semakin tinggi kecintaan manusia kepada Allah dan Rasul-Nya, maka semakin berat ujian yang dihadapinya. Ujian ini bisa berbentuk harta, tahta dan wanita. Ketiga hal itu kerap membuat manusia goyah imannya.

Para Rasul saja yang sudah dikenal memiliki kesabaran luar biasa juga harus menjalani berbagai ujian untuk membuktikan kecintaannya kepada Allah. Nabi Ayyub AS, misalnya, selama bertahun-tahun menderita penyakit kulit yang tak bisa diobati. Hingga semua orang menjauhinya termasuk istrinya sendiri.

Kemudian Nabi Nuh AS diberi cobaan karena dikhianati oleh istri dan anaknya sendiri sampai Allah mendatangkan azab berupa banjir besar kepada umatnya yang ingkar. Dan masih banyak lagi kisah Rasul yang membuktikan kecintaannya kepada Allah dengan ujian yang berat.

Hal ini membuktikan, ketika manusia sudah sempurna cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka manusia akan merasakan manisnya iman. Orang yang beriman tidak lagi mencintai dunia melebihi cintanya kepada Allah. Cara mencintai Allah dan Rasul-Nya yang ekstrim dibuktikan oleh kehidupan kaum sufi. Mereka hanya hidup untuk memuja dan beribadah kepada Allah.

Misalnya, Rabi’ah al’Adawiyah, karena cintanya kepada Allah tidak mau terbagi, beliau tidak mau menikah, punya anak dan menolak godaan harta benda. Sebab menurutnya, seluruh hidupnya hanya digunakan untuk beribadah, dzikir, bertasbih dan tahmid kepada Allah SWT.

Sumber: uin-malang.ac.id dan muhammadiyah.or.id.

Beri Komentar