China Kembali Berangus Madrasah di Xinjiang

Reporter : Sandy Mahaputra
Kamis, 18 September 2014 10:30
China Kembali Berangus Madrasah di Xinjiang
Akibat pemberlakuan larangan mendirikan madrasah atau sekolah agama, umat Islam di Xinjiang mencari sekolah secara sembunyi-sembunyi agar anak-anak mendapat pendidikan agama.

Dream - Dalam upaya menyapu bersih identitas agama warga di ujung barat Xinjiang yang mayoritas penduduknya muslim, pihak berwenang China telah menggerebek beberapa sekolah Islam di ibukota kabupaten Urumqi.

Mereka menangkapi puluhan muslim di wilayah tersebut. " China berpikir bahwa orang Uighur yang menjunjung tinggi agama dan menggunakan internet sebagai ancaman terhadap kekuasaan China," kata Dilxat Raxit, juru bicara organisasi perlawanan Uighur di pengasingan kepada wartawan, Kamis 17 September 2014.

" Permusuhan yang dikobarkan China akan menyebabkan lebih banyak orang Uighur kehilangan kebebasan mereka," tambah Raxit, yang menyuarakan kekhawatiran atas nasib muslim Uighur di tengah kebijakan yang merugikan itu.

Lebih dari 85 orang ditangkap saat sebuah madrasah muslim Uighur digerebek baru-baru ini. Dalam laporannya, harian Legal Daily menyebutkan Pemerintah China telah 'menyelamatkan' 190 anak dari madrasah tersebut.

Bukan kali ini saja tindakan keras terhadap madrasah Urumqi dilakukan pihak berwenang China. Pada Agustus kemarin, China mengklaim bahwa mereka telah 'menyelamatkan' 82 anak-anak dari sekolah Islam.

Penyerbuan terhadap madrasah Urumqi merupakan bagian dari kampanye pemerintah China untuk memerangi penyebaran paham radikal.

Akibat pemberlakuan larangan mendirikan madrasah atau sekolah agama, umat Islam di Xinjiang mencari sekolah secara sembunyi-sembunyi agar anak-anak mendapat pendidikan agama.

" Hanya di kelas politik siswa diperkenalkan kepada agama-agama utama di dunia, termasuk Islam. Selain itu, tidak ada kelas agama (di Xinjiang)," Xiaofeng Chen, juru bicara Save the Children di Beijing, yang menjalankan program pendidikan di Xinjiang, mengatakan kepada UCA.

Muslim Uighur mengutuk tindakan kekerasan yang baru saja dilakukan pihak berwenang China terhadap madrasah di Xinjiang. Mereka menuduh China telah mengebiri kebebasan mereka melaksanakan ibadah agama.

" Warga, terutama perempuan dan pemuda, tidak diizinkan ke masjid. Mereka memiliki kebutuhan untuk belajar ilmu agama. Sebaliknya, orang-orang yang menguasai bidang agama bertambah tua dan akan menghilang secara bertahap," kata warga muslim di Urumqi.

Banyak pemuka agama Islam telah memperingatkan bahwa larangan pendidikan Islam akan menciptakan ajaran radikal di daerah otonomi Xinjiang.

" Diskriminasi dan kurangnya pendidikan agama yang normal telah menyebarkan pemikiran radikal di kalangan anak muda," kata seorang pria muslim berusia 30 tahun di Urumqi.

Sejak 2001, China telah melakukan tindakan kekerasan di Xinjiang, yang kemudian menindas budaya, tradisi keagamaan dan bahasa warga muslim Uighur.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More