Pengorbanan Remaja Selamatkan Korban Tragedi Mina

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 29 September 2015 11:45
Pengorbanan Remaja Selamatkan Korban Tragedi Mina
Aslam sampai mengalami patah lengan kiri akibat terdesak jemaah haji yang ingin melempar jumrah.

Dream - Muhammad Aslam Nalakath, 17 tahun, merasakan kesedihan begitu mendalam. Tangannya tak mampu menyelamatkan lebih banyak nyawa di Kamis kelabu itu.

Padahal, dia bersama beberapa orang lain telah bersusah payah menerobos jemaah haji yang berebut akan melontar jumrah di Jalan 204. Tujuannya hanya satu, menyelamatkan para jemaah haji yang terinjak-injak.

Sayang, upaya itu tetap tidak maksimal. Ribuan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia tergeletak tanpa nyawa, tewas dalam tragedi Mina pada 24 September lalu.

Aslam merupakan remaja asal Perinthalmanna, distrik Malappuram Kerala, India bersama relawan lainnya telah bersumpah untuk mengabdikan diri sepanjang musim haji tahun ini. Dengan penuh keikhlasan, para relawan bekerja membantu para jemaah haji tanpa kenal lelah.

Meski relawan, bukan berarti tugas Aslam cukup mudah. Dia bahkan sampai menderita patah pada lengan kiri saat menjalankan misi penyelamatan jemaah yang terjebak di Mina.

" Satu-satunya yang membuat saya lega adalah saya bisa ambil bagian dalam menyelamatkan setidaknya dua jemaah setelah menarik mereka keluar dari tumpukan jenazah. Usaha saya untuk menyelamatkan jemaah ketiga gagal karena saya tersandung setelah beberapa jenazah menimpa saya," ujar Aslam.

Aslam datang dari Jazan bergabung dengan 1.700 relawan di bawah naungan Haj Cell of Kerala Muslim Cultural Center. Organisasi ini merupakan organisasi ekspatriat Muslim India terbesar di kawasan Teluk dan selalu mengambil bagian dalam setiap penyelenggaraan haji.

Aslam ditugaskan di Mina untuk mengawal jemaah yang sakit dan memberikan pelayanan medis di atas ambulans Haj Cell. Seluruh ambulans telah mendapat perintah dari pihak berwenang Arab Saudi untuk mengangkut korban tragedi Mina.

" Insiden terjadi saat ambulans kami berada dekat lokasi kejadian di Al-Jadeed Street. Saat itu kami sedang mengantarkan jemaah India kembali ke tenda mereka di Mina setelah dari rumah sakit," ungkap Aslam.

Aslam ingat betul suasana kala itu yang begitu mencekam. Dia bahkan sempat dirundung ketakutan menghadapi ribuah jenazah yang tertumpuk.

Tetapi, tugas kemanusiaan harus tetap dijalankan. Aslam lalu bergabung dengan pasukan keamanan Arab Saudi untuk menyelamatkan jemaah yang masih mampu bertahan.

" Setelah menghimpun semua keberanian, saya menutup mata untuk sementara waktu dan menaiki jenazah untuk menyelamatkan mereka yang terluka dan mengerang kesakitan," tutur dia.

Selama dua hari, Aslam terus berada di lokasi kejadian dan menangkat jenazah para korban tragedi Mina. Dia baru kembali ke kamp relawan setelah sebagian besar jemaah telah meninggalkan Padang Arafah pada Sabtu malam.

Aslam mengakui pengalaman menjadi relawan dan terlibat dalam misi penyelamatan korban tragedi Mina tidak akan pernah hilang dari ingatannya. Dia begitu berterima kasih kepada pasukan keamanan Arab Saudi yang telah mengizinkan relawan terlibat dalam misi penyelamatan tersebut.

Aslam merupakan putra dari profesor ilmu komputer Universitas Jazan, Firos Mansour. Mansour telah dua tahun menjadi relawan haji, tetapi pada musim haji 1436 Hijriah dia tidak terlibat lantaran sakit.

Peran tersebut kemudian digantikan oleh Aslam. Keberanian Aslam dalam menyelamatkan para jemaah yang masih bertahan merupakan sebuah kebanggaan baginya.

Sumber: saudigazette.com.sa

Beri Komentar