Penjemputan Ratusan Santri Di Tasikmalaya (Foto: Instagram @Infojawabarat)
Dream - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya melakukan penjemputan terhadap 153 santri pesantren di Kampung Cigeureung, Keluarahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Mereka dijemput setelah hasil swab terkonfirmasi positif Covid-19. Ratusan santri lainnya, tetap menjalani isolasi di lingkungan pesantren dan tidak diperbolehkan pulang ke rumah.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Hendriana mengatakan, pemeriksaan yang dilakukannya terhadap santri di lingkungan pesantren persis 76 benda tercatat 832 sample dan hasilnya 45 persen atau 375 orang santri telah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Namun, mereka tidak semua dijemput karena harus menjalani isolasi di pesantren karena statusnya orang tanpa gejala (OTG).
" Kami telah melakukan penjemputan terhadap 153 santri yang bergejala demam dan sesak menggunakan 21 unit kendaraan Puskesmas untuk dilakukan diisolasi di RS Dewi Sartika, Kawalu, Hotel Crown dan RSUD dr Soekardjo. Sedangkan, untuk 222 santri akan dilakukan isolasi di lingkungan pesantren dan semuanya tidak diperbolehkan pulang ke rumah," katanya Senin, 15 Februari 2021.
Dalam video yang diunggah @infojawabarat, terlihat puluhan mobil ambulance Satgas Covid-19 melakukan penjemputan ratusan santri pondok pesantren. Terlihat para petugas mengenakan APD lengkap dan santri tengah mempersiapkan diri untuk diangkut.
Menurut penjelasan Asep, hasil pemeriksaan diterima 823 sample dan diketahui ada 375 orang positif Covid-19. Mereka terdiri dari 152 santri pria, 171 santriwati, 32 ustaz, dan 20 ustazah.
" Santri yang diisolasi di Hotel Crown, Rumah Sakit Dewi Sartika, Kawalu dan RSUD dr Soekardjo jumlahnya ada 153 orang. Akan tetapi, 222 orang santri lainya tetap berada di Pondok Pesantren persis 76 benda mengingat mereka statusnya bergejala ringan, tapi untuk yang bergejala demam dan sesak mendapat perawatan di rumah sakit," ujarnya.
Sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) di pesantren telah dihentikan dan tidak ada kegiatan di lingkungan pesantren.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya angka terkonfirmasi positif covid-19 tercatat 3.891 kasus di antaranya 3.065 orang dinyatakan sembuh, 758 pasien masih mendapat perawatan dan 68 orang meninggal dunia.
Peningkatan kasus yang terjadi selama ini didominasi oleh klaster pesantren dan keluarga.
View this post on Instagram
Dream - Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, mengatakan penularan Covid-19 di lingkungan pesantren masih terjadi hingga saat ini. Sejumlah santri dan kiai tertular Covid-19 dan Kemenag terus mengupayakan pencegahan.
Waryono mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya menekan penyebaran Covid-19 di pesantren seperti mendorong pembelajaran online. Meski begitu, Waryono mengakui ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran daring.
" Tidak semua pesantren berlokasi di perkotaan, keterbatasan jaringan dan kuota internet ditambah santri berasal dari berbagai daerah yang tentu tidak sama dengan lingkungan sekolah biasa. Jadi tidak mungkin kegiatan pembelajaran daring dapat diterapkan secara merata," ujar Waryono.
Waryono mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi pesantren adalah protokol menjaga jarak. Ini karena kamar asrama dihuni lebih dari satu santri, sehingga mereka didorong untuk semakin disiplin memakai masker.
" Ini merupakan tugas berat. Walaupun kyai sudah sering kali mengingatkan untuk menerapkan 3M. Bahkan, tradisi makan bersama sudah ditiadakan walaupun sebelum pandemi tradisi tersebut menjadi kebiasaan sehari hari," ucap Waryono.
Dia mengapresiasi pondok pesantren yang terus berbenah dalam rangka mitigasi penyebaran Covid-19 melalui pengetatan protokol kesehatan. Kemenag sendiri telah memberikan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang bisa dimanfaatkan pesantren untuk menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19.
" Pesantren juga terus berbenah untuk meminimalisir penyebaran,” tukasnya.
Meski penularan masih terjadi, Waryono mengatakan tingkat kesembuhan di sana juga terus meningkat. Hal ini tidak terlepas dari sikap para pimpinan pesantren yang cepat, tanggap terkoordinasi dengan gugus tugas setempat.
" Kami mendapat informasi dari Kemenkes, 90 persen lebih pesantren memiliki gugus tugas. Pesantren taat mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan mengutamakan keselamatan kyai, ustadz, dan santri,” sambungnya.
Waryono menambahkan, gugus tugas Kemenag juga telah memberikan bantuan penanggulangan di sebagian pesantren yang terdapat peristiwa terkonfirmasi positif Covid-19.
" Saya mengimbau seluruh pengasuh pesantren dan pimpinan lembaga pendidikan keagamaan Islam agar lebih ketat lagi dalam melaksanakan protokol kesehatan," ucap Waryono, dikutip dari Kemenag.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN