Dilarang Terbang, Rombongan Bupati Nabire Pukul Petugas Airnav

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 17 Mei 2017 11:15
Dilarang Terbang, Rombongan Bupati Nabire Pukul Petugas Airnav
Pesawat carteran Bupati Nabire dilarang terbang karena cuaca buruk.

Dream - Insiden pemukulan dialami dua petugas Airnav diduga oleh rombongan Bupati Nabire, Papua. Insiden ini terjadi pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIT.

GM Airnav Nabire Kiki Andrian membenarkan hal itu. Penyebab terjadinya insiden lantaran jadwal penerbangan pesawat carteran Bupati bersama rombongan dibatalkan karena cuaca buruk

Andrian menjelaskan sebelum pemukulan terjadi, pihak Heavilift selaku maskapai penerbangan carteran mengajukan rencana penerbangan kepada otoritas bandara Nabire. Pesawat akan lepas landas sekitar pukul 06.30 WIT.

" Pada pukul 06.00 utc, sebelum mereka take off, pihak Heavilit meminta extend (penundaan) waktu sampai dengan pukul 09.00 utc. Namun pihak otorita tidak berani me-release dikarenakan ada informasi bahwa cuaca ke arah tenggara buruk," ujar Andrian melalui keterangan tertulis diterima Dream, Rabu, 17 Mei 2017.

Otorita bandara lalu memberi saran Heavilift harus membuat surat pernyataan pertanggungjawaban jika ingin terbang di luar jam operasional. Saran itu ditolak dan pesawat carteran Bupati Nabire bahkan tidak berani terbang.

Airnav lalu memutuskan membatalkan penerbangan pesawat carteran itu. Atas keputusan itu, Bupati Nabire tidak terima dan mendatangi kantor Airnav untuk meminta penjelasan.

Sayangnya, penjelasan yang disampaikan Airnav melalui petugas bernama Hardianto tidak membuat rombongan Bupati Nabire puas. " Tiba-tiba, memukul Hardianto serta seorang karyawan magang Airnav atas nama Anton," kata dia.

Atas insiden itu, Andrian mengatakan pihaknya tengah mengumpulkan sejumlah bukti pemukulan itu untuk dilaporkan ke polisi. Salah satunya adalah hasil pemeriksaan visum.

Terkait insiden tersebut, belum ada penjelasan dari pihak Pemda Nabire. Dream masih berusaha menghubungi pihak Bupati untuk meminta penjelasan. (Sah)

Beri Komentar