Ilmuwan Temukan Wujud 'Kota Yang Hilang' Di Dasar Samudra Atlantik, Begini Penampakannya (University Of Washington)
Dream – Ilmuwan menemukan sebuah " Kota yang Hilang" di dekat pegunungan bawah laut Samudra Atlantik. Penemuan itu terjadi pada tahun 2000.
Ketika menjelajah samudra dengan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh, para ilmuwan melihat adanya 'cerobong' berwarna biru pucat saat tersorot cahaya lampu. Wilayah itu diketahui sebagai medan hidrotermal.
Menurut Science Alert, terlihat 'bangunan-bangunan' kecil seukuran jamur payung hingga sebuah monolit raksasa berdiri kokoh setinggi 60 meter.
" Menara" itu ditemukan di kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut. Menurut ilmuwan, situs seperti ini belum pernah ditemukan sebelumnya di Samudra Atlantik walaupun ada kemungkinan medan hidrotermal seperti ini juga ada di suatu tempat yang belum terdeteksi.
Bangunan ini memiliki " cerobong asap" yang memuntahkan gas sepanas 40 derajat celcius. Ini adalah rumah bagi banyak siput dan krustasea.
Hewan yang lebih besar seperti kepiting, udang, bulu babi, dan belut jarang ditemukan, tetapi masih ada di sini.
Uniknya, hidrokarbon yang dihasilkan oleh " Kota Hilang" ini tidak terbentuk dari karbon dioksida atmosfer atau sinar matahari, tetapi oleh reaksi kimia di dasar laut dalam.
Karena hidrokarbon adalah bahan penyusun kehidupan, hal ini membuka kemungkinan bahwa kehidupan berasal dari habitat seperti ini.
Karena informasi yang dikandungnya, beberapa ahli menyerukan agar " Kota yang Hilang" ini terdaftar sebagai situs Warisan Dunia guna melindungi keajaiban alam sebelum terlambat.
Sayangnya, para ilmuwan bukan satu-satunya yang tertarik dengan medan yang tidak biasa itu.
Pada tahun 2018, diumumkan bahwa Polandia telah memenangkan hak untuk menambang laut dalam di sekitar " Kota yang Hilang"
Meskipun tidak ada sumber daya berharga yang dapat dikeruk di medan termal itu sendiri, penghancuran lingkungan " Kota yang Hilang" dapat menimbulkan konsekuensi mengancam bagi pelestarian situs.
Laporan: Cika Puspita
This is the Lost City, a towering ecosystem in the middle of the North Atlantic. It’s completely unique, with life found nowhere else on Earth. And if someone wanted to destroy it? There’s nothing you could do about it. No laws. No consequences. Welcome to the High Seas... pic.twitter.com/mdG5wOsr5h
— Open Ocean Exploration (@RebeccaRHelm)August 22, 2022
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Presiden Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, 5 Menteri Diganti dan Lantik 1 Menteri Baru
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa