Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo (Youtube BNPB)
Dream - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal Doni Monardo, akan menerima gelar Doktor Honoris Causa dari IPB University, dulu bernama Institut Pertanian Bogor (IPB). Pemberian gelar ini telah mendapat persetujuan dari Senat Akademik IPB yang ditetapkan dalam Rapat Pleno pada Selasa, 20 Oktober 2020.
" Pengabdian dan jasa beliau yang luar biasa bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, pendidikan, pembangunan pertanian dalam arti luas serta kemanusiaan akan menjadi inspirasi bagi kita semua," ujar Rektor IPB, Arif Satria, melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Doni dinilai layak mendapat gelar tersebut karena memenuhi kriteria dalam Peraturan Senat Akademik IPB Nomor 05/2015 tentang Pemberian Gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) di Lingkungan IPB.
Gelar ini sebagai pengakuan dan penghargaan atas karya, prestasi, dedikasi, dan kontribusi di bidang sains dan teknologi. Serta penghargaan atas pengabdian dan jasa Doni bagi kemajuan pendidikan, pembangunan dalam arti luas, dan kemanusiaan.
Sepanjang kariernya, Doni berkontribusi nyata dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Doni dinilai menjalankan penugasan dengan prestasi, baik saat mulai bertugas di Aceh, menjadi Danrem 061/Surya Kencana Bogor, sebagai Danjen Kopasus, Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam III/Siliwangi, Sesjen Wantannas dan kini Kepala BNPB.
Saat bertugas, Doni dinilai berperan aktif dalam meningkatkan dan mengembalikan kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia.
Dalam ketentuan Senat Akademik IPB, gelar Doktor Honoris Causa diberikan kepada seseorang yang memenuhi lima kriteria. Kriteria tersebut yaitu membangkitkan kepedulian lingkungan dan memberikan pelatihan ketrampilan (environmental awareness and training), memobilisasi sumber daya (resource mobilization) dan membangun jaring kerja kolaborasi (pentahelix), memulihkan dan merehabilitasi keanekaragaman hayati spesies dan ekosistem, membangun kolaborasi penegakan hukum, dan melakukan advokasi kebijakan.
Seluruh lima kegiatan tersebut dapat berjalan secara berkesinambungan, terutama karena adanya kepemimpinan lingkungan (environmental leadership) yang kuat dan menonjol pada sosok Doni.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Libur panjang akan berlangsung pekan depan. Pemerintah menyiapkan berbagai upaya untuk menghindari adanya peningkatan kasus Covid-19 usai libur panjang berakhir.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, meminta perusahaan mendorong karyawannya untuk melapor jika hendak bepergian ke zona merah dan oranye. Karyawan juga diminta menjalani isolasi mandiri jika mengalami gejala seperti demam, gangguan pernapasan atau hilang kemampuan perasa dan pembau usai libur panjang.
" Karyawan yang berpergian ke zona oranye dan merah harus melaporkan ke perusahaan," ujar Wiku.
Wiku mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar rumah saat libur panjang. Tetapi jika mendesak dan harus keluar rumah, dia mengingatkan untuk menjalankan protokol kesehatan dengan pakai masker, jaga jarak hindari kerumunan serta cuci tangan dengan sabun di air mengalir.
Wiku mengungkapkan data periode liburan Idul fitri pada 22-25 Mei 2020, terjadi kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan sekitar 69 persen sampai 93 persen. Angka ini muncul setelah libur lebaran dengan rentang waktu 10 hari-14 hari.
Demikian pula saat libur panjang 20-23 Agustus 2020, terjadi kenaikan jumlah kasus harian sebanyak 58 persen hingga 118 persen. Data ini muncul sejak libur panjang pekan ketiga bulan Agustus 2020 dengan rentang waktu 10 hari sampai 14 hari.
" Juga terjadi angka kenaikan absolut pada tes dengan hasil positif yang naik mencapai 3,9 persen dalam dua minggu di tingkat nasional," kata Wiku.
Wiku menunjukkan hasil studi tahun 2020, " Effect of Human Mobility Restriction on The Spread of Covid-19 in Shenzhen China Modelling Study Using Mobile Phone Data" . Studi ini menunjukkan pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 20 persen dapat melandaikan kurva kasus sebanyak 33 persen dan menunda kemunculan puncak kasus selama dua minggu.
Pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 40 persen dapat melandaikan kurva kasus 66 persen dan menunda kemunculan puncak kasus selama empat minggu. Bahkan pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 60 persen dapat melandaikan kurva kasus sebanyak 91 persen dan menunda kemunculan puncak kasus selama empatbelas minggu.
Studi lainnya berjudul " Stay at Home Works to Fight Again Covid-19 International Evidance from Google Mobility" , data dibuat dari 130 negara, menunjukkan 1 persen peningkatan masyarakat yang berdiam di rumah akan mengurangi 70 kasus dan 7 kematian mingguan.
Bahkan 1 persen pengurangan mobilitas masyarakat menggunakan transportasi umum di terminal, stasiun, dan bandara akan mengurangi 33 kasus dan 4 kematian mingguan.
Sebanyak 1 persen pengurangan kunjungan masyarakat ke ritel dan tempat rekreasi juga mengurangi 25 kasus dan 3 kematian mingguan. Apabila terjadi 1 persen kunjungan ke tempat kerja akan mengurangi 18 kasus dan 2 kematian mingguan.
" Bisa dibayangkan berapa banyak nyawa yang bisa dilindungi dan selamatkan dengan pengurangan kunjungan tadi," kata Wiku, dikutip dari Covid19.go.id.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas