Pria Ini Menjalani Hukuman Penjara Atas Kesalahan Yang Tak Pernah Dilakukannya. (Foto: OddityCentral.com)
Dream - Pada tanggal 26 Mei 2019 nanti, Manuel Germán Ramírez Valdovinos genap 19 tahun berada di penjara. Dia dijatuhi hukuman 43 tahun.
Valdovinos dipenjara karena dituduh telah melakukan pembunuhan yang tidak pernah dilakukannya.
Dia didakwa membunuh seorang pria yang diduga masih segar bugar dan hidup bahagia sampai sekarang.
Kisah sedih ini diawali saat Valdovinos masih berusia 22 tahun dan menjadi guru musik di sebuah sekolah di Kota Texapan, Meksiko.
Pada tanggal 26 Mei 2000, Valdovinos baru saja pulang dan akan merayakan ulang tahun anaknya yang masih berumur satu bulan.
Tiba-tiba, delapan petugas pengadilan menggerebek rumah Valdovinos. Mereka memukuli dan memborgolnya.
Setelah itu mereka menyeret dan memasukkan Valdovinos ke dalam bagasi mobil tanpa pelat nomor.
Dia ditangkap tanpa surat perintah penahanan dan langsung dibawa ke kantor polisi setempat.
Di sana, Valdovinos disiksa dengan cara kedua tangan digantung dan disetrum menggunakan tongkat kejut listrik.
Valdovinos dipaksa mengaku melakukan pembunuhan terhadap seorang pria yang kurang dia kenal.
Setelah mendengar tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Valdovinos terkejut. Valdovinos mengenal pria yang kata polisi menjadi korban pembunuhannya.
Pria itu bernama Manuel Martínez Elizalde. Dia adalah orang yang dipinjami uang oleh Valdovinos sebelumnya.
Kepada Valdovinos, Elizalde mengaku keluarganya tak punya apa-apa untuk dimakan.
Tapi Valdovinos heran karena dia tidak punya masalah dengan Elizalde, apalagi berniat membunuhnya.
Keheranan Valdovinos makin menjadi ketika dia melihat ayah Elizalde datang ke kantor polisi.
Ayah Elizalde datang untuk mengonfirmasi pelaku pembunuhan putranya dan mengatakan bahwa bukan Valdovinos orangnya.
" Bukan, jangan yang ini. Dia adalah teman anak saya," kata ayah Elizalde kepada penyidik kepolisian.
Tapi polisi bersikeras dan tetap menahan Valdovinos. Mereka akan mengajukan Valdovinos ke kantor Jaksa Penuntut Umum.
Valdovinos akhirnya paham setelah tahu ayah Elizalde menjanjikan uang senilai US$150,000 atau Rp2,1 miliar kepada agen polisi yang menangkap pelakunya.
Tuduhan pembunuhan dan penangkapan dirinya ternyata hanyalah skenario keji agar keluarga Elizalde bisa mendapat asuransi senilai US$1 juta.
Sementara orang yang disangka sebagai korban pembunuhan sebenarnya tidak pernah mati. Setelah mendapat asuransi, Elizalde dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat.
Elizalde melakukan operasi plastik untuk mengubah penampilan fisiknya. Sejak itu dia tinggal di AS menggunakan identitas baru.
Elizalde juga masih sering mengunjungi ayahnya di sebuah vila mewah di Meksiko yang dibangun menggunakan uang asuransi.
Selama 19 tahun ini, Valdovinos terus mengupayakan pembebasan dirinya atas tuduhan pembunuhan yang tak pernah dilakukannya.
Namun sayang, semua bukti-bukti yang dia ajukan dianggap tidak kuat oleh para hakim dan jaksa di Meksiko.
Tidak sampai di situ. Valdovinos bahkan pernah mengirim surat pribadi ke Presiden Meksiko, Peña Nieto, agar melakukan penyelidikan atas kasusnya.
Tapi usahanya itu tetap saja sia-sia hingga akhirnya dia minta bantuan dunia internasional melalui Inter-American Court of Human Rights.
Usahanya menemukan titik terang. Setelah melakukan penyelidikan, badan tersebut memerintahkan agar Valdovinos dilindungi di bawah Protokol Istanbul.
Secara teoritis, Valdovinos seharusnya sudah dibebaskan begitu rekomendasi pengadilan dibuat di Meksiko.
Saat ini, Valdovinos hanya bisa menunggu keajaiban agar rekomendasi itu segera keluar dan dirinya bisa bebas.
Sumber: OddityCentral.com