Jokowi: Belum Ada Penelitian Varian Baru Covid-19 Lebih Mematikan

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 5 Maret 2021 19:01
Jokowi: Belum Ada Penelitian Varian Baru Covid-19 Lebih Mematikan
Dua kasus infeksi Covid-19 varian baru di Indonesia sudah dinyatakan negatif.

Dream - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tidak khawatir dengan kemunculan kasus infeksi virus corona B117 dari Inggris di Indonesia. Jokowi menyatakan belum ada bukti ilmiah yang menyatakan varian baru tersebut lebih berbahaya.

" Belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa varian baru ini lebih mematikan," ujar Jokowi, dalam keterangan yang diunggah di channel YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan dua kasus yang ditemukan di Indonesia saat ini sudah dinyatakan negatif Covid-19. Selain itu, pencegahan agar varian baru tersebut tidak menular sudah dijalankan.

" Untuk itu, mari kita tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan dengan ketat seiring dengan pelaksanaan vaksinasi yang semakin cepat," kata dia.

1 dari 5 halaman

Kasus infeksi B117 untuk pertama kalinya ditemukan di Indonesia pada dua orang WNI. Keduanya baru pulang dari luar negeri di awal Februari lalu.

Keduanya sempat menjalani karantina Wisma Atlet Pademangan dan menjalani tes usap PCR di hari terakhir. Tetapi, hasil tes menunjukkan keduanya masih positif sehingga karantina diperpanjang.

Setelah dinyatakan negatif, keduanya pulang ke daerah asalnya masing-masing. Satu orang pulang ke Karawang, sementara satunya pulang ke Brebes.

Mereka tetap diharuskan menjalankan isolasi mandiri di bawah pengawasan ketat dari Dinas Kesehatan masing-masing daerah. Isolasi masih berjalan hingga saat ini.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

2 dari 5 halaman

Begini Alur Masuknya Kasus Covid-19 B117 ke Indonesia

Dream - Dua kasus infeksi virus corona B117 terkonfirmasi muncul di Indonesia. Kasus tersebut berasal dari dua WNI yang baru pulang dari luar negeri.

Dua WNI tersebut diketahui berinisial M, 40 tahun, dan A, 45 tahun. Keduanya pulang ke Indonesia dengan pesawat berbeda pada 28 Januari 2021.

M pulang menggunakan pesawat Qatar Airways. Sedangkan A naik pesawat Garuda Indonesia.

Keduanya menjalani karantina dan tes PCR bersama penumpang lainnya, dengan total 33 orang. Hasil tes menunjukkan tujuh orang terkonfirmasi positif Covid-19.

Rinciannya, tiga orang warga Karawang, dua warga Cianjur, satu dari Kota Bekasi, satu dari Sukabumi. Dari tes tersebut pula, M dan A dinyatakan positif terinfeksi virus corona jenis baru dengan kode B117.

Setelah karantina di Wisma Atlet Pademangan dan dinyatakan negatif Covid-19, M pulang ke Karawang. Sedangkan A langsung pulang menuju Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

3 dari 5 halaman

Sudah Pulang

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Nanik Jodjana, mengatakan, A merupakan warga Brebes yang bersuami warga Karawang. Nanik menjelaskan, Dinkes Karawang tidak melakukan tracing kontak erat A karena yang bersangkutan langsung pulang ke Brebes.

" Sudah ada koordinasi dengan Kemenkes, dan juga Satgas Covid di Brebes. Saat ini kondisi si A baik dan sedang di-tracing," kata Nanik.

Untuk M, Nanik memastikan saat ini yang bersangkutan berada di kediamannya. Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang masih menjalankan kontak erat dari M.

" Jadi anak, kakek, anak, dan calon suami ya sudah di-tracing di tempat tinggalnya, Kecamatan Lemahabang," kata dia.

 

4 dari 5 halaman

Jawaban Satgas Covid-19 Soal Masuknya Varian Baru Covid-19

Dream - Kasus infeksi Covid-19 varian baru B.1.1.7 dari Inggris akhirnya masuk ke Indonesia. Dua orang warga negara Indonesia dilaporkan terpapara varian virus corona itu setelah pulang dari luar negeri di awal Februari lalu.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, menerangkan tidak mungkin seluruh akses perjalanan internasional ditutup. Sehingga, varian baru tersebut akhirnya bisa masuk Indonesia.

" Dunia ini saling berkaitan dan kita tidak bisa selamanya melumpuhkan mobilisasi yang juga mengancam sektor sosial ekonomi lainya dan secara diplomasi, Indonesia memiliki perjanjian perjalanan dengan beberapa negara," ujar Wiku dalam konferensi pers disiarkan channel YouTube BNPB Indonesia.

Wiku mengatakan masuknya virus B.1.1.7 ke Indonesia menjadi pelajaran berharga. Ke depan, Pemerintah akan mengintensifkan upaya antisipatif pada kasus impor Covid-19.

 

 

5 dari 5 halaman

Pemerintah juga memperhatikan tingkat akurasi alat pengujian Covid-19. Selain itu, menguatkan perhatian pada prosedur karantina dan perawatan bagi pelaku perjalanan internasional.

" Serta pelaksanaan dari whole genome sequencing yang lebih holistik dan realtime," kata Wiku.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan upaya Pemerintah untuk mencegah masuknya kasus Covid-19 impor harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama pelaku perjalanan internasional. Karena jika pelaku perjalanan tidak kooperatif, maka pencegahan tidak dapat berjalan secara maksimal.

" Dengan kerja sama yang baik maka hal-hal seperti ini bisa dicegah terjadi. Bukan hanya untuk Indonesia tapi juga belahan lainnya di global," ucap Wiku.


Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar