Pilu, Bocah di Depok Semalaman Peluk Jasad Ibunya yang Positif Covid-19

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 8 Juli 2021 10:00
Pilu, Bocah di Depok Semalaman Peluk Jasad Ibunya yang Positif Covid-19
Begini kisah Ipda Khusnul Khotimah saat membantu nakes melakukan pemulasaran tetangganya yang meninggal akibat Covid-19.

Dream - Pagi itu, Ipda Khusnul Khotimah terkejut dengan isi pesan di grup WhatsApp Rukun Tetangga rumahnya. Salah satu tetangga dilaporkan meninggal dunia akbiat terpapar virus corona.

Polwan anggota Pamin Laka Polda Metro Jaya langsung bergegas menghubungi petugas pemulasaraan jenazah.

" Di group RT ada pengumuman meninggal, dari subuh jam 04.00 WIB ramai kan. Saya bilang, siapa meninggal, mamanya A meninggal," kata Khusnul kepada merdeka.com, Rabu 7 Juli 2021.

Ipda Khusnul tinggal di Gang Haji Icang, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dia mendapat kabar tetanggnya berinisial UM, 34 tahun, meninggal dunia, Minggu 4 Juli 2021 sekitar pukul 02.00 WIB. Sebelum jenazah diurus, anak perempuan almarhumah yang berusia tiga tahun sempat tidur bersama orangtuanya itu.

khusnul© Merdeka.com/ istimewa

Kondisi itu dijelaskan Ipda Khusnul kepada tim pemulasaran jenazah. Proses pemulasaran jenazah pun harus menunggu sang anak bangun.

" Karena kondisi jenazah dari malam itu dikelonin sama anaknya yang umur tiga tahun, akhirnya dia usahakan pagi tapi enggak maksimal timnya. Karena harus dibagi ada beberapa yang meninggal, saya bilang oke bu enggak apa-apa," cerita Khusnul.

1 dari 3 halaman

Sempat Ragu

Ipda Khusnul Khotimah & petugas pemulasaran© Merdeka.com

Setelah lama menunggu, akhirnya petugas pemulasaran datang di rumah duka pada pukul 09.00 WIB. Namun yang datang hanya satu petugas bertubuh kecil bernama Ella.

Mengetahui kondisi tubuh jenazah lebih besar, Ella akhirnya meminta Ipda Khusnul membantunya melakukan pemulasaran. Namun saat itu dirinya tak langsung mengiyakan permohonan sang petugas.

" Saya butuh bantuan bu," kata Ella saat itu.

" Waduh gimana bu ya," jawab Khusnul.

" Ibu bisa bantu saya enggak?" tanya Ella kembali

" Saya takut, karena enggak pernah nanganin jenazah, apalagi jenazah Covid. Saya takut bu," jawab Khusnul.

" Nanti saya pandu bu," ujar Ella.

" Oh ya sudah Bismillah, tapi saya usaha APD dulu bu," jawab Khusnul.

2 dari 3 halaman

Nekat Membantu

Tak butuh waktu lama, Khusnul langsung meminta asisten rumah tangganya untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD) di sebuah bidan dekat tempat tinggalnya serta sarung tangan dan masker.

Setelah apa yang dimintanya itu datang, ia pun langsung memakainya dengan serba double atau dua seperti sarung tangan dan juga masker dan tanpa memakai faceshield pelindung wajah yang memang saat itu tidak ada.

" Akhirnya dipandu sama ibu itu, saya yang bagian gulingin jenazah ke sini, baru dimasukin kain kafan, baru dimasukin kaya terpal gitu. Kan harus dibungkus plastik dulu, kaya gitu. Terus setelah udah masuk kantong jenazah, baru ambulan dateng ada petugas yang cowok dua udah pakai APD sama nurunin peti. Baru itu bantu kita ngangkat ke peti, kaya gitu," jelas Khusnul.

" Jadi sebenarnya saya juga penakut, tapi karena keadaan dan orang lingkungan enggak pada berani mendekat, saya cuma mikir ini jenazah enggak mungkin didiemin dari semalam gitu kan. Jadi itu faktor nekat," imbuhnya.

Khusnul bercerita, kala itu proses pemulasaran jenazah meamakan waktu kurang lebih satu jam.

 

3 dari 3 halaman

Almarhumah Sempat ke Rumah Sakit

Sebelum meninggal, alamarhumah sempat pergi ke rumah sakit untuk mengobati penyakitnya itu. Namun, rumah sakit yang sempat ia kunjunginya sudah penuh serta stok ketersedian oksigen tidak mencukupi.

" Disini beberapa hari itu banyak yang meninggal di rumah, kan kaya tetangga saya itu dia sudah ke Rumah Sakit, rumah sakit penuh, oksigen juga sudah langka. Jadi dia pulang lagi," ungkapnya.

Oleh karena itu, almarhumah bersama dengan dua anak, suami, dan orangtua perempuannya, melakukan isolasi mandiri (Isoman). Tapi, Khusnul mengaku tidak mengetahui jika mereka sekeluarga melakukan isoman.

Sebab itulah, saat mendapatkan kabar meninggalnya UM, khusnul tak berpikiran jika wanita tersebut meninggal di rumah atau tempat tinggalnya.

" Saya itu tahu dia Covid, tapi enggak tahu kalau di rumah. Karena kan saya sendiri pulang malam, pulang dinas langsung di rumah, jarang keluarlah. Makanya giliran dibilang meninggal, tak pikir meninggal di rumah sakit. Ternyata meninggal di rumah, saya kaget. Kok bisa, saya bilang gitu. Ternyata dia sudah usaha ke rumah sakit, penuh gitu," papar Khusnul.

Sumber: merdeka.com

Beri Komentar