Muhammad Rifai, Kuli Bangunan Dan Buruh Tani Yang Jadi Sarjana Berprestasi (Muhammadiyah.or.id)
Dream - Muhammad Rifai memang berasal dari keluarga tidak mampu. Dia bahkan kerap bekerja serabutan sebagai kuli bangunan maupun buruh tani.
Meski begitu, profesi tersebut tidak menghalangi Rifai mencatatkan prestasi. Dia berhasil membuat orangtuanya tersenyum bangga dengan catatan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,9 alias Cum Laude.
Rifai lulus dari Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung. Dia juga dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik ke dua tahun ini.
Pemuda ini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Unmuh Metro angkatan 2014. Dia bisa berkuliah berkat meraih Beasiswa Bidik Misi.
Sebelum berkuliah, Rifai sempat bekerja sebagai buruh tani di Bengkulu. Penghasilan yang dia dapat digunakan untuk biaya indekos di Kota Metro agar tidak memberatkan orangtuanya.
Pendapatan orangtua Rifai sebagai buruh tani di Balitung tidaklah besar. Apalagi, sang ayah kala itu sedang sakit sehingga butuh biaya pengobatan.
Rifai bercerita, dia sebenarnya sangat ingin berkuliah. Mimpinya hampir sulit terwujud begitu ayahnya sakit.
Beruntung, ada seorang pria paruh baya yang mengajar Rifai bekerja ke Bengkulu. Rifai segera mengiyakan ajakan tersebut.
" Selama di perantauan, saya kerja sebagai buruh tani di sawah dan buruh karet. Dan kerja di perantauan ini selama setengah bulan mendapat uang Rp950 ribu untuk menambah biaya indekos," kata Rifai, dikutip dari Muhammadiyah.or.id.
Kerja keras itu berlanjut ketika Rifai sudah menjadi mahasiswa. Setiap kali libur semester, Rifai menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah dengan kerja serabutan mulai menjadi buruh sampai pemandu wisata.
" Paling lama bekerja saya di sawah dan uang yang terkumpul dipakai untuk menambah bekal selama kuliah di UM Metro," kata Rifai.
Di bidang akademik, Rifai mencatatkan prestasi berupa IP tertinggi di setiap smester. Dia juga sudah bekerja di salah satu perusahaan di Kota Bogor sebelum lulus.
" Saya selalu bercita-cita pengen dapat kerjaan sebelum wisuda," ucap Rifai.
Akhirnya, setelah sidang pendadaran skripsi, Rifai merantau ke Kota Bogor dan melamar pekerjaan. Modalnya hanya transkrip nilai dan Surat Keterangan menunggu proses yudisium.
" Saya memberanikan melamar pekerjaan di salah satu industri tekstil di Bogor, melalui panggilan psikotes dan interview akhirnya saya diterima sebagai HRD di perusahaan itu," kata Rifai.
Kondisi bukan penghalang bagi Rifai untuk berprestasi. Kini, dia bisa tersenyum setelah sekian lama bersusah payah mengejar mimpinya.
Sumber: Muhammadiyah.or.id
Advertisement
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!