Ludahi Troli Belanja Saat Wabah Corona, Pria Saudi Terancam Hukuman Mati

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 30 Maret 2020 13:00
Ludahi Troli Belanja Saat Wabah Corona, Pria Saudi Terancam Hukuman Mati
Tindakan pria tersebut digolongkan sebagai kejahatan berat, karena Saudi sedang berjuang melawan virus corona.

Dream - Seorang pria di Arab Saudi terancam hukuman mati jika terbukti bersalah. Pria ini ditangkap lantaran meludahi troli belanja di sebuah pusat perbelanjaan di Hail, kota di barat laut Saudi.

Ancaman bagi pria ini sangat berat mengingat Saudi kini tengah berjuang melawan virus corona. Apa yang dilakukan pria yang identitasnya disembunyikan tersebut digolongkan sebagai kejahatan berat.

" Perilaku seperti ini terkutuk secara agama maupun hukum," ujar sumber kejaksaan, seperti dilaporkan harian Ajel.

Pria tersebut sempat diinterogasi setelah ditangkap. Tetapi, motif atas tindakan tersebut tidak diketahui dengan jelas.

" Tindakan ini dianggap bagian dari korupsi, dengan berusaha menyebarkan epidemi virus corona kepada setiap anggota masyarakat dan menimbulkan kepanikan di antara mereka," kata sumber tersebut.

Otoritas Saudi telah melaporkan dua kematian akibat Covid-19 dari 900 kasus yang terjadi di negara tersebut. Kerajaan mengambil sejumlah langkah untuk melawan virus tersebut.

Pada Senin pekan lalu, Saudi mulai menerapkan jam malam di seluruh wilayahnya. Pada Kamis kemarin, pergerakan penduduk di antara 13 wilayah telah dilarang.

Sedangkan penduduk di Riyadh, Mekah, dan Madinah dilarang keluar dari tiga kota tersebut. Demikian pula, penduduk dari luar kota dilarang masuk.

Sumber: Gulf News

1 dari 5 halaman

Korsel Prioritaskan Indonesia untuk Mendapat Test Kit Corona, Alhamdulillah

Dream - Pemerintah Korea Selatan akan memprioritaskan pengiriman bahan karantina pasien corona covid-19 seperti perlengkapan test kit untuk Indonesia. Dua negara lainnya yang menjadi prioritas adalah Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab (UEA).

Kepastian tersebut diperoleh dari pejabat kementerian luar negeri Korsel usai menggelar pertemuan antar lembaga. Pertemuan itu membahas kemungkinan pengiriman bantuan kebutuhan perlengkapan karantina corona untuk kemanusiaan dan permintaan di dalam negeri.

Mengutip laman Yonhap, sebanyak 117 negara saat ini telah meminta bantuan untuk mengimpor perlengkapan test kit corona Covid-19 dan kebutuhan medis lainnya.

Banyak juga negara berusaha meminta bantuan kemanusia untuk menangani wabah yang telah menjadi pandemi global ini.

 

2 dari 5 halaman

Presiden AS Minta Bantuan Korsel

Pejabat Korsel yang tak disebutkan namanya mengatakan bahwa prioritas utama akan ditujukan kepada pemerintah AS. Alasannya wabah corona di negeri itu telah mengalami lonjakan tajam.

" Presiden Donald Trump juga telah membuat permintaan kepada kami sendiri, sementara AS belum melarang masuknya warga kami dan mencapai kesepakatan pertukaran mata uang dengan Korea Selatan," kata pejabat itu.

Sementara UEA terpilih sebagai prioritas karena negara tersebut telah menjalin banyak kerja sama dengan pemerintah Korsel.

 

3 dari 5 halaman

Alasan Prioritaskan Indonesia

Khusus Indonesia, pejabat tersebut mengatakan, negara ini merupakan mitra utama dalam Kebijakan Selatan Baru Seoul yang bertujuan meningkatkan hubungam dengan 10 anggota negara ASEAN.

Meski telah menetapkan sebagai prioritas utama, pejabat Korsel tersebut tetap memastikan langkah ekspor hanya bisa dilakukan jika tidak terjadi kekurangan pasokan di dalam negeri.

Diketahui, dari 117 negara yang mencari produk medis dari Korsel, sebanyak 31 negara telah menghubungi pemerintah langsung guna mengimpor dari mereka. Sementara 30 negara lainnya mengajukan permohonan atas nama bantuan kemanusiaan.

Selain itu, 20 negara telah menyampaikan harapannya untuk mengimpor produk-produk tersebut dan menerimanya sebagai bantuan kemanusiaan. Dan 36 negara telah mencari barang-barang tersebut melalui kerja sama swasta.

(Sah, sumber: Yonhap)

4 dari 5 halaman

AS Temukan Alat Pendeteksi Cepat Virus Corona, Cuma Butuh Tes 5 Menit!

5 Cara Kerja Virus Corona COVID-19 Lumpuhkan Penderita

Dream - Perusahaan farmasi, Abbot Laboratories mengaku telah memiliki alat yang diklaim bisa mendeteksi seseorang terinfeksi virus corona Covid-19 hanya dalam hitungan 5 menit.

Alat pendeteksi ini juga diklaim lebih praktis karena berukuran kecil dan bisa dibawa kemana-mana (portabel).

Wakil Presiden Penelitian dan Pengembangan Abbot Diagnostics, John Frel seperti dikutip dari laman Bloomberg, menyatakan perusahaan akan memasok 50 ribu alat tes dalam sehari mulai 1 April mendatang.

Tes molekuler yang dijalankan alat ini akan mencari fragmen genom coronavirus, yang dapat dideteksi hanya dalam lima menit ketika virus berada pada level parah.

Sementara pencarian menyeluruh untuk mengetahui ada tidaknya infeksi diperkirakan hanya memakan waktu hingga 13 menit.

Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) saat ini telah menjadi pusat pandemi virus corona Covid-19 di dunia dengan kasus mencapai di atas 100 ribu orang. AS telah berjuang menyediakan tes yang cukup untuk mendeteksi virus corona yang mulai mewabah di New York, California, Washington dan daerah lainnya.

 

5 dari 5 halaman

Cara Kerja Alat Pendeteksi Corona

Teknologi dari Abbot ini dibangun di ID Now Abbott yang berbasis di Illinois, lokasi pengetesan paling dikenal di AS, dengan lebih dari 18 ribu unit tersebar di seluruh negeri.

Alat ini Ini banyak digunakan untuk mendeteksi influenza, radang tenggorokan dan virus syncytial pernapasan, serta kuman yang bisa menyebabkan gejala seperti pilek.

Tes dimulai dengan mengambil swab dari hidung atau belakang tenggorokan, kemudian mencampurnya dengan larutan kimia yang memecah virus dan melepaskan RNA-nya.

Campuran ini dimasukkan ke dalam sistem ID Now, sebuah kotak kecil dengan berat hanya di bawah 7 pound yang memiliki teknologi untuk mengidentifikasi dan memperkuat urutan pilih genom coronavirus dan mengabaikan kontaminasi dari virus lain.

Peralatan dapat dipasang hampir di mana saja. Tetapi perusahaan memastikan bahwa alat ini akan diprioritaskan untuk daerah yang paling membutuhkan.

Mereka menargetkan ruang gawat darurat rumah sakit, klinik gawat darurat, dan tempat praktik dokter.

(Sah, Sumber: Bloomberg)

Beri Komentar